Stasiun Solo Jebres

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 26 Maret 2022 11.38 oleh Adamkrishna (bicara | kontrib) (KAI Commuter Segera Hadir dilintas Solo Balapan - Palur)

7°33′43″S 110°50′21″E / 7.56194°S 110.83917°E / -7.56194; 110.83917

Stasiun Solo Jebres
Kereta Api Indonesia
Y12

Stasiun Solo Jebres
Lokasi
Koordinat7°33′28″S 110°50′13″E / 7.55778°S 110.83694°E / -7.55778; 110.83694{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman
Ketinggian+97 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (satu peron sisi yang cukup tinggi, satu peron sisi yang cukup tinggi, dan satu peron pulau yang agak rendah)
Jumlah jalur7 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananBrawijaya, Brantas, Majapahit, Matarmaja, KAI Commuter Yogyakarta - Solo (Coming Soon)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Gaya arsitekturIndisch
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe C[2]
Sejarah
Dibuka24 Mei 1884
Nama sebelumnyaStation Djebres Solo, Solo Kasunanan
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Batik Solo Trans Halte berikutnya
Mesen Koridor 1
Bandara Adi Soemarmo–Terminal Palur
transit di Jebres
Panggung
ke arah Palur
Mesen
ke arah Kartasura
Koridor 3
Terminal Kartasura–Thiongting
transit di Jebres
Panggung
ke arah Thiongting
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Tempat naik/turun Ruang menyusui VIP Isi baterai 
Tipe persinyalan
Cagar budaya Indonesia
Kompleks Stasiun Jebres
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20160711.04.001016
Tanggal SK2010 dan 2013
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Solo Jebres (SK)[catatan 1], juga dikenal sebagai Stasiun Jebres, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Kelurahan Purwodiningratan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah; pada ketinggian +97 m; termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta.

Sebelum Stasiun Purwosari digunakan sebagai tempat perhentian dan terminus kereta api antarkota kelas ekonomi dan campuran di Kota Surakarta, semua kereta api kelas campuran antara eksekutif-ekonomi ataupun ekonomi yang melintasi jalur lintas utara dan selatan Pulau Jawa berhenti di stasiun ini. Namun, sejak 1 Februari 2014 tidak ada lagi kereta api yang mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun ini. Semua perjalanan kereta api dialihkan ke stasiun Purwosari dan Solo Balapan sebagai terminus dan tempat pemberhentian kereta api di Kota Surakarta berada di jalur lintas selatan Jawa, sedangkan stasiun ini dijadikan sebagai pemberhentian kereta api penumpang yang melalui jalur lintas tengah Jawa atau jalur Gundih-Solo Balapan maupun sebaliknya.[4]

Sejarah

 
Stasiun Jebres Solo, dengan trem SoTM di depannya

Berbeda dengan stasiun lain yang terletak di jalur milik Staatsspoorwegen (SS), stasiun ini dibangun di bekas jalur milik Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), dilakukan bersamaan dengan jalur kereta api Samarang–Vorstenlanden. Tidak banyak literatur yang membahas jalur yang berakhir di tepi Bengawan Solo—hanya dalam peta tahun 1869 yang menampilkan keberadaannya, tetapi tidak pernah dibahas.[5] Jalur tersebut melintasi wilayah Kasunanan Surakarta.

Pada tahun 1882–1884, SS kemudian melakukan pengembangan jalur ini, walaupun pembangunannya dilakukan dari arah Surabaya menuju Madiun, hingga berakhir di Solo Balapan. Pada tanggal 24 Mei 1884, jalur bekas NIS ini kemudian digantikan dengan jalur baru oleh SS dan Stasiun Solo Jebres mulai dibuka.[6]

Bangunan dan tata letak

Stasiun Solo Jebres memiliki tujuh jalur kereta api. Pada awalnya, hanya jalur 2 yang dijadikan sebagai sepur lurus. Setelah jalur ganda menuju Stasiun Palur dioperasikan per 20 Agustus 2019[7] kemudian menuju Solo Balapan per 7 Oktober 2020, jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Madiun, sedangkan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus ke arah Solo BalapanYogyakarta maupun Semarang. Saat pembangunan jalur ganda, kanopi ditambahkan serta terdapat perpanjangan maupun peninggian peron antara jalur 1 dan 2. Sistem persinyalannya kini telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik.

