Asep Saifuddin Chalim
Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim (lahir dengan nama Asep Saifuddin Chalim; 16 juli 1955), adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi ketua PERGUNU (Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama) Jawa Timur[1]. Beliau anak dari KH. Abdul Chalim salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. Beliau adalah pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren Amanatul Ummah, baik di Surabaya maupun Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto yang fenomenal itu. Kiai Asep membangun pondok yang begitu megah, sekolah unggulan, dan universitas[2].
Pendidikan
Pada awal tahun 1974, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA berkelana ke berbagai kota di Jawa untuk mencari pengalaman dan menimba ilmu. Di antara kota yang menjadi saksi atas perjuangan hidupnya adalah Jember, Banyuwangi, Banyuwangi, Lumajang, Bandung, Jakarta, Banten, Palembang dan terakhir di Surabaya. Banyak yang dilakukan Kiai Asep dalam perjalanan itu, bahkan di Surabaya Kiai Asep pernah menjadi kuli bangunan.[3]
Kiai Asep juga pernah mengenyam pendidikan di beberapa pondok pesantren, diantaranya: Pondok Pesantren Cipasung Jawa Barat, Pondok Pesantren Sono Sidoarjo, Pondok Pesantren Siwalanpanji Sidoarjo, Pondok pesantren Gempeng Bangil, Pondok Pesantren Darul Hadits Malang dan yang terakhir Pondok Pesantren Sidosermo Surabaya.
Kiai Asep Saifuddin Chalim dibesarkan di Pondok Pesantren Al-Khozini Sidoarjo setelah ayahandanya meninggal dunia. Meskipun Kiai Asep adalah putra dari salah seorang Kiai terkemuka pada masa itu, tetapi penampilan Kiai Asep tetaplah sederhana. Akan tetapi, kepandaiannya sudah terlihat sejak beliau menduduki kelas 1 MI (Madrasah Ibtidaiyah) saat beliau masih mengenyam pendidikan di desa Leuwimunding Jawa Barat, bahkan beliau dikenal dengan santri yang cerdas, gemar membaca kitab-kitab salaf yang akhirnya menjadikan Kiai Asep sebagai salah satu santri kesayangan KH. Abbas, salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Al Khozini Sidoarjo.
Ketika menduduki bangku SMP beliau mengenyam pendidikan di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Lulus SMP Kiai Asep melanjutkan pendidikan di bangku SMA namun hanya sampai kelas 2 SMA saja karena ayahandanya wafat, tetapi Kiai Asep masih tetap melanjutkan pendidikan nya di Pondok Pesantren Al-Khozini.
Setelah mendapatkan surat keterangan lulus dari Kiai Pondok Pesantren Al-Khozini, Kiai Asep melanjutkan pendidikannya di IAIN Surabaya pada tahun 1975 mengambil jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab. Tidak banyak yang tau kegiatan apa saja yang dilakukan Kiai Asep pada masa kuliah dulu atau bahkan organisasi apa saja yang pernah diikuti oleh Kiai Asep. Belum lulus sarjananya, beliau mendaftar kuliah program D3 Bahasa Inggris di IKIP Surabaya dengan ijazah persamaan SMA.
Kemudian mengajar di SMA Negeri 2 Lamongan selama 7 tahun. Kemudian Kiai Asep melanjutkan studinya di IKIP Malang. Di waktu yang lain Kiai Asep telah menyelesaikan S2 pada tahun 1997 di Unisma Malang dan S3 pada tahun 2004 di UNMER Malang.
Karier
Bagi banyak orang sosok Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA adalah sosok Kiai yang gigih dan ulet. Setiap hari beliau harus bolak-balik Surabaya-Pacet demi memberikan ilmu kepada santri-santrinya. Setelah subuh jadwal rutinnya adalah mengajar pengajian pagi di masjid pondok di Pacet. Setelah itu, Kiai Asep langsung menuju Surabaya untuk berbagai macam kepentingan. Mulai dari rapat staf administrasi, rapat guru, sampai menerima berbagai tamu dan menghadiri berbagai undangan. Di malam harinya, Kiai Asep kembali lagi ke Pacet dan sesekali mengajar pengajian malam (muadalah).
