Sophan Sophiaan

politisi dan aktor Indonesia

Sophan Sophiaan (Lontara Bugis: ᨔᨚᨄ ᨔᨚᨄᨗᨐ, transliterasi: Sopan Sopiyan; Lontara Makassar: ᨔᨚᨄ ᨔᨚᨄᨗᨐ, transliterasi: Sopan Sopiyyang) (26 April 1944 – 17 Mei 2008) [1] adalah seorang aktor, sutradara, produser dan politikus Indonesia keturunan Makassar, Sulawesi Selatan. Ia merupakan putra dari politikus dan diplomat Indonesia, Manai Sophiaan.

Sophan Sophiaan
ᨔᨚᨄ ᨔᨚᨄᨗᨐ
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Masa jabatan
1 Oktober 1999 – Februari 2002
Daerah pemilihanSulawesi Selatan
Masa jabatan
1 Oktober 1992 – 30 September 1997
Daerah pemilihanJawa Barat
Informasi pribadi
Lahir
Sophan Sophiaan

(1944-04-26)26 April 1944
Makassar, Celebes, Masa Pendudukan Jepang
Meninggal17 Mei 2008(2008-05-17) (umur 64)
Widodaren, Perbatasan Ngawi/Jawa Tengah, Indonesia
Sebab kematianKecelakaan lalu lintas
Partai politik
Suami/istriWidyawati
Anak
  • Romy Sophiaan
  • Roma Sophiaan
Orang tuaManai Sophiaan
Alma mater
Pekerjaan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Biografi sunting

Sophan menikah dengan aktris senior Indonesia, Widyawati dan mempunyai dua anak: Roma & Romi. Setelah banyak berkiprah di dunia perfilman, Sophan terjun ke panggung politik dan pernah aktif di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dalam kapasitasnya itu, ia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI.

Pada tahun 2005, ia turut bergabung dalam mendirikan partai baru yang bernama Partai Demokrasi Pembaruan bersama-sama dengan Laksamana Sukardi, Arifin Panigoro, Roy BB Janis, Sukowaluyo Mintohardjo, Noviantika Nasution, Didi Supriyanto, Tjiandra Wijaya, Postdam Hutasoit dan RO Tambunan.[2]

Sophan meninggal dunia pada 17 Mei 2008 dalam sebuah kecelakaan motor di Widodaren, Ngawi sebelah perbatasan dengan Sambungmacan, Sragen

Karier sunting

Karier politik sunting

Setelah banyak berkiprah di dunia perfilman, Sophan terjun ke panggung politik. Awalnya ia aktif di Partai Demokrasi Indonesia dan pernah menjadi anggota fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat pada masa Orde Baru (1992-1997). Kemudian, ia pernah aktif di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dalam kapasitasnya itu, ia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Salah satu manuver terkenalnya adalah saat mengundurkan diri dari Dewan Perwakilan Rakyat pada awal tahun 2002.

Pada tahun 2005, ia turut bergabung dalam mendirikan partai baru yang bernama Partai Demokrasi Pembaruan bersama-sama dengan Laksamana Sukardi, Arifin Panigoro, Roy BB Janis, Sukowaluyo Mintohardjo, Noviantika Nasution, Didi Supriyanto, Tjiandra Wijaya, Postdam Hutasoit dan RO Tambunan.[2]

Filmografi sunting

Film sunting

Sebagai aktor sunting

Tahun Judul Peran Catatan
1970 Dan Bunga-Bunga Berguguran Karya debut
1971 Lisa Harun
Lorong Hitam Kartono/Kusuma
Matahari Hampir Terbenam Max
Pengantin Remadja Romi
1972 Mutiara dalam Lumpur Khalid
Pemberang Johan Arifin
Perkawinan Mas Tok
Si Bongkok Gusti
Tjintaku Djauh di Pulau
1973 Anak Yatim Ayah Yeyen
Pencopet Abdul Kadir Zailani
Percintaan Herman/Surya Mulyono
Perempuan Hendrawansyah
Timang-Timang Anakku Sayang Erwin
1974 Aku Cinta Padamu Baron Isfandari
Demi Cinta Johan
Kehormatan Iwan
Cinta Remaja Mirta
Gaun Pengantin Indra
Romi dan Juli Romi
1975 Jinak-Jinak Merpati Dimas
1976 Sentuhan Cinta Toha
1977 Rahasia Seorang Ibu Johan Sitompul
Letnan Harahap
1980 Kemilau Kemuning Senja Andi Bastian
Buah Hati Mama Hendrik Maulana
1981 Amalia S.H. Frans
1982 Neraca Kasih
1983 Kadarwati
1984 Tinggal Landas buat Kekasih Wimar
Saat-Saat yang Indah
1987 Arini, Masih Ada Kereta yang akan Lewat Helmi
1988 Suami Bram Bahrumsyah
1989 Sesaat dalam Pelukan Andi
1990 Perempuan Kedua Yanuar
1991 Yang Tercinta Umar Abdullah
1994 Sesal Affan Aminullah
2008 Love Nugroho

