Persik Kediri
Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri (disingkat Persik) merupakan klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Kota Kediri, Jawa Timur. Tim yang mempunyai julukan Macan Putih ini bermarkas di Stadion Brawijaya. Persik Kediri mulai bermain di Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2003. Klub ini didirikan tahun 1950. Tim berjuluk Macan Putih dengan semboyan kebanggaannya yaitu Panjalu Djayati atau Kediri Menang yang diambil dari Prasasti Hantang mengisahkan kemenangan Kerajaan Kadiri atas Janggala, menjadi pemantik semangat dan sebuah harapan agar Persik selalu berjuang meraih kemenangan di setiap laga. Persik Kediri identik dengan jersey kebesaran berwarna ungu.
Nama lengkap | Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri | ||
---|---|---|---|
Julukan | Macan Putih | ||
Berdiri | 1950 | ||
Stadion | Brawijaya Kediri (Kapasitas: 20.000) | ||
Pemilik | PT. Astar Asia Global | ||
Presiden | Gading Marten | ||
Manajer | Yahya Hasan Alkatiri | ||
Pelatih | Javier Roca | ||
Liga | Liga 1 | ||
Liga 2 2019 | Juara (promosi ke Liga 1) | ||
| |||
Musim ini |
Sejarah
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Dalam catatan kearsipan pengurus, Persatuan Sepak bola Indonesia Kediri (disingkat PERSIK) berdiri pada tahun 1950. Sebagai pendiri adalah Bupati Kediri saat itu, R. Muhammad Machin. Saat itu, Kediri masih berupa kabupaten, belum ada pemisahan wilayah, kabupaten dan kota. Dibantu Kusni dan Liem Giok Djie, ia pertama kali merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan "PERSIK" di tengah-tengah dua warna berbeda itu.
Logo Persik Kediri berbentuk segi lima dengan warna latar merah dan hitam. Di dalam segi lima itu terdapat dua gapura berwarna kuning. Ini melambangkan kejayaan Kerajaan Kadiri di masa lampau. Di antara dua gapura tersebut ada simbol bunga yang diambil dari logo PSSI, menunjukkan bahwa Persik Kediri adalah anggota dari organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Di atas gambar gapura terdapat tulisan PERSIK, sebagai nama kesebelasan dan tulisan KEDIRI di bawah gambar gapura, menunjukkan kota asal klub ini. Logo Persik ini adalah buah rancangan dari seorang seniman Kediri bernama Harsono. Beliau dikenal juga sebagai seorang guru di kota tahu ini. Logo Persik ini dipakai hingga sekarang dan belum mengalami perubahan.
Sebagai tim perserikatan yang terdaftar di PSSI, PERSIK memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda (IM). Dalam tiga dekade (1960 hingga 1990-an), prestasi PERSIK tidak menonjol bahkan di tingkat nasional pun masih kalah dibandingkan dengan Persedikab Kabupaten Kediri yang era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi Ligina. Namun sejak ditangani Wali Kota Kediri, Drs. H. A. Maschut, PERSIK menunjukkan perubahan.
Mengawali debutnya di pentas nasional, PERSIK merekrut mantan pelatih Tim Nasional PSSI Pra Piala Dunia (PPD) 1986, Sinyo Aliandoe, untuk menangani klub kebanggaan warga Kota Kediri itu dalam Kompetisi Divisi I periode 2000-2001. Di bawah tangan dingin Om Sinyo, para pemain PERSIK yang merupakan pemain-pemain dari Kediri dan sekitarnya mulai diperkenalkan dengan sistem sepak bola modern. Namun hanya satu tahun Om Sinyo berlabuh di Kota Kediri. Setelah itu, PERSIK pun resmi ditangani mantan pemain Timnas PSSI, Jaya Hartono, yang sebelumnya hanyalah asisten Om Sinyo.
Sementara untuk semua urusan baik di dalam maupun di luar stadion, Drs. H. A. Maschut meminta bantuan putra menantunya, Iwan Budianto, yang beberapa tahun sebelumnya menangani Arema Malang. Di tangan Iwan-Jaya itulah, tim berjuluk “Macan Putih” itu unjuk gigi dengan berhasil menyabet gelar JUARA Kompetisi Divisi I PSSI tahun 2002. Gelar tersebut sekaligus mengantarkan tim kebanggaan warga Kota Kediri itu naik kelas sebagai kontestan Divisi Utama dalam Ligina untuk musim kompetisi IX/2003.