Bangunan stasiun yang masih asli ini kini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surakarta berdasarkan SK Wali Kota Surakarta No. 646/1-2/1/2013[8] dan SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM. 57/PW.007/MKP/2010.[9]

Bangunan stasiun ini memiliki keunikan yang tidak dapat dijumpai di stasiun lain milik SS. Tampilan depan stasiun dahulu ditujukan kepada pihak Keraton Kasunanan Surakarta. Secara garis besar, stasiun ini memiliki gaya Indische Empire, sama dengan stasiun SS lainnya yang dibangun pada tahun 1880–90-an, tetapi tampak depan bangunan utama stasiun kaya akan detail yang dipengaruhi dari gaya Neoklasik. Kesan art nouveau ditekankan pada banyak elemen, seperti jalusi, ornamen, serta terali di ventilasi yang berbentuk setengah lingkaran pada pintu keberangkatan. Cetakan berbentuk cornice terdapat pada pintu-pintu selain pintu keberangkatan yang memberi kesan megah pada bangunan.[9]

Bangunan stasiun yang simetris ini memiliki pola ruang yang disusun secara linier dari timur ke barat. Pintu masuk stasiun berada tepat di tengah bangunan menghadap Jalan Ledoksari dengan atap yang lebih tinggi daripada sayap kiri maupun kanan bangunan. Ruangan di dalam stasiun masing-masing berbentuk persegi panjang yang disusun secara linier sehingga karakter horizontal dari stasiun ini semakin kuat.[10]

Di seberang stasiun terdapat terminal peti kemas yang kini tidak aktif. PT KAI sempat mewacanakan pengaktifan kembali terminal tersebut, tetapi tidak pernah dilakukan.[11]

Terkait dengan proyek perpanjangan layanan KRL Yogyakarta–Solo ke arah timur, di stasiun ini sedang dilakukan pembangunan depo krl dan gardu listrik untuk mendukung listrik aliran atas.[12]

Ciri khas

Stasiun ini memperdengarkan melodi penyambutan kereta api dengan lagu berjudul "Bengawan Solo" dalam format keroncong instrumental setiap kali terjadi kedatangan kereta api penumpang di seluruh stasiun besar wilayah Solo Raya.[13]

Layanan kereta api

Penumpang

Eksekutif

Campuran

Ekonomi

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Koridor/trayek Tujuan Keterangan
Batik Solo Trans[14] 1 Bandara Adisumarmo–Palur Turun di Halte Jebres di Jalan Urip Soemohardjo dan berjalan kaki menuju stasiun
3 Kartasura–Thiongting

Galeri

Catatan kaki

  1. ^ Pihak Daop VI masih mempertahankan tata cara penulisan stasiun menurut Buku Jarak dan Daftar Waktu sebagai Solojebres, yang juga digunakan sebagai media komunikasi antarstasiun. Namun, karena kecamatan tempat stasiun ini berlokasi hanya bernama Jebres, maka penamaan stasiun ini mengikuti dua stasiun lainnya di Solo (Solo Balapan atau Solo Kota). Singkatan stasiun "SK" kemungkinan berasal dari Solo Kasunanan, nama yang diusulkan saat proses pembangunan. Dalam buku Officieele reisgids der spoor- en tramwegen en aansluitende automobieldiensten op Java en Madoera (1926), nama stasiun ini ditulis Solo Djebres. Lihat Staatsspoorwegen (1926). Officieele reisgids der spoor- en tramwegen en aansluitende automobieldiensten op Java en Madoera (1926). Surakarta: N.V. Sie Dian Ho. hlm. 12 dan 146. 

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ "Selayang Pandang Daop 6 Yogyakarta" (PDF). Yogyakarta: PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta. 2018. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-10-07. Diakses tanggal 2020-10-05. 
  3. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  4. ^ "Tak Lagi Berangkatkan KA, Stasiun Jebres Jadi Kawasan Wisata Bersejarah". Tribun Jateng. 2014-02-01. Diakses tanggal 2019-01-29. 
  5. ^ "Dutch Colonial maps - Leiden University Libraries". maps.library.leiden.edu. Diakses tanggal 2019-01-29. 
  6. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  7. ^ Wibowo, Ary Wahyu (2019-08-20). "Jalur Rel Ganda Solo-Kedung Banteng Resmi Beroperasi Seluruhnya". SindoNews Jateng. Diakses tanggal 2020-05-20. 
  8. ^ Media, Solopos Digital. "INFO SOLO : Ini Daftar 172 Cagar Budaya di Solo". Solopos.com. Diakses tanggal 2019-01-29. [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ a b "Heritage - Kereta Api Indonesia". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2019-01-29. 
  10. ^ Ceria, A.P.; Antariksa; Suryasari, N. (2015). Karakter Spasial Bangunan Stasiun Kereta Api Solo Jebres (Laporan). Malang: Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. 
  11. ^ Sunaryo, Arie. "Stasiun Jebres Solo akan difungsikan sebagai Terminal Peti Kemas". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-01-29. 
  12. ^ Fatimah, Siti (2021-02-19). "KRL Perpanjang Jaringan Sampai Stasiun Palur". Radio Republik Indonesia Kota Surakarta. Diakses tanggal 2021-07-02. 
  13. ^ Dewanto, H. (2010-09-09). "Kisah "Empat Penari" di Tawang". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-10-13. Stasiun Balapan Solo, misalnya, memainkan ”Bengawan Solo” (...) kata Nugroho (Wahyu Utomo). 
  14. ^ "Liburan di Solo Naik Bus Batik Solo Trans (BST) Saja. Ini Rute Lengkapnya". Tribun Jateng. 2017-06-28. Diakses tanggal 2019-01-29. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Solo Balapan
Terminus
Solo Balapan–Kertosono Palur
ke arah Kertosono