Kari Jepang

variasi makanan khas Jepang
Revisi sejak 18 Maret 2022 11.17 oleh Veerguees (bicara | kontrib) (Perbaikan kesalahan ketik)

Kari Jepang atau Kari (カレー, karē) adalah salah satu masakan populer di Jepang. Hidangan ini biasanya disajikan dalam tiga bentuk utama: nasi kari (カレーライス, karē raisu), karē udon (semacam mi tebal), dan karē-pan. Nasi kari Jepang biasanya secara sederhana disebut kare (カレー, karē).

Kari Jepang
Kari ala Jepang
JenisKari
Tempat asalJepang
Bahan utamaSayuran (bawang bombai, wortel, kentang), daging (sapi, babi, ayam)
VariasiKarē raisu, karē udon, karē-pan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Berbagai jenis sayuran dan daging digunakan untuk membuat kari Jepang. Sayuran dasar adalah bawang bombai, wortel, dan kentang. Untuk daging, daging sapi, babi, dan ayam adalah yang paling populer. Katsu-karē adalah daging babi goreng tepung disajikan dengan saus kari.

Kari mulai diperkenalkan ke Jepang pada masa Era Meiji (1868–1912) oleh Inggris, yang kala itu menjajah India. Demikian hidangan ini menjadi populer dan dapat dibeli di pasar swalayan pada tahun 1960-an. Hidangan ini telah teradaptasi dengan selera Jepang, dan dikonsumsi begitu meluas sehingga ada yang menyebutnya masakan nasional.[1]

Karena masakan ini diperkenalkan ke Jepang melalui perantara Inggris, pada awalnya hidangan ini dianggap masakan barat. Kari gaya barat ini kini hadir bersamaan dengan kari asli India sejak mulai populernya kari India sejak dasawarsa 1990-an. Jenis ketiga adalah kombinasi keduanya, kari asli (オリジナルカレー, orijinaru karē), juga tersedia. Kari gaya barat ini populer di kalangan tentara Angkatan Laut Inggris. Angkatan Laut Jepang mengadopsi kari AL Inggris dan kini menjadi hidangan tiap Jumat bagi personel Angkatan Laut Bela Diri Jepang.[2]

Di kawasan Kansai, kari daging sapi lebih lazim, sementara di kawasan Kanto kari daging babi lebih populer. Hal ini sangat berbeda dengan negara-negara Asia Selatan yang memiliki pengaruh Hindu yang kuat (yang mengharamkan daging sapi) dan Islam (yang mengharamkan daging babi), kari vegetarian, ayam, atau kambing dan domba lebih lazim.

Campuran saus

Saus kari (カレーソース, karē sōsu) disajikan di atas nasi putih untuk menyajikan kari. Saus kari ini dibuat dengan mancampur bubuk kari, tepung terigu, dan minyak, bersama dengan bahan lain. Untuk membuat ruks (ルー, ) atau bahan pengental yang kemudian ditambahkan pada rebusan daging dan sayuran, dan kemudian diaduk hingga kuah kari mengental. Penambahan kentang pada kari diperkenalkan oleh William S. Clark dari Institut Pertanian Sapporo, akibat kelangkaan beras kala itu.

Di rumahtangga Jepang, saus kari biasanya dibuat dari blok bumbuk kari instan ruks, yang tersedia dalam bentuk blok atau bubuk, yang mengandung bubuk kari, tepung terigu, minyak, dan berbagai perisa. Cara penyiapannya yang mudah dan ketersediaan bumbu kari instan, menjadikan kari Jepang demikian populer, dan lebih mudah dibuat daripada masakan Jepang lainnya. Bumbu kari siap pakai tersedia dalam kemasan hampa udara yang dapat dipanaskan dengan air panas.

Ruks kari instan pertama kali dijual dalam bentuk bubuk oleh House Foods pada 1926, dan dalam bentuk blok oleh S&B Foods in 1956. In 2007, Pegapalan domestik ruks kari instan adalah sebesar 82,7 miliar yen.[3] Pada tahun 2007, pangsa pasar bumbu instan kari Jepang dikuasai hampir seluruhnya oleh House Foods (59,0%), S&B Foods (25,8%) dan Ezaki Glico (9,4%).[4][5]

Bumbu kari dalam kemasan hampa udara, disiapkan dengan menghangatkan kantung kemasan dalam air panas atau microwave, juga populer. Pada 2007, saus kari adalah kategori terbesar bahan makanan dalam kemasan hampa udara di Jepang, mencapai 30% penjualan..[3]

Sampingan

Nasi kari biasanya disajikan bersama fukujinzuke, daun bawang dan acar jahe di disampingnya.

