Kradenan, Purwoharjo, Banyuwangi
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Kradenan adalah sebuah nama desa di wilayah kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Desa ini termasuk salah satu Desa Tua yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Blambangan. Kepala desa Kradenan, Ki Jalasutra tercatat terlibat dalam Perang Bayu bersama Mas Rempeg / Pangeran Jagapati tahun 1771 melawan VOC.[1]
Kradenan | |||||
---|---|---|---|---|---|
[[File:Kradenan Kec. Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur https://g.co/kgs/Pzqn81%7C250px%7CPeta lokasi Desa Kradenan]] | |||||
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Banyuwangi | ||||
Kecamatan | Purwoharjo | ||||
Kode pos | 68483 | ||||
Kode Kemendagri | 35.10.03.2007 | ||||
Luas | 8,41 km2 | ||||
Jumlah penduduk | 9,627 jiwa | ||||
Kepadatan | 1,102 jiwa/km2 | ||||
|
Pembagian wilayah
Desa ini terdiri dari 5 dusun, yaitu:
- Dusun Curahpalung
- Dusun Kaliboyo
- Dusun Kopen
- Dusun Krajan
- Dusun Perangan (dulu bernama Gelintang)
Geografi
Sebelah selatan Desa Kradenan berbatasan dengan Desa Purwoharjo dan Desa Sidorejo di seberang Sungai Setail, sebelah timur berbatasan dengan Desa Plampangrejo, sebelah utara berbatasan dengan Desa Tampo dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sembulung.
Sungai besar yang melewati Desa Kradenan adalah Sungai Setail. Jarak ke ibu kota Kabupaten kurang lebih 1 (satu) jam dan ibu kota provinsi kurang lebih 6 (enam) jam.
Desa Kradenan memiliki sebuah mata air yang disebut Rowo Sumberurip di Dusun Kaliboyo, Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo, yang pernah popular pada era 1980-an hingga awal 1990-an. Kradenan juga beberapa bukit namun tidak memiliki gunung. Sebagian besar wilayahnya berupa dataran yang digunakan sebagai sawah, kebun, dan perumahan penduduk.
Penduduk
Penduduk desa ini berasal dari suku Osing, suku Jawa dan suku Madura. Karena di Dusun Krajan penduduknya didominasi oleh suku Osing, maka kesenian Osing berkembang pesat di daerah ini. Ada Hadrah Kuntulan, Angklung, Gandrung dan Barongan. Barongan biasanya ditampilkan pada saat penduduk memiliki hajat khitanan. Pelopor kesenian di Desa Kradenan ini adalah Sujoto almarhum yang juga mantan Kepala Desa. Dia memiliki minat yang besar untuk melestarikan kesenian Banyuwangi sejak tahun 80-an sampai akhir hayatnya.
Mayoritas penduduk desa Kradenan adalah petani dengan kepemilikan lahan yang relatif kecil, sisanya adalah pedagang, buruh dan sebagian kecil pegawai negeri sipil.
Ekonomi
Kradenan sekarang tingkat ekonominya sudah mulai berkembang karena sebagian petani merupakan petani modern dan sarana prasaran pengairan sangat mendukung sehingga hasil pertanian sangat membanggakan terutama hasil buah Jeruk dan buah naga.