Marcell Siahaan
Marcellius Kirana Hamonangan Siahaan, (lahir 21 September 1977) lebih dikenal sebagai Marcell Siahaan adalah seorang aktor dan penyanyi Indonesia keturunan Jawa, Betawi dan Batak, Sumatera Utara.
Marcell Siahaan | |
---|---|
Lahir | Marcellius Kirana Hamonangan Siahaan 21 September 1977 Bandung, Jawa Barat, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | Marcell Siahaan |
Almamater | Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 2002–sekarang |
Suami/istri | |
Anak | 3 |
Karier musik | |
Genre | |
Instrumen | |
Label | |
Artis terkait | |
Biografi
Sejak kecil, Marcell telah akrab dengan musik. Kakeknya, alm. R.M. Soebroto Hardjowahono yang berdarah Solo, mengenalkan Marcell pada musisi seperti Nat King Cole, Frank Sinatra, Sarah Vaughan dan Salena Jones. Kakeknya juga mengenalkan dirinya pada musisi-musisi pop yang lebih modern seperti Gloria Estefan dan Celine Dion. Neneknya, alm. Doortje F.S. Noya yang berdarah Ambon, adalah instruktur piano jazz. Ayahnya, Paian Siahaan, S.H., adalah seorang advokat penyuka musik-musik rock legendaris seperti Chicago, The Doors, Rolling Stones dan The Beatles. Ibunya, R.A. V. Indrasari, adalah penyuka karya musik pop lokal seperti Broery Pesolima, Chrisye, Keenan Nasution dan Yockie Soerjoprajogo. Pamannya, R.M. Dr. Bayu Seto, S.H., LLM, adalah penggemar musik Rock, Art dan Progressive Rock serta New Age yang memasukkan pengaruh Black Sabbath, Grand Funk Railroad, Genesis, Deep Purple, Led Zeppelin sampai Sarah Brightman dan Enya ke dalam dirinya. Kedua kakaknya, Mariasari dan Bonavena, juga mengakrabkan musik tahun 80'an mulai dari Adult Contemporary seperti Hall & Oates, Luther Vandross, George Duke, Kool & The Gang, Earth,Wind & Fire, Imagination, lalu kemudian New Wave (sekarang akrab disebut Pop Electronic) seperti Duran Duran, A-ha, The Cure, Erasure, Depeche Mode, Pet Shop Boys sampai Rock seperti Queen, Whitesnake, Rush dan KISS. Semua jenis musik tersebut membuat referensi bermusik Marcell semakin luas.
Kesukaannya pada musik membawa Marcell untuk ingin mendalami instrumen musik. Awalnya, ia ingin belajar gitar seperti kakaknya. Namun karena merasa dirinya tidak ingin disamakan dengan kakaknya, perhatiannya beralih ke bass akibat pengaruh Gene 'The Demon' Simmons-nya KISS. Merasa masih kurang cocok, akhirnya Marcell memilih instrumen drum yang disukainya saat melihat permainan alm. Eric 'The Fox' Carr yang juga pernah menjadi drummer KISS. Instrumen inilah yang akhirnya dia dalami. Kini Marcell juga menjadi salah satu pemegang endoresment alat musik drum merek Gretsch Drums dari USA dan Meinl Cymbals bekerjasama dengan Tiga Negeri Music.
