Erich Fromm

Sosiolog dan psikoanalis Jerman
Revisi sejak 11 Maret 2022 00.54 oleh Saiful Arvandy (bicara | kontrib) (menambahkan isi artikel)

Erich Pinchas Fromm (23 Maret 1900 – 18 Maret 1980) merupakan seorang psikologi sosial, psikoanalis, sosiologi, humanisme, sosialis demokrat dan filsuf berkebangsaan Jerman. Dia merupakan asosiasi untuk Sekolah Frankfurt untuk teori kritik.

Erich Seligmann Fromm
Fromm
LahirMarch 23, 1900
Frankfurt am Main, Germany
Meninggal18 Maret 1980(1980-03-18) (umur 79)
Muralto, Ticino, Switzerland
Era20th century
KawasanWestern philosophy
AliranSekolah Frankfurt, teori kritis, humanistic psychoanalysis, Yudaisme Humanis
Minat utama
Humanisme, Social theory, Marxisme
Gagasan penting
Being and Having Modes of Existence, Keamanan melawan Kebebasan, Social character, Character orientation

Dia dilahirkan di Frankfurt am Main. Erich Fromm pertama kali belajar pada tahun 1918 di Universitas Goethe Frankfurt untuk semester dua di yurisprudensi. Pada musim panas 1919, Fromm studi di Universitas Heidelberg di fakultas sosiologi.

Dia merupakan anggota Partai Sosialis Amerika pada era 1950-an.

Erich Pinchas Fromm adalah anak tunggal yang dilahirkan dari pasangan suami istri Naphtali Fromm dan Rosa Krause. Ayahnya lahir pada tanggal 30 November 1869 dan adalah seorang Yahudi Ortodoks dan introvert. Pekerjaan ayahnya adalah sebagai seorang pedagang anggur yang notabene kurang sukses. Sementara ibunya adalah seorang yang energik, narsistis dan depresif. Keadaan dan kepribadian orang tuanya menjadikan masa kanak-kanak Erich Fromm tidak menyenangkan dan tidak membahagiakan.Ketika berusia 12 tahun, Erich Fromm mengalami suatu pengalaman yang traumatis karena menyaksikan secara langsung seorang wanita berbakat dan cantik yang dicintainya melakukan bunuh diri. Karena keterikatan dengan ayahnya, maka wanita itu nekat membunuh diri dengan alasan tidak mau terpisahkan dan akan tetap bersatu bersama ayahnya dalam kematian. Kejadian itu membuat Erich Fromm sangat terpukul sebab wanita yang ia cintai telah pergi.[1]

Pada tahun 1926, Erich Fromm menikahi seorang wanita bernama Frieda Reichmann. Istrinya adalah seorang psikoanalis. Saat itu pula Erich Fromm menjadi seorang psikoanalis dan telah bekerja sama di sebuah klinik pribadi di Heidelberg. Pada dasawarsa terakhir hidupnya yakni sekitar tahun 1970, Erich Fromm bersama istrinya tinggal di Cuernavasa, Meksiko. Dan pada tahun 1974, ia pindah ke Muralto, Swiss. Erich Fromm menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 18 Maret 1980 di rumah kediamannya, hanya terpaut lima hari dari ulang tahunnya yang ke-80.[2]

Banyak yang Erich Fromm pelajari setelah meninggalkan kedua orang tuanya, seperti psikologi, filsafat dan terutama ilmu sosiologi ketika berada di Universitas Heidelberg. Fromm menjalin suatu hubungan yang akrab dengan Alfred Weber, seorang psikolog yang kepribadiannya terasa mesra dan human. Ketika berada di Universitas Heidelberg Frankfurt, Erich Fromm banyak menghabiskan waktu untuk membaca buku tentang sosiologi dan psikologi. Fromm juga mempelajari karya ahli-ahli terkemuka dalam bidang ekonomi, sosial dan politik seperti Karl Marx, Max Weber, Herbert Spencer, Charles Darwin dan Sigmund Freud. Setelah meraih gelar Doktor, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut Psikoanalisis Berlin yang sangat terkenal. Erich Fromm berpikir bahwa mungkin dengan ini, ia sudah menemukan jawaban dari irasionalitas manusia dalam karya-karya Sigmund Freud, namun sesungguhnya hal itu tidak memuaskannya.[3]