Beliau pernah menjadi anggota pengurus PC NU Suarabaya, ketua MUI Surabaya, anggota DPRD Surabaya dari partai PKB. Kemudian beliau mundur dari jabatannya setelah 4 bulan karena beliau menganggap lebih cocok dalam pendidikan. Statusnya kemudian naik setelah menjadi dosen di IAIN Surabaya.
Sampai saat ini Kiai Asep Saifuddin Chalim menjabat sebagai rektor di institut Al-Khozini Buduran. Beliau dilantik untuk menjadi ketua PERGUNU (Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama) Jawa Timur pada Ahad, 30 Oktober 2016. Sampai saat ini banyak kegiatan yang dilakukan oleh Kiai Asep Saifuddin Chalim untuk memajukan PERGUNU (Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama). Bahkan mereka yang dilantik sebagai anggota PERGUNU (Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama) haruslah bangga karena dapat memajukan bangsa dalam dunia pendidikan.[4]
Penghargaan
Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur, mendapat penghargaan utama sebagai “pemimpin visioner dan inspiratif”. Penghargaan utama itu diberikan oleh koran HARIAN BANGSA saat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 di kantor barunya di Jalan Cipta Menanggal I/35 Surabaya, Selasa (1/3/2022).[5]
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim, mendapat penghargaan tokoh pendidikan islam. Penghargaan itu diraihnya dari lembaga Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) Awards dengan kategori Tokoh Pendidikan Islam Kultural Jatim 2021. Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh pengurus ARCI kepada Asep Saifuddin, diIKHAC Bendungan Jati, pada Jumat malam 7 Mei 2021 kemarin. [6]
Peranan di Nahdatul Ulama
Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA merupakan keturunan dari seorang Kiai. Hal ini dapat dilihat dari ayahandanya Kiai Abdul Chalim yang banyak disinggung dan dihubungkan dengan berdirinya NU. Karena Kiai Abdul Chalim adalah seorang tokoh nasionalis yang banyak membantu para pendiri NU yakni KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Chasbullah.
Kiai Asep juga bukan merupakan sosok pemimpin yang otoriter. Yang hanya mementingkan kepentigan pribadi dari pada kelompok dan hanya mementingkan keputusan pribadi. Namun beliau adalah sosok pemimpin yang demokratis yang mementingkan tujuan bersama agar tercapainya tujuan secara maksimal.[7]
Apresiasi
Presiden Joko Widodo menghadiri pengukuhan K.H. Asep Saifuddin Chalim sebagai guru besar bidang sosiologi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Acara pengukuhan berlangsung di Gedung Sport Center UIN Sunan Ampel, Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 29 Februari 2020.
Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan selamat atas pengukuhan tersebut. Menurutnya, guru besar adalah bentuk pengakuan akademik tertinggi atas kontribusi K.H. Asep dalam mengembangkan studi Islam dan dalam mengembangkan model pendidikan yang inovatif untuk membangun umat dan membangun bangsa.
“Saya mengikuti terus perjuangan beliau, Bapak Kiai Asep, dalam mengembangkan dan mewujudkan manusia unggul dan berakhlakul karimah. Bukan hanya melalui pemikiran-pemikiran yang beliau sampaikan di banyak kesempatan, tetapi yang lebih penting lagi adalah melalui kiprah dan karya yang beliau ciptakan,” kata Presiden.
Salah satu karya tersebut yaitu buku berjudul “Aswaja”, yang menurut Presiden merupakan sebuah buku yang sangat apik yang menekankan pentingnya pendidikan keagamaan yang benar dalam keluarga. “Supaya kita terhindar dari pemikiran dan kepercayaan yang menyimpang di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi saat ini,” imbuhnya.
Perkembangan dunia saat ini, lanjut Kepala Negara, tidak hanya memengaruhi perilaku keagamaan seseorang, tetapi juga berpengaruh pada kepercayaan seseorang pada sebuah sistem ideologi, tata negara dan kehidupan sosial kita. Saat ini gerakan-gerakan ekstremis muncul yang bahkan memicu peperangan dan konflik di beberapa negara.