Kehidupan pribadi
Marcell menikah dengan penyanyi, pencipta lagu dan penulis Dewi 'Dee' Lestari pada 12 September 2003 di Bandung. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Keenan Avalokita Kirana yang lahir pada tanggal 5 Agustus 2004. Mereka berpisah secara damai pada tanggal 3 September 2008,[1] dan kemudian menikah untuk kedua kalinya dengan mantan finalis Miss Singapore Universe 2001, aktris dan juga pembawa acara, Rima Melati Adams, yang berkewarganegaraan Inggris pada tanggal 28 Januari 2009 di Kampung Glam, Singapura.[2] [butuh rujukan]. Dari perkawinan Rima sebelumnya, Marcell juga mendapatkan anak laki-laki bernama Edga Ian Cook. Pada tanggal 22 September 2014 Marcell dikarunai seorang anak laki-laki, Seth Ananda Siahaan.[3]
Karier
Saat duduk di bangku SMP, saat sedang serius bermain skateboard, Marcell diajak Robin Malau, teman kakaknya untuk membuat band bersama. Saat itu mereka berdua sedang 'frustrasi' karena sama-sama tidak bisa menonton konser Sepultura di Jakarta tanggal 8 Juli 1992. Marcell memutuskan untuk mengikuti kursus drum di Purwacaraka Music School, Bandung. Dalam hitungan bulan, band mereka, Puppen terbentuk. Tak disangka band tersebut menjadi salah satu band underground terkemuka di Bandung. Album-albumnya: Not A Pup (EP) dan MK II laris terjual secara DIY (Do-It-Yourself, kini lebih sering disebut Independent atau Indie). Puppen menjadi salah satu legenda musik underground Indonesia. Meskipun Puppen mengkilap di jalur underground, Marcell tetap setia pada segala jenis musik termasuk Adult Contemporary dan Pop. Disaat yang bersamaan, Marcell juga sempat membuat beberapa kelompok acapella antara lain bernama Six of One, Falz No Boyz dan Smooth (yang terakhir ini adalah grup acapella-nya bersama Gail Monoarfa, mantan vokalis Yovie & The Nuno yang juga adalah adik kelasnya) yang membawakan lagu-lagu Shai, 4pm, Color Me Bad dan Boyz II Men di sekolahnya, SMU St. Aloysius, Bandung. Tapi semuanya hanya berlangsung sementara dan tidak berkomitmen untuk serius.
Tahun 1998, Marcell memutuskan keluar dari Puppen karena ia merasa Puppen tidak membuatnya berkembang secara musikalitas dan lebih ingin berkonsentrasi melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Setelah itu namanya sempat tenggelam. Namanya baru kembali sayup terdengar saat Marcell membentuk sebuah band beraliran modern rock bernama The Experimental Jetsets yang juga berbasis di Bandung. Band ini sempat mengeluarkan sebuah album bertajuk 'Escapade' untuk kemudian bubar karena alasan komitmen.
Tahun 2001, Marcell bergabung dengan paduan suara Glorify The Lord Ensemble pimpinan Daud P.M. Saba yang aktif di bidang pelayanan dari gereja ke gereja dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Baginya, paduan suara ini jugalah yang telah memberikan kontribusi sangat besar dalam karier bernyanyinya. Bahkan sampai saat ini salah satu sahabatnya di paduan suara, Jeffry Wattimena, masih terus membantunya sebagai penyanyi latar.
Tahun 2002, Marcell tiba-tiba dikenal oleh publik saat berduet dengan Shanty di lagu 'Hanya Memuji' yang diambil dari single album pertama Shanty. Marcell berhasil menjadi teman duet Shanty atas bantuan dari sahabatnya yang juga anggota Glorify, Michael Hutagalung (Michael Hutagalung pernah berduet dengan penyanyi Filipina Maribeth dalam lagu berjudul 'Love Duet' beberapa waktu lampau) yang membantunya memainkan piano dan merekamkan demo seadanya. Bisa dibilang Michael Hutagalung adalah juga panutan Marcell saat belajar bernyanyi lebih serius. Banyak yang menganggap Marcell berkhianat terhadap aliran musik Rock yang selama ini (dikatakan orang) diyakininya dan ini sama sekali tidak mempengaruhinya untuk terus menjalani karier bermusiknya.
Tahun 2003, alumnus Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan ini merilis album solo pertamanya bertitel "Marcell". Album ini kental dengan warna musik Urban Pop. Kesepuluh lagunya didominasi oleh lagu-lagu bertempo lambat dan sedang seperti "Semusim", "Firasat", "Jangan Pernah Berubah" dan "Waktu Kan Menjawab". Marcell melibatkan pencipta lagu handal antara lain Melly Goeslaw, Glenn Fredly dan juga para aranjer handal seperti Tohpati, Iso, Aksan Sjuman dan EQ Humania.
Tahun 2004, Marcell menghadirkan edisi khusus Repackaged dari album sebelumnya dengan tambahan 2 lagu baru, "Ku Tak Mendua" dan "Mendendam" yang keduanya diciptakan oleh Tengku Shafick.
