Commuter Line Dhoho, Penataran, dan Tumapel

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Dhoho dan Penataran merupakan dua layanan kereta api lokal kelas ekonomi yang dioperasikan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melayani jalur kantong Jawa Timur. Dalam pengoperasiannya, kereta api ini memiliki rute yang memutar—mulai Surabaya, Malang, Blitar, Kediri, Kertosono, hingga kembali ke Surabaya, dan sebaliknya—serta nama kereta api mengalami perubahan setelah tiba di Stasiun Blitar.

Kereta api Dhoho dan Penataran
Kereta api Dhoho saat melintasi persawahan di dekat Stasiun Purwoasri.
Informasi umum
Jenis layananKereta api lokal
StatusBeroperasi
Daerah operasiKomuter Daop 8 & Daop 7
Operator saat iniKereta Api Indonesia
KAI Commuter
(Segera Hadir)
Lintas pelayanan
Jumlah pemberhentianLihatlah di bawah.
Jarak tempuh169,6 km
Lintas Blitar–Surabaya Kota melalui Malang
179,5 km
Lintas Blitar–Surabaya Kota melalui Kertosono
349,1 km
Lintas Surabaya Kota hingga kembali ke Surabaya Kota melalui Blitar
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEkonomi
Pengaturan tempat duduk106 tempat duduk disusun 3–2
kursi saling berhadapan dan tidak bisa direbahkan
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional60–95 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI

Nama Dhoho diambil dari sebuah nama pusat pemerintahan Kerajaan Kadiri, Daha, yang diperkirakan terletak di Kabupaten Kediri, sedangkan nama Penataran diambil dari sebuah candi peninggalan Kerajaan Kadiri bernama Candi Penataran yang terletak di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Sejarah

Kereta api Dhoho

 
Kereta api Rapih Dhoho berhenti di Stasiun Jombang, 2013

Kereta api Dhoho—pada awalnya bernama Rapih Dhoho[catatan 1]—pertama kali beroperasi pada 21 Agustus 1971, melayani dari Surabaya untuk menuju ke dua stasiun akhir, yakni Blitar dan Madiun. Sesampai di Stasiun Kertosono, rangkaian kereta terbagi menjadi dua: melanjutkan perjalanan ke Madiun dan melanjutkan perjalanan ke Blitar.

Saat itu, perjalanan kereta api Rapih Dhoho dari Blitar membawa tiga kereta CL (layanan kelas III) yang ditarik oleh lokomotif C27/C28 sedangkan perjalanan dari Madiun membawa tiga kereta CL yang ditarik lokomotif D52. Kemudian kedua rangkaian digabung di Stasiun Kertosono dan melanjutkan perjalanan ke Surabaya dengan lokomotif D52.

Namun, perjalanan kereta api Rapih Dhoho dari Kertosono menuju Madiun dihentikan pada tahun 1972 diduga karena tingkat keterisian penumpang yang rendah sehingga kereta api Rapih Dhoho hanya melayani lintas Surabaya–Blitar hingga saat ini.[1]

Kereta api Penataran

 
KA Penataran tiba di Stasiun Kepanjen, 2011

Kereta api Penataran pertama kali beroperasi pada 1985 yang melayani lintas Surabaya–Blitar melalui Malang—merupakan layanan penerus kereta api Tumapel Blitar. Pada tahun 1985 hingga 2002, terdapat tiga layanan kereta api yang beroperasi di lintas Blitar–Malang–Surabaya, yaitu Penataran, Tumapel Utama, dan Tumapel Malang.[1]

Kereta api Penataran Ekspres

 
Kereta api Penataran Ekspres setelah meninggalkan Stasiun Malang, 2013

Kereta Api Indonesia pernah meluncurkan layanan kereta api komersial, kereta api Penataran Ekspres, yang mulai beroperasi pada 1 November 2013 untuk melayani lintas Surabaya–Malang dengan jumlah perjalanan tiga kali dalam sehari.[2] Kereta api ini beroperasi menggunakan kereta kelas ekonomi dengan jumlah tempat duduk sebanyak 106 kursi per kereta. Berbeda dengan ketentuan batas angkut kereta api Penataran yang mencapai 150%, batas angkut kereta api Penataran Ekspres disesuaikan dengan jumlah kursi yang tersedia sehingga setiap penumpang dipastikan mendapatkan tempat duduk. Selain itu, kereta api ini hanya berhenti di stasiun-stasiun tertentu sehingga perjalanan dari Surabaya menuju Malang hanya ditempuh sekitar 2 jam.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, rute kereta api ini diperpanjang hingga Stasiun Blitar dengan perjalanan sekali pulang pergi sehari mulai 6 Februari 2014.[3] Pada akhir pengoperasiannya, kereta api Penataran Ekspres hanya berhenti di Stasiun Blitar, Wlingi, Ngebruk, Kepanjen, Pakisaji, Malang Kotalama, Malang, Lawang, Porong, Sidoarjo, Waru, Wonokromo, dan Surabaya Gubeng. Karena tingkat okupansi penumpang yang rendah, pengoperasian kereta api ini dihentikan per 6 Januari 2015.[4]

