Kabupaten Nganjuk

kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia


Kabupaten Nganjuk (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦔꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀, Pegon: ڠانجوك) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Kediri di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Madiun di barat. Pada zaman Kerajaan Medang, Nganjuk dikenal dengan nama Anjuk Ladang yaitu Tanah kemenangan. Nganjuk juga dikenal dengan julukan Kota Angin.

Kabupaten Nganjuk
  • Berbek
  • Anjuk Ladang
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦔꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀
 • Pegonڠانجوك
Lambang resmi Kabupaten Nganjuk
Julukan: 
Kota Angin
Motto: 
Baswara yudhia karana
(Jawa Kuno) Cemerlang karena perjuangan
Peta
Peta
Kabupaten Nganjuk di Jawa
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk
Peta
Kabupaten Nganjuk di Indonesia
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk (Indonesia)
Koordinat: 7°36′00″S 111°56′00″E / 7.6°S 111.9333°E / -7.6; 111.9333
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri9 April 937
Dasar hukumUU RI No. 13 tahun 1950
UU RI No. 31 tahun 1988
Ibu kotaNganjuk
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiMarhaen Djumadi
 • Wakil BupatiLowong
 • Sekretaris DaerahDrs. Mokhamad Yasin
Luas
 • Total1.224,33 km2 (472,72 sq mi)
Populasi
 • Total1.103.902
 • Kepadatan902/km2 (