Pemikiran-pemikiran

Psikonalisis

Erich Fromm merupakan salah satu anggota dalam mazhab Frankfurt. Psikonalisis diperkenalkan oleh Fromm kepada mazhab Frankfurt untuk memperkuat kritik ideologi mazhabnya. Fromm memberikan penjelasan mengenai alasan dari kenyataan yang menentukan kesadaran. Ia juga memberikan penjelasan mengenai kehilangan sikap ini dari kaum protelar. Ia berpendapat bahwa psikanalisis mampu menjelaskan dengan tepat hubungan antara kesadaran pikiran manusia atas kehidupannya yang berkaitan dengan materi yang nyata. Fromm juga menyatakan bahwa psikoanalisis mampu memberikan keputusan yang terbaik bagi manusia. Ia menolak bahwa keputusan psikoanalisis berlaku bagi sistem. Alasannya adalah adanya kecenderungan untuk memperlakukan segala hal sebagai objek. Kecenderungan ini berasal dari dominasi orientasi untuk menguasai segala sesuatu.[4]

Keterasingan

Fromm meyakini bahwa manusia berada dalam kondisi keterasingan di dalam masyarakat akibat dari sistem teknologi yang rasional. Keterasingan ini membuat individu merasa dirinya sendiri sebagai orang asing bagi dirinya sendiri. Sistem teknologi telah membuat manusia tidak lagi menganggap dirinya sebagai pusat dari dunia. Manusia juga sudah tidak menganggap perilakunya sebagai hasil dari perbuatannya sendiri. Perbuatan-perbuatan dan tindakannya menjadi sesuatu yang dipatuhi hingga mirip sesuatu yang disembah. Fromm mengemukakan bahwa keterasingan ini terjadi hampir di semua bidang kehidupan manusia. Mulai dari hubungan dengan dirinya sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan pola makan, hubungan dengan pekerjaan, hingga hubungan dengan negara.[5]

Karakter sosial

Karakter sosial menurut Fromm secara teori maupun umum adalah suatu sistem pengisian energi kehidupan dan élan vital. Proses pengisian energi ini dilakukan oleh individu dengan cara berhubungan baik dengan manusia lainnya. Cara lainnya adalah dengan menyesuaikan diri dengan alam untuk memenuhi kebutuhan material dengan disertai kepuasan. Menurut Fromm, karakter sosial ini merupakan sebuah sistem sehingga sifat-sifatnya berkaitan satu sama lain. Perubahan pada sifat yang tunggal hanya dapat terjadi jika sistem berubah secara utuh. Sistem karakter sosial ini menjadi acuan dasar perilaku. Individu yang satu dengan yang lainnya dibedakan berdasarkan karakter sosial yang dimilikinya. Sementara itu, Fromm menyatakan bahwa kesamaan umum dalam karakter sosial ini adalah kondisi fisiologis dasar.[6]

Karya tulis

The Art of Loving

The Art of Loving diterbitkan pertama kali pada tahun 1956. Buku ini menjelaskan tentang dilema hubungan sosial dari sesama manusia pada masa pasca Perang Dunia II hingga masa revolusi industri ketiga. Fromm memberikan penjelasan yang menjadi penyebab dari dilema tersebut. Penyebabnya adalah kesalahan dalam memaknai cinta. Pada masa tersebut, masyarakat menganggap cinta sebagai awal dari kekecewaan dan kegagalan dan tidak menganggapnya sebagai suatu awal dari kebahagiaan dan kedamaian. [7]

You shall be as Gods: A Radical Interpretation of the Old Testament and Its Tradition