“Di sinilah pendidikan moderasi yang dianut warga NU dan yang dikembangkan Kiai Asep sangat relevan untuk kita aplikasikan,” ungkapnya.
Pendidikan moderasi tersebut ialah pendidikan yang mengusung nilai dan karakter tawassuth (bersikap moderat), tawazzun (bersikap seimbang), i’tidal (bersikap adil), dan tasamuh (bersikap toleran).
Presiden memandang, nilai-nilai dan karakter tersebut menjadi kekuatan pendidikan dalam menjaga Pancasila dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, merawat persatuan dan kesatuan bangsa, serta membangun masyarakat yang madani.
“Saya juga menyaksikan kiprah dan karya nyata Kiai Asep di masyarakat. Bapak Kiai membangun pesantren dari nol sampai menjadi pesantren besar seperti sekarang ini, Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto dan di Pacet. Saya pernah ke sana, dan sekarang informasi yang saya dapatkan sudah memiliki lebih dari 10 ribu santri,” paparnya.
Tidak hanya itu, K.H. Asep juga mendirikan sebuah institut yang membuka layanan pendidikan sarjana dan pascasarjana, yang sebagian mahasiswanya berasal dari beberapa negara, yang memberikan banyak beasiswa, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswanya.
K.H. Asep juga dikenal memiliki perhatian besar dalam meningkatkan kualitas guru dan pesantren. Menurut Presiden, sebagai Ketua Umum Persatuan Guru NU (Pergunu), banyak program dan inovasi yang dilakukan oleh K.H. Asep, seperti pengembangan metode pembelajaran dan peningkatan fasilitas pesantren, serta penguatan keterampilan bagi para guru dan santri.
“Saya dengar anggota Pergunu juga didorong untuk membuat gerakan teacher-preneur, pemberdayaan komunitas berbasis ekonomi kerakyatan, menerapkan kearifan lokal, dan sudah memanfaatkan teknologi digital. Ini semua adalah kiprah yang layak kita apresiasi,” jelasnya.
Presiden menilai, pemikiran, kiprah, dan karya K.H. Asep dalam membangun umat dan dalam membangun sumber daya manusia (SDM) bangsa yang unggul sangat selaras dengan agenda besar bangsa Indonesia sekarang ini, yaitu pembangunan sumber daya manusia.
“Kita ingin SDM Indonesia mampu menghadapi tantangan dunia saat ini. Kita ingin SDM Indonesia semakin unggul dan kompetitif sehingga mampu menjadi motor penggerak transformasi bangsa mewujudkan Indonesia Maju,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Rektor UIN Sunan Ampel Prof. Masdar Hilmy, dan Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit.[8]
Referensi
- ^ Budi author, Budi author (19-11-2020). "Biografi Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA". web berita. Diakses tanggal 19-11-2020.
- ^ Husein Sanusi, Husein (2020-03-14). "Mengenal Lebih Dekat Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Sosok Kiai yang Visioner". web berita. Diakses tanggal 14-03-2020.
- ^ Budi author, Budi author (2020-11-19). "Biografi Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA". Laduni.id. Diakses tanggal 2020-11-19.
- ^ Budi author, Budi author (2020-11-19). "Biografi Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA". Laduni.id. Diakses tanggal 2020-11-19.
- ^ mma author, mma author (2022-03-01). "Kiai Asep Dapat Penghargaan sebagai Pemimpin Visioner dan Inspiratif". web berita. Diakses tanggal 2022-03-01.
- ^ Andi author, Andi author (2021-05-08). "Peduli Terhadap Perkembangan Pesantren, Kiai Asep Diganjar Penghargaan Tokoh Pendidikan Islam oleh ARCI". web berita. Diakses tanggal 2021-05-08.
- ^ Budi author, Budi author (2020-11-19). "Biografi Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim., MA". web berita. Diakses tanggal 2020-11-19.
- ^ BPMI setpres, BPMI setpres (2020-02-29). "Presiden Apresiasi Kiprah K.H. Asep Saifuddin Chalim dalam Pengembangan Umat dan Bangsa". presidenri.go.id. Diakses tanggal 2020-02-29.