Sejak kompetisi itu digelar pada bulan Januari 2003, PERSIK sudah mengklaim dirinya sebagai tim dari daerah yang tak sekadar numpang lewat. Tekad itu terpatri di dalam lubuk sanubari para pemain, sehingga dengan usaha keras dan penuh dramatis, PERSIK mampu mencuri perhatian publik bola di Tanah Air setelah berhasil memboyong Piala Presiden setelah mengukuhkan dirinya sebagai Juara kompetisi Devisi Utama Ligina IX Tahun 2003.
PERSIK mampu memupuskan harapan tim-tim besar, seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persita Tangerang yang saat itu sangat berambisi menjadi kampiun dalam kompetisi paling bergengsi di Jagad Nusantara ini. Piala Presiden itu kembali berlabuh di Kota Kediri setelah PERSIK berhasil lagi menjadi Juara kompetisi Divisi Utama Ligina XII Tahun 2006 setelah menyudahi perlawanan sengit PSIS Semarang dengan skor 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan Solo.
Di awal kompetisi LBM IX berjalan, PERSIK terseok-seok bahkan pernah menduduki peringkat ke-13 klasemen sementara. Perlahan tetapi pasti, kemenangan demi kemenangan diraih hingga pada putaran pertama PERSIK sempat menempati puncak klasemen sementara. Pada putaran kedua prestasi PERSIK semakin stabil hingga kompetisi berakhir PERSIK sukses menjadi juara.
Dengan diperkuat tiga legiun asing asal Chili, yakni Fernando, Juan Carlos dan Alejandro Bernald, pada tahun 2002 PERSIK menorehkan tinta emas setelah berhasil menyabet Juara Divisi I PSSI, di mana pertandingan empat besarnya diselenggarakan di Manado. Prestasi itu memastikan PERSIK masuk Divisi Utama Ligina IX/2003. Namun sebelum ikut kompetisi paling bergengsi di Tanah Air itu, PERSIK mencatat prestasi gemilang setelah sukses merengkuh gelar Juara Piala Gubernur Jatim I/2004 di Stadio 10 November Surabaya . PERSIK kembali menjadi Yang Terbaik pada Piala Gubernur III/2005 di Gelora Delta Sidoarjo setelah menyudahi perlawanan tim debutan Persekabpas Kabupaten Pasuruan. September 2006 lalu.
Prestasi demi prestasi yang ditorehkan PERSIK, tak bisa lepas dari perjuangan dan kegigihan beberapa tokoh sepak bola Kota Kediri. Sejak tahun 1999 Wali Kota Drs H.A. Maschut memegang jabatan sebagai Ketua Umum. Ia dibantu J.V. Antonius Rahman yang saat itu menjabat Ketua DPRD Kota Kediri sebagai Ketua Harian Persik dan tokoh sepak bola, Alm. Barnadi sebagai Sekretaris Umum.
Namun tak bisa dilupakan pula perjuangan Iwan Budianto sebagai manajer tim untuk mengangkat citra Kota Kediri di bidang sepak bola bersama Eko Soebekti dan Suryadi, masing-masing menempati posisi asisten manajer operasional dan asisten manajer keuangan.
Untuk aristek di lapangan baik pengurus maupun manajemen saat itu mengangkat mantan pemain Niac Mitra Surabaya, Jaya Hartono dibantu mantan pemain Arema Malang, Mecky Tata bertindak selaku asisten pelatih. Nama Iwan Budianto dan Jaya Hartono sudah cukup lama dikenal oleh publik bola di tanah air. Sebelum bergabung dengan PERSIK, Iwan Budianto pernah menjadi manajer tim Arema Malang pada Ligina V 1998/1999. Saat itu Arema menempati peringkat ketiga grup tengah II.
Sementara Jaya Hartono sudah tidak asing lagi. Selain malang melintang sebagai pemain di beberapa klub Galatama mulai dari Niac Mitra, Petrokimia Putra, BPD Jateng, Assyabaab Salim Group Surabaya, PKT Bontang hingga kariernya di timnas PSSI selama sepuluh tahun mulai 1986 sampai 1996. Sebagai orang yang bertangan dingin Jaya Hartono membawa PERSIK sebagai Juara Ligina IX/2003. Namun sayang Jaya Hartono tahun 2006 meninggalkan PERSIK Kediri dan digantikan Daniel Roekito hingga tahun 2007. Meski hanya dua tahun membesut Daniel Roekito juga menorehkan sejarah bagi PERSIK yakni membawa PERSIK Juara Ligina XII/2006.
Menghadapi Super Liga PERSIK mencoba pelatih asing asal Muldova yang cukup dikenal yakni Arcan Iurie (mantan pelatih Persib Bandung dan Persija) itupun hanya setengah kompetisi, selanjutnya PERSIK dibawah kendali Aji Santoso hingga akhir ISL 2008 dan menjadikan PERSIK dalam 5 besar (peringkat 4 ISL 2008). Memasuki ISL 2009/2010 PERSIK diarsiteki oleh Gusnul Yakin seiring pergantian Ketua Umum yang baru yang menggantikan Drs. H. A. Maschut kepada Dr Samsul Ashar Sp.PD yang juga wali kota terpilih dalam Pilkada 2008 lalu.
Degradasi ke kasta dua
Sejak dibawah kepemimpinan Dr.H Samsul Ashar, PERSIK terus mengalami penurunan prestasi hingga terdegradasi ke divisi utama pada akhir kompetisi Liga Super 2009-2010 hingga akhir kompetisi divisi utama tahun 2013 PERSIK baru bisa Promosi kembali ke Liga Super dengan menempati peringkat 3 klasemen divisi utama.
Untuk pertandingan kandang PERSIK menggunakan Stadion Brawijaya Kediri yang berkapasitas sekitar 20 ribu orang. Sementara untuk kegiatan manajerial PERSIK dipusatkan di sekretariat Persik di Jl. Diponegoro No. 7, Kediri. No. telp. dan faksimilinya adalah 0354-686690.
Home Ground
Stadion Brawijaya adalah kandang bagi Persik Kediri. Terletak tengah Kota Kediri, Jawa Timur. Stadion ini dibangun pada tahun 1983, dan mengalami pembenahan pada tahun 2000. Stadion Brawijaya memiliki kapasitas 20.000 tempat duduk. Stadion Brawijaya merupakan kebanggaan masyarakat Kediri karena di stadion inilah Persik Kediri menjamu lawan-lawannya.
Pendukung
Persik didukung suporternya yang fanatik dan militan yaitu Persikmania yang terbentuk pada bulan Februari 2001. Namun banyak juga bermunculan Persikmania dari generasi berikutnya dan kemudian membuat kelompok sendiri seperti Brigata Cyberxtreme yang biasa menempati tribun utara. Selain itu ada juga yang menamai kelompoknya Militan Persik dan Gerakan Cinta Persik (GCP) yang biasa menempati tribun timur namun tetap dalam yel yelnya mereka masih menyebut dirinya Persikmania.
Didiskualifikasi dari peserta ISL 2015
Pada 12 Desember 2014, Persik Kediri didiskualifikasi dari peserta LSI 2015 karena dinilai tidak memenuhi persyaratan baik dari segi keuangan dan infrastruktur bersama dengan Persiwa Wamena selama proses verifikasi pada bulan Desember 2014. Dan harus kembali bermain di Divisi Utama LI 2015. Tahun 2016 Ultras Cyberxtreme Dentama Ardiratna mencoba menghidupkan kembali Persik Kediri dengan serangkaian laga ujicoba.