You shall be as Gods: A Radical Interpretation of the Old Testament and Its Tradition adalah karya tulis Fromm yang diterbitkan pada tahun 1966 di Kota New York oleh penerbit Fawcet Premier. Bagian epilog dari buku ini menjelaskan tentang konsep mengenai manusia dan Tuhan dalam tradisi Yahudi di dalam kitab Perjanjian Lama. Ia menyatakan bahwa terjadi empat kali pergeseran konsep mengenai Tuhan di dalam kitab ini. Tuhan awalnya dipandang sebagai Tuhan yang penuh dengan kekuasaan penuh. Kemudian pandangan ini berubah menjadi Tuhan yang berkuasa secara konstitusional. Pada konsep ini, Tuhan mematuhi prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh-Nya. Pergeseran konsep berikutnya menjadikan Tuhan tidak lagi bernama. Sedangkan pergeseran konsep terakhir menjadikan Tuhan sama sekali tidak memiliki sifat-sifat esensial.[8]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Cremers 2004, hlm. 3.
  2. ^ Sastrapratedja 1987, hlm. 27.
  3. ^ Schultz 1991, hlm. 62.
  4. ^ Kumari, Fatrawati (2015). "Strategi Budaya dalam Filsafat Erich Fromm". Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora. 13 (2): 186–187. 
  5. ^ Sutikna, Nana (2008). "Ideologi Manusia Menurut Erich Fromm: Perpaduan Psikoanalisis Sigmund Freud dan Kritik Sosial Karl Marx" (PDF). Jurnal Filsafat. 18 (2): 212. 
  6. ^ Mappiare, Andi (2013). "Kekerasan Psiko-sosial dalam Pendidikan dan Keniscayaan Bimbingan Konseling". Jurnal Psikologi: Teori dan Aplikasi. 3 (2): 115. 
  7. ^ Here, Sonia Visita (2021). "Hakekat Cinta dan Perannya bagi Etika Humanistik Erich Fromm". Syntax Idea. 3 (5): 1195. ISSN 2684-6853. 
  8. ^ Supratiknya, A. (2002). "Tinjauan Buku: Manusia Menjadi Tuhan?" (PDF). Suksma. 1 (1): 47. ISSN 1412-9426. 

Daftar pustaka

  • Cremers, Agus (2004). Masyarakat Bebas Agresivitas – Bunga Rampai Karya Erich Fromm. Maumere: Ledalero. 
  • Sastrapratedja, M. (1987). Pengantar Dalam Erich Fromm; Memiliki dan Menjadi Tentang Modus Eksistensi. Jakarta: LP3ES. 
  • Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius. 

Bibiliografi

  • Escape from Freedom (US), Fear of Freedom (UK) (1941)
  • Man for himself, an inquiry into the psychology of ethics (1947)
  • Psychoanalysis and Religion (1950)
  • Forgotten language; an introduction to the understanding of dreams, fairy tales, and myths (1951)
  • The Sane Society (1955)
  • The Art of Loving (1956)
  • Sigmund Freud's mission; an analysis of his personality and influence (1959)
  • Psychoanalysis and Zen Buddhism (1960)
  • May Man Prevail? An inquiry into the facts and fictions of foreign policy (1961)
  • Marx's Concept of Man (1961)
  • Beyond the Chains of Illusion: my encounter with Marx and Freud (1962)
  • The Dogma of Christ and Other Essays on Religion, Psychology and Culture (1963)
  • The Heart of Man, its genius for good and evil (1964)
  • Socialist Humanism (1965)
  • You Shall Be as Gods: a radical interpretation of the Old Testament and its tradition (1966)
  • The Revolution of Hope, toward a humanized technology (1968)
  • The Nature of Man (1968)
  • The Crisis of Psychoanalysis (1970)
  • Social character in a Mexican village; a sociopsychoanalytic study (Fromm & Maccoby) (1970)
  • The Anatomy of Human Destructiveness (1973)
  • To Have or to Be? (1976)
  • Greatness and Limitation of Freud's Thought (1979)
  • On Disobedience and other essays (1984)
  • The Art of Being (1993)
  • The Art of Listening (1994)
  • On Being Human (1997)

Pranala luar