Variasi lain

 
Karē-pan (roti kari)
 
Katsu karē dari Jinbōchō, Tokyo
  • katsu karē (カツカレー): kari disajikan bersama irisan daging babi goreng tepung.
  • dorai karē (ドライカレー): nasi goreng rasa kari, atau kari yang agak kering dengan nasi dan daging giling.
  • maze karē (混ぜカレー): nasi kari, saus dan nasi sudah dicampur. Dipopulerkan oleh restoran kare 自由軒 (Jiyūken) di Osaka.
  • karē don (カレー丼): saus kari, dikentalkan dan diberi perisa mentsuyu atau hondashi dan disajikan diatas semangkuk nasi, memberikan kari dengan citarasa Jepang.
  • aigake (合がけ): nasi disajikan dengan saus kari dan saus hayashi (daging sapi goreng dan bawang bombay, dimasak dalam anggur merah dan demi-glace).
  • yaki karē (焼きカレー): nasi kari diberi telur ayam mentah diatasnya dan dipanggang di oven. Berasal dari Kitakyushu.
  • ishiyaki karē (石焼きカレー): saus kari dengan nasi disajikan di atas mangkuk batu yang dipanaskan, mirip bibimbap.
  • sūpu karē (スープカレー) atau sup kari: sup kaldu kuah kari disajikan dengan irisan bahan-bahan sepeti paha ayam dan sayuran yang diiris kasar. Populer di Hokkaido.

Variasi kari Jepang

Pada akhir dekade 1990-an, banyak jenis kari yang bermunculan, dipopulerkan sebagai saus kari kemasan hampa udara, sepert:

Berbagai jenis variasi terus berkembang, masing-masing menggunakan bahan pangan khas kawasan tersebut. Diduga ketersediaan informasi online telah membantu perkembangannya.

Kari lokal juga dipasarkan untuk memajukan pariwisata. beberapa variasi termasuk Kari Angkatan Laut Yokosuka (よこすか海軍カレー, Yokosuka kaigun karē), dijual di Yokosuka untuk mempromosikan warisan budayanya sebagai pangkalan angkatan laut,[6] dan Kari Zeppelin (ツェッペリンカレー, Tsepperin Karē) di Tsuchiura untuk mempromosikan pendaratan kapal balon Zeppelin pada 1929.

Penyajian

Kari Jepang dapat disajikan dalam wadah piring datar hingga mangkuk sup. Kuah kari kental disiramkan di atas nasi putih dengan berbagai cara dan sebanyak sesuai selera. Beras Jepang yang agak lengket dan berbulir pendek lebih disukai, daripada beras biasa yang digunakan dalam masakan India dan masakan Tionghoa. Biasanya hidangan ini dimakan dengan menggunakan sendok, bukan sumpit, karena sifat cair kuah kari, biasanya disajikan bersama berbagai macam tsukemono (acar Jepang) seperti fukujinzuke atau daun bawang.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "『カレーライス』に関するアンケート" (dalam bahasa Japanese). ネットリサーチ ディムスドライブ. Diakses tanggal 2008-10-16. 
  2. ^ Curry Recipe Japan Maritime Self-Defense Force (Jepang)
  3. ^ a b "生産量の推移" (dalam bahasa Japanese). All Japan Curry Manufacturers Association. Diakses tanggal March 7, 2011. 
  4. ^ "ハウス食品" (PDF) (dalam bahasa Japanese). Keio University Marketing Research Study Group. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-04-12. Diakses tanggal March 7, 2011. 
  5. ^ "コンサルティングレポート 江崎グリコ株式会社" (PDF) (dalam bahasa Japanese). Kutsuna Seminar at Faculty of Business Administration in Kobe University. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal March 7, 2011. 
  6. ^ Trautlein, Steve, "The chow-down tour of Kanto's local dishes", Japan Times, 24 August 2012, p. 15