Pengoperasian kereta api Dhoho dan Penataran

Kereta api ini beroperasi dengan dua nama dalam sekali perjalanan dan memiliki rute yang memutar dari Surabaya hingga kembali ke Surabaya (disebut "jalur kantong"). Setiba di Stasiun Blitar, kereta api ini berganti nama menjadi Penataran untuk kembali ke Surabaya Kota melalui Malang, sedangkan kereta api yang melewati Kertosono berganti nama menjadi Dhoho. Sebagai kereta api lokal, kereta api ini berhenti melayani penumpang di semua stasiun di lintas Surabaya–Blitar, kecuali Boharan, Kedinding, Purwoasri, Minggiran, Susuhan, Sengon, Sukorejo, dan Wonokerto.[5]

Lokomotif BB301 sempat digunakan sebagai lokomotif penarik kereta api Dhoho dan Penataran hingga sekitar 2011, walaupun lokomotif CC201 juga digunakan sebagai lokomotif penarik mulai 2004–2005 hingga sekarang. Saat ini, beberapa perjalanan kereta api ini terkadang ditarik menggunakan lokomotif CC206.[1]

Kereta penumpang yang digunakan berupa kereta kelas ekonomi dengan susunan tempat duduk 3–2.[5]

Tarif

Tarif kereta api Dhoho–Penataran berkisar antara Rp10.000,00–Rp30.000,00 bergantung pada jarak yang ditempuh penumpang.[5]

Data teknis

Lintas pelayanan Surabaya KotaBlitar melalui Kertosono (Dhoho)
Surabaya Kota–Blitar melalui Malang (Penataran)
Susunan rangkaian kereta
Kereta nomor 1 2 3 Kereta makan-pembangkit 4 5 6
Keterangan Kereta penumpang kelas ekonomi (K3) Kereta penumpang kelas ekonomi (K3)
Catatan : Susunan rangkaian kereta dapat berubah sewaktu-waktu

Galeri

Kereta api Dhoho

 
 

Kereta api Penataran

Insiden

  • Pada tanggal 27 Februari 2022 Jam 05:16 WIB, Terjadi kecelakaan kereta api Dhoho (351) relasi Blitar-Kertosono dengan bus Harapan Jaya Di KM 159+5 Di JPL no 252 tanpa palang antara stasiun Tulungagung dengan stasiun Ngujang. Dalam insiden ini, Masinis dan penumpang harapan jaya menjadi Korban. 6 Orang meninggal dan 14 Orang luka-luka.[6][7]
  • Seorang wanita tewas setelah menabrak gerbong ketiga Kereta App Dhoho yang sedang melintas di perlintasan tanpa palang pintu Kecamatan Garum, Blitar. Penyebab kecelakaan tersebut disebabkan korban menggunakan ponsel sambil mengendarai motor.[8]

Daftar pustaka

Catatan kaki

  1. ^ Istilah Rapih merupakan kependekan dari "Rangkaian Terpisah". Saat itu, rangkaian kereta terbagi menjadi dua sesampai di Stasiun Kertosono: melanjutkan perjalanan ke Madiun dan melanjutkan perjalanan ke Blitar. Hingga kini, beberapa stasiun masih menyebut "Rapih Dhoho" untuk menyebut kereta api ini

Referensi

  1. ^ a b c "Sejarah KA Lokal Jalur Kantong". Roda Sayap. Diakses tanggal 2020-02-10. 
  2. ^ "KAI luncurkan Penataran Ekspres Malang-Surabaya". kontan.co.id. 2013-10-29. Diakses tanggal 2020-03-23. 
  3. ^ "Jarak Tempuh KA Penataran Ekspres Diperpanjang Hingga Blitar". ANTARA News Jawa Timur. Diakses tanggal 2020-03-23. 
  4. ^ "Sepi Penumpang, KA Penataran Ekspres Dipensiunkan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-03-23. 
  5. ^ a b c KAI Access, aplikasi resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
  6. ^ Muttaqien, Adhar. "Tambah Satu, Korban Tewas Kecelakaan Maut Bus Tertabrak KA Jadi 6 Orang". detikjatim. Diakses tanggal 2022-03-03. 
  7. ^ "Kronologi Kecelakaan Bus Harapan Jaya Tertabrak Kereta Api di Tulungagung, 5 Penumpang Meninggal". KOMPAS.tv. Diakses tanggal 2022-03-03. 
  8. ^ Media, Kompas Cyber (2022-03-01). "Berkendara Sambil Menelepon, Remaja di Blitar Tewas Tertabrak Kereta Api". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-03-03.