Naipospos
Naipospos adalah salah satu marga (nama keluarga) dalam suku bangsa Batak yang merupakan keturunan dari Raja Naipospos. Raja Naipospos sendiri memiliki 5 (lima) orang putera yang menurunkan 7 (tujuh) marga. Hal tersebut menyebabkan keturunan Raja Naipospos disebut sebagai Naipospos silima saama pitu marga (keturunan Naipospos lima bersaudara tujuh marga)
Kisah Raja Naipospos dan Keturunannya
Sejarah Naipospos
Menurut para tetua dan tokoh adat marga-marga keturunan Naipospos yang bermukim di daerah Dolok Imun, Hutaraja, dan Sipoholon sebagai sentral Naipospos, menuturkan bahwa Raja Naipospos mempunyai 2 (dua) orang putera dari 2 (dua) orang isteri yang merupakan kakak-beradik (marpariban) boru Pasaribu.
Raja Naipospos tidak sabar menunggu keturunan dari isteri pertama boru Pasaribu, sehingga secara diam-diam ia mengambil isteri kedua yang adalah adik kandung isteri pertama. Tanpa diduga isteri pertama dan kedua sama-sama mengandung.
Isteri Kedua lebih dahulu melahirkan putera bagi Raja Naipospos yang kemudian diberi nama Marbun,
Kemudian isteri Pertama pun melahirkan putera bagi Raja Naipospos dan diberi nama Martuasame atau bergelar Toga Sipoholon.
Jadi, putera Raja Naipospos adalah sebanyak 2 (dua) orang, yaitu:
Putra Tertua yakni Toga Marbun, yang kemudian memiliki 3 (tiga) putera yang merupakan cikal-bakal 3 (tiga) marga, yakni:
- Lumban Batu, yang merupakan cikal-bakal marga Lumbanbatu
- Banjar Nahor, yang merupakan cikal-bakal marga Banjarnahor
- Lumban Gaol, yang merupakan cikal-bakal marga Lumban Gaol
Putra Kedua adalah Martuasame atau Toga Sipoholon, yang kemudian memiliki 4 (empat) putera yang merupakan cikal-bakal 4 (empat) marga, yakni :
- Donda Hopol, yang merupakan cikal-bakal marga Sibagariang
- Donda Ujung, yang merupakan cikal-bakal marga Hutauruk
- Ujung Tinumpak, yang merupakan cikal-bakal marga Simanungkalit
- Jamita Mangaraja, yang merupakan cikal-bakal marga Situmeang
Gelar Martuasame
Martuasame adalah gelar dari Toga Sipoholon.[1]
Sebuah tempat keramat di pemandian air panas Sipoholon yang bernama Sombaon Same sangat erat kaitannya dengan gelar Martuasame ini.[2]
Dolok Imun
Dolok Imun, Huta Raja, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah perkampungan yang pertama kali dibuka oleh Raja Naipospos.[3]
Dolok Imun sebagai tempat lahir dan dibesarkannya putera-puteri Raja Naipospos dan dari tempat tersebutlah keturunan Raja Naipospos tersebar atau merantau ke daerah lain.
Kontroversi Silsilah Naipospos
Putera Sulung
Secara historis sesuai dengan yang dituturkan oleh tetua dan tokoh adat Naipospos yang bermukim di Dolok Imun, Hutaraja, dan Sipoholon bahwa yang pertama kali lahir di antara 5 (lima) putera Raja Naipospos adalah Donda Hopol. Nama ini sengaja diberikan langsung oleh Raja Naipospos kepada putera sulungnya dengan harapan dan doa, semoga dia dapat manghopol, yang artinya mengayomi adik-adiknya. Donda Hopol inilah yang kemudian mewariskan marga Sibagariang. [4]
Namun, bagi kalangan yang meyakini bahwa Raja Naipospos memiliki 2 (dua) putera, sering berselisih paham mengenai siapa yang menjadi putera sulung antara Sipoholon atau Marbun. Karena meskipun Sipoholon lahir dari isteri pertama, tetapi yang diyakini lebih dahulu lahir adalah Marbun.
Urutan Keturunan Naipospos
Terlepas dari kontroversi jumlah putera kandung Raja Naipospos, penulisan urutan marga-marga keturunan Raja Naipospos sering juga menjadi perdebatan di kalangan keturunan Raja Naipospos. Beberapa kalangan sering kurang terima Marbun menjadi putera bungsu dengan alasan bahwa Situmeang adalah yang paling akhir lahir di antara keturunan Raja Naipospos. Sedangkan di lain pihak, sesuai dengan adat-istiadat yang umumnya berlaku di kebanyakan daerah di Tanah Batak selalu menuliskan urutan keturunan dari istri pertama, kedua, dan seterusnya, jika memiliki istri lebih dari satu orang. [5]
Persoalan ini sering ditengahi para tetua dan tokoh adat antar marga-marga keturunan Naipospos dengan sebuah padan. Padan adalah sebuah istilah untuk ikatan janji setia dalam tata nilai masyarakat Batak. Dalam praktiknya, marga Hutauruk menjadi selevel dengan marga Marbun Lumbanbatu, marga Simanungkalit menjadi selevel dengan marga Marbun Banjarnahor, dan marga Situmeang menjadi selevel dengan marga Marbun Lumbangaol. Maka akibat padan ini, dengan sendirinya marga Marbun Lumbanbatu menjadi abang marga Simanungkalit dan Situmeang, karena Hutauruk telah menjadi selevel dengan Marbun Lumbanbatu. Marga Situmeang dan Marbun Lumbangaol bersama-sama otomatis menjadi yang bungsu. Sedangkan marga Sibagariang tetap diperlakukan sebagai yang sulung di antara seluruh marga-marga keturunan Raja Naipospos. [6]
Referensi
- ^ "Martuasame adalah julukan (goar tulut) Naipospos". tulisan Ricardo Parulian Sibagariang.
- ^ "Sombaon Same". HUTAURUK BONA, tulisan Leopold Parulian Sibagariang.
- ^ "FORUM DIALOG TAROMBO NAIPOSPOS". website tarombo Naipospos.
- ^ "Media Komunikasi Marga Sibagariang". website marga Sibagariang.
- ^ "BUKTI-BUKTI HAK SULUNG SIBAGARIANG". Donda Hopol (Sibagariang) adalah putera sulung (siangkangan ni) Raja Naipospos, tulisan Ricardo Parulian Sibagariang.
- ^ "Mampukah Keturunan Naipospos Bertutursapa?". HUTAURUK BONA, tulisan Maridup Hutauruk.