Rekor musim ke musim
Musim | Liga | Piala | IIC | Asia | Topskor tim | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Komp. | Main | M | S | K | GM | GA | Poin | Pos | Nama | Gol | ||||
2016 | ISC B (6) | 10 | 8 | 2 | 0 | 20 | 5 | 26 | 1 | ISC B | Tidak ikut | Tidak ikut |
Musim | Liga | |||||||||
Kompetisi | Menang | Kalah | Seri | Main | GM | GA | Poin | Posisi | Degradasi | |
2017 | Liga 2 | 6 | 4 | 2 | 12 | 18 | 15 | 20 | 3 | Ke Liga 3 |
Musim | Liga | ||||||||
Kompetisi | Menang | Kalah | Seri | Main | GM | GA | Poin | Gelar | |
2018 | Liga 3 | Juara 1 |
Musim | Liga | ||||||||
Kompetisi | Menang | Kalah | Seri | Main | GM | GA | Poin | Gelar | |
2019 | Liga 2 | 9 | 5 | 6 | 20 | 26 | 15 | 33 | Juara 1 |
Musim | Liga | Topskor Tim | |||||||||
Kompetisi | Menang | Kalah | Seri | Main | GM | GA | Poin | Posisi | Nama | Gol | |
2021 | Liga 1 | 9 | 13 | 12 | 34 | 33 | 39 | 39 | CF | Youssef Ezzejjari Lhasnaoui | 17 |
Pemain
Untuk 6 April 2022.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Mantan pemain terkenal
AFC |
CAF |
CONMEBOL
UEFA |
Daftar Top Skorer
Tahun | Pemain | Peran | Gol |
---|---|---|---|
2005–2008 | Cristian Gonzáles | 106 | 100 |
2003–2004 | Bamidelle Frank Bob Manuel | 34 | |
2003–2008 | Musikan | 31 | |
2008–2010 | Saktiawan Sinaga | 26 | 23 |
2005–2009 | Budi Sudarsono | 69 | 20 |
2007–2009 | Ronald Fagundez | 112 | 12 |
2009–2010 | Yongki Aribowo | 29 | 9 |
2006–2008 | Danilo Fernando | 7 | |
2004–2005 | Ekene Ikenwa | 17 | 7 |
2009–2010 | Zhang Shuo | 10 | 3 |
2008–2011 | Legimin Raharjo | 29 | 1 |
2009–2011 | Mekan Nasyrov | 33 | 1 |
2012 | Oliver Makor | 14 | 18 |
Wawan Widiantoro | 55 | 3 | |
2018– | Septian Satria Bagaskara | 30 | |
2021– | Youssef Ezzejjari Lhasnaoui | 21 | 17 |
Prestasi di Liga Indonesia
- 2000 - Juara Divisi Dua (promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia / Liga 2)
- 2002 - Juara Divisi Satu (promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia / Liga 1)
- 2003 - Juara Liga Indonesia (sekarang Liga 1)
- 2006 - Juara Liga Indonesia (sekarang Liga 1)
- 2013 - Peringkat ketiga Divisi Utama (promosi ke Liga Super Indonesia)
- Liga 3 2018 - Juara Liga 3 (Promosi ke Liga 2 2019)
- Liga 2 2019 - Juara Liga 2 (Promosi ke Liga 1 2020)
Kompetisi Asia
2 kali penyertaan
Musim | Kompetisi | Babak | Klub | Kandang | Tandang | |
---|---|---|---|---|---|---|
2004 | Liga Champions AFC | Group | Seongnam Ilhwa Chunma | 1-2 | 15-0 | |
Group | Yokohama F. Marinos | 1-4 | 4-0 | |||
Group | Bình Ðịnh F.C. | 1-0 | 2-2 | |||
2007 | Liga Champions AFC | Group | Urawa Red Diamonds | 3-3 | 3-0 | |
Group | Shanghai Shenhua F.C. | 1-0 | 6-0 | |||
Group | Sydney FC | 2-1 | 3-0 |
Prestasi lain
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur I 2002
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur III 2004
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur V 2006
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur VI 2008
- Juara Piala Gubenur Jawa Timur 2014
- Juara Ketiga Piala Indonesia 2010
- Runner Up Piala Bangyos 2005
- Tim Fairplay, Pemain Terbaik, Top Skor Liga 3 2018
Ranking Asia
- Per 15 February 2020..[1]
Ranking | Negara | Klub |
---|---|---|
253 | Ubon United | |
254 | Becamex Bình Dương | |
255 | Persik | |
256 | Al-Markhiya | |
256 | Neftchi Fergana |
Referensi
- ^ "Persik (Kediri)". Diakses tanggal 15 February 2020.
Pranala luar
- (Indonesia) Persik.co.id - Situs resmi
- (Indonesia) Persik Kediri dalam situs web resmi Liga Indonesia Baru
- FootballDatabase: Persik Kediri
- (Indonesia) Blog Persik Kediri
- (Indonesia) ANTVSPORT Diarsipkan 2008-04-10 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Persik Kediri Juara Liga Indonesia XII @ kompas.com
- (Indonesia) Kompas.co.id
- (Indonesia) Persik Kediri News