Tahun 2006, Marcell kembali mengeluarkan album keduanya berjudul "Denganmu". Bagi banyak orang, lagu-lagu di album keduanya jauh lebih 'berat' dan 'soulful' dari album pertamanya. Dibandingkan album pertama, Marcell lebih banyak turun dan menangani langsung album ini sehingga sedikit banyak idealismenya bermusik terlihat. Marcell menggandeng musisi-musisi seperti Andezzz yang menulis lagu berjudul 'Pelukan (Untukku)', Toma Pratama, bassis kelompok Mocca yang menulis lagu berjudul 'Jiwa Yang Hilang', Irvan Chasmala sebagai Music Director dan aranjer, Andi Rianto dan juga EQ Humania yang mengizinkan lagu "Jelita" dari album kedua Humania berjudul 'Sahabat Lama' untuk dinyanyikan ulang. Terdapat juga dua lagu ciptaan Maudy ayunda yaitu "Semua Yang Terlambat' dan 'Jika Cinta Harus Buta' serta dua lagu ciptaan Marcell sendiri yaitu 'Seperti Yang Kau Minta' dan 'Temani Diriku'. Album ini mendapat banyak sekali pujian dari sisi kualitas produksi namun tidak terlalu berhasil secara penjualan dibandingkan dengan album pertama. Pada tahun ini juga Marcell bekerja sama dengan duo SOVA dan mengeluarkan sebuah single berjudul 'The Bridge's Fallin' yang terdapat di dalam album kedua SOVA yaitu 'Selayang Jingga'.
Tahun 2008, Marcell mengeluarkan album ketiganya yang berjudul "Hidup". Di album ini Marcell bekerjasama dengan seorang produser, musisi dan juga gitaris handal Indonesia, Tohpati Hutomo. Album ini mampu mengobati kerinduan penggemar-penggemarnya karena dianggap Marcell terlalu lama menghilang. Album ini dianggap mewakili kelebihan-kelebihan album pertamanya antara lain lagu-lagunya yang catchy sekaligus juga kelebihan-kelebihan di album keduanya yaitu aransemen yang kuat dan sesuai dengan image-nya. Sebagai single pertama, dikeluarkanlah lagu 'Candu Asmara' yang merupakan reka ulang dari sebuah lagu lama yang pernah dinyanyikan oleh seorang 'diva' dangdut Indonesia, Cici Faramida, dan diciptakan oleh seniman besar Indonesia, Guruh Soekarno Putra. Single keduanya, 'Berhenti Berharap' diciptakan oleh Andre Dinuth, salah seorang gitaris sesionis Indonesia. Disusul dengan single ketiga, 'Pantaskah', sebuah lagu balada akustik yang diciptakannya bersama Tohpati. Di album ini juga terdapat satu lagu ciptaan Dewi Lestari yang dinyanyikan duet bersama salah satu finalis Indonesian Idol musim pertama yaitu Karen Pooroe yang berjudul "Bukan Lagu Cinta'.
Tahun 2009, Marcell membentuk sebuah grup band beraliran post-grunge bernama Konspirasi, yang ia bentuk bersama ketiga sahabatnya yaitu Edwin Syarif, yang juga merupakan gitaris kelompok band Cokelat, Candra 'Che' Johan yang merupakan vokalis dari kelompok band grunge ternama Indonesia yaitu Cupumanik serta Denny Hidayat, mantan bassis grup metal Perfect Minors yang juga seorang DJ, yang karena kesibukannya sebagai pilot penerbangan komersial kemudian posisinya digantikan oleh Romy Sophiaan, bassis grup rock OMNI yang juga putra aktor Indonesia alm. Sophan Sophiaan dan Widyawati. Kini Konspirasi tengah mempersiapkan album perdananya bertajuk 'Teori Konspirasi' yang akan dirilis sekitar pertengahan tahun 2011, dengan single pertama 'Melawan Rotasi'.
Tahun 2010, setelah Marcell menyelesaikan kontrak rekamannya dengan Warner Music Indonesia, Marcell memulai kontrak rekaman baru dengan PT. E-motion Entertainment, yang kemudian disusul dengan pergantian manajemen musik dan akting yang tadinya dipegang oleh Kerajaan Entertainment, kini dipegang oleh Andreas Wullur dari Millionaires Club Management untuk manajemen musik. Marcell kini tengah menyiapkan album keempat sekaligus album 'pertamanya' bersama E-motion yang berjudul ..And The Story Continues. Pada tahun ini Marcell juga telah mengeluarkan sebuah single kolaborasinya dengan penyanyi Malaysia idolanya bernama Dayang Nurfaizah, dengan lagu berjudul 'Sayang', ditulis oleh musisi Malaysia bernama Omar Khan. Single ini menjadi salah satu single utama di album Dayang Nurfaizah yang hanya dirilis di Malaysia.
Selain dunia tarik suara, Marcell juga menjajal dunia peran dengan mencoba bermain di film layar lebar. Dalam film perdananya, Andai Ia Tahu (2002), Marcell bermain bersama Rachel Maryam. Tahun 2005, Marcell juga mencoba akting di layar kaca dalam sinetron produksi Sinemart arahan sutradara Maruli Ara berjudul Kapan Kita Pacaran Lagi? dan berhasil masuk menjadi nominator Piala Vidia 2005 dalam kategori Aktor Pria Terbaik, serta sebuah sinetron lepas FTV arahan sutradara Arie Azis berjudul 'PACAR SELEBRITIS' bersama Kinaryosih. Disusul tahun 2010, dua peran sekaligus dalam dua film layar lebar dijalankannya yaitu sebagai Letnan Kolonel Soeharto dalam film "Laskar Pemimpi" bersama Project Pop arahan sutradara Monty Tiwa produksi PT. Kharisma Starvision Plus dan sebagai Kanjeng Badai dalam film "Madame X" arahan sutradara Lucky Kuswandi produksi PT. Kalyana Shira Film.[4] Di dunia iklan, Marcell juga pernah menjadi bintang untuk iklan Fruit Tea (2003) bersama Edi Brokoli iklan Fren Mobile8 (2003-2004) bersama Arie apriludy, sigi wimala, samuel rizal,tere, marcella zalianty, Agnez mo, Dennis Adhiswara Yamaha Lexam (2011) bersama Pandji Pragiwaksono, Fira Basuki, Andien dan Raditya Dika.
Tahun 2011, Marcell berhasil menyelesaikan Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) dan dinyatakan lulus Ujian Profesi Advokat yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) bekerjasama dengan Kantor Hukum FHP (Faizal Hafied and Partner) Education of Law.
Tahun 2013, Marcell merilis album studionya yang bertajuk Platinum Playlist. Album ini berisi sepuluh lagu 'cover version' yang dipilihnya dari lagu-lagu hits Indonesia antara tahun 1995-2005. Distribusi album ini dibantu oleh restoran KFC di seluruh Indonesia.
Diskografi
- Marcell (2003)
- Marcell: Repackage (2004)
- Denganmu (2006)
- Hidup (2008)
- And The Story Continues... (2011)
- Platinum Playlist (2013)
- Jadi Milikku (2015)
- This Is Not Jazz (2018)
Filmografi
- Andai Ia Tahu (2002)
- Laskar Pemimpi (2010)
- Madame X (2010)
- Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar (2014) (pengisi soundtrack)
- Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 (2018)
- Mantan Manten (2019) (pengisi soundtrack)
Prestasi
- Peraih penghargaan 6th AMI-Sharp Awards dalam kategori Lagu Rekaman Terbaik untuk lagu 'Hanya Memuji'
- Peraih penghargaan AMI Awards dalam kategori Best New Male Artist
- Peraih penghargaan Anugerah Planet Muzik dalam kategori Best Male Performance
- Peraih penghargaan RMA (Radio Music Awards) dari MRA Group dalam kategori Best Male Act
- Nominator Piala Vidia 2005 sebagai Aktor Pria Terbaik dalam sinetron 'Kapan Kita Pacaran Lagi'
- Nominator Penyanyi Pria Populer dalam Indosat Music Awards 2011.
Penampilan lain
- Toothbrush (2019), sebuah lagu karya grup musik Amerika Serikat DNCE tahun 2015 yang didaur ulang oleh Marcell dengan aransemen jazz.
Referensi
- ^ Marcell - Dewi, Dua Tahun 'Menahan' Cerai, diakses 14 Juli 2008
- ^ Menikahi Rima, Marcell Siahaan bantah cari sensasi, diakses 16 Februari 2009
- ^ Arti Nama Bayi Laki-laki Marcell Siahaan?, diakses 24 September 2014
- ^ Marcell Siahaan Sekali Diajak Langsung Dapat Peran Utama
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com
- Marcell Siahaan di X