Sebagai pembuat film sunting

Tahun Judul Dikreditkan sebagai Catatan
Penulis Sutradara
1974 Kehormatan Tidak Co-director
1975 Jinak-Jinak Merpati Tidak Ya Debut penyutradaraan
1976 Widuri Kekasihku Tidak Ya
1977 Letnan Harahap Tidak Ya
1978 Bung Kecil Cerita Ya
1980 Buah Hati Mama Tidak Ya
1981 Jangan Ambil Nyawaku Tidak Ya
1982 Bunga Bangsa Cerita dan skenario Ya
1983 Kadarwati Tidak Ya
1984 Tinggal Landas buat Kekasih Ya Ya
Saat-Saat yang Indah Cerita dan skenario Ya
1985 Damai Kami Sepanjang Hari Cerita dan skenario Ya
Melintas Badai Tidak Ya
1986 Di Balik Dinding Kelabu Tidak Ya
1987 Arini, Masih Ada Kereta yang akan Lewat Tidak Ya
1988 Ayu dan Ayu Cerita dan skenario Ya
Suami Tidak Ya Juga sebagai produser
1989 Sesaat dalam Pelukan Tidak Ya
1991 Ketika Senyummu Hadir Tidak Ya
1994 Sesal Cerita dan skenario Ya

Sinetron sunting

Kematian sunting

Pada hari Sabtu, 17 Mei 2008, Sophan Sophiaan yang sedang mengikuti acara touring Jalur Merah Putih 2008, memimpin konvoi melewati Ngawi menuju Yogyakarta dalam rangka menyambut 100 tahun Kebangkitan Nasional.

Menurut keterangan salah satu peserta konvoi, saat rombongan berada di kawasan hutan Widodaren, Ngawi, Sophan Sophiaan terjatuh dari motor Harley-Davidson yang dikendarainya. Ia jatuh ke lubang dan kakinya patah. Kemudian, konvoi motor langsung membawa Sophan Sophiaan ke RS menggunakan ambulans. Dalam perjalanan ke rumah sakit, sekitar pukul 10.00 Sophan mengembuskan nafas terakhirnya.

Kontroversi sunting

Pada September 2008, beredar berita bahwa kematian Sophiaan bukan hanya disebabkan oleh benturan dengan jalan, melainkan dilindas oleh pengendara motor dibelakangnya. Seperti dilansir Warta Kota, menurut Widyawati, kecelakaan tunggal terjatuh saat naik motor, tidak akan sampai menyebabkan kematian. Widyawati pun mendapati kejanggalan-kejanggalan mengenai kematian suaminya, yaitu opini berbeda dari dokter, surat lampiran dari Polres Ngawi yang diduga hilang, serta keterangan baru dari saksi. Diduga, Sophiaan secara tak sengaja terlindas motor mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Roesmanhadi atau mantan Dirjen Sistem Perencanaan Pertahanan Departemen Pertahanan Marsda (Purn) Pieter Wattimena.[3]

Penghargaan dan nominasi sunting

Tahun Penghargaan Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
1973 Aktor-Aktris Terbaik PWI Aktor Terbaik Perkawinan Runner-up IV
1982 Festival Film Indonesia Sutradara Terbaik Jangan Ambil Nyawaku Nominasi
1983 Festival Film Indonesia Penulis Skenario Terbaik Bunga Bangsa Nominasi
Penulis Cerita Asli Terbaik Nominasi
1985 Festival Film Indonesia Penulis Skenario Terbaik Tinggal Landas buat Kekasih Nominasi
1987 Festival Film Indonesia Sutradara Terbaik Arini, Masih Ada Kereta yang Akan Lewat Nominasi
1990 Festival Film Indonesia Sesaat dalam Pelukan Nominasi
Pemeran Utama Pria Terbaik Nominasi
1991 Festival Film Indonesia Pemeran Pendukung Pria Terbaik Yang Tercinta Nominasi
2009 Festival Film Indonesia
Penghargaan Seumur Hidup
Penerima
Indonesian Movie Actors Awards Pemeran Pendukung Pria Terbaik Love Nominasi (Anumerta)
Pemeran Pendukung Pria Terfavorit Menang (Anumerta)

Referensi sunting

Pranala luar sunting