Suara Merdeka adalah sebuah surat kabar yang terbit di Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Surat Kabar Harian ini memiliki sirkulasi terbatas pada area Jawa Tengah. Suara Merdeka merupakan surat kabar dengan pangsa pasar terbesar di Jawa Tengah. Selain surat kabar, Suara Merdeka juga mengembangkan media online yang jangkauannya lebih luas. Tak hanya di Indonesia tapi juga menjangkau mancanegara.

Suara Merdeka
Perekat Komunitas Jawa Tengah
Berkas:Logo sm.gif
TipeSurat kabar harian
FormatBroadsheet
PemilikSuara Merdeka Network
PendiriH. Hetami
Pemimpin redaksiGunawan Permadi
Wakil editorAgus Toto Widyatmoko, Triyanto Triwikromo
Didirikan11 Februari 1950
BahasaIndonesia
PusatMenara Suara Merdeka
Jalan Pandanaran No. 30
Kelurahan Pekunden, Kecamatan Semarang Tengah
Kota Semarang, Jawa Tengah 50134
Surat kabar saudariWawasan
ISSN2615-2614
Situs webwww.suaramerdeka.com

Sejarah

 
Pegawai redaksi Suara Merdeka, 1993.

Suara Merdeka didirikan oleh H. Hetami yang sekaligus menjadi pemimpin redaksi pada 11 Februari 1950. Ia dibantu oleh tiga wartawan, yaitu HR. Wahjoedi, Soelaiman, dan Retno Koestiyah. Pertama kali diterbitkan di Kota Solo, koran ini mencetak 5.000 eksemplar yang pada masa itu merupakan jumlah yang cukup besar untuk surat kabar lokal. Kemudian, Suara Merdeka mulai melebarkan daerah distribusinya ke Kudus dan Semarang untuk bersaing dengan surat kabar lokal lainnya, seperti Sin Min.[1]

Pada awalnya, harian Suara Merdeka belum memiliki percetakan sendiri sehingga mereka menumpang pada De Locomotief, koran bahasa Belanda yang dimiliki percetakan NV Handelsdrukkerij di Jalan Kepondang, Semarang. Sejak tahun 1956, harian Suara Merdeka yang biasanya terbit pada sore hari menjadi terbit pada pagi hari setelah H. Hetami mendapatkan mesin percetakan sendiri. Harian ini pun memiliki kantor sendiri di bekas kantor surat kabar Het Noorden yang telah diambil alih pemerintah Indonesia pada Maret 1963.[1]

Pada 11 Februari 1982, Hetami menyerahkan kepemimpinan Suara Merdeka ke menantunya yang bernama Budi Santoso bersamaan dengan peresmian kantor baru dan percetakan Mascom Graphy di Semarang. Sejak tahun 2010, harian Suara Merdeka dipimpin oleh Kukrit Suryo Wicaksono, anak sulung dari Budi Santoso.[1]

Slogan

Pada awalnya, slogan harian Suara Merdeka adalah Harian Umum untuk Mempertinggi Ketahanan Revolusi Indonesia. Slogan tersebut kemudian diubah menjadi Independen, Objektif, tanpa Prasangka yang berarti berita yang ingin disajikan oleh surat kabar ini dibuat berdasarkan kepentingan umum, seimbang dan tidak pamrih, serta bebas dari opini pribadi wartawan penulisnya. Slogan tersebut kemudian diubah menjadi Perekat Komunitas Jawa Tengah yang mencerminkan posisi pemasaran surat kabar tersebut.

Surat kabar rekanan

Di Kota Surakarta, terbit edisi Suara Solo, dengan porsi berita eks-karesidenan Solo (Solo, Kartasura, Sragen, Klaten, Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri) yang lebih banyak. Sementara itu, di kota Tegal, terbit edisi Suara Pantura dengan porsi berita kawasan Pantura (Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, dan Batang) yang lebih banyak.

Sedangkan untuk kota Salatiga dan sekitarnya terbit edisi Gerbang Metropolitan yang mewartakan berita Seputar Salatiga, Ambarawa, dan Kabupaten Semarang. Kemudian untuk pantura timur Jawa Tengah, terbit edisi berita Suara Muria yang membawahi Kudus, Pati, Jepara, Rembang, Blora dan Grobogan. Selain itu juga ada Suara Kedu untuk berita edisi kota Magelang, Temanggung, dan sekitarnya. Untuk wilayah Banyumas dan sekitarnya juga terbit edisi Suara Banyumas.

Suara Merdeka juga menjadi sponsor utama PSIS Semarang dan memiliki jaringan televisi yaitu SMNetwork yang bersatu siaran dengan tv-tv lokal dan TVKU Semarang.

Referensi

Lihat juga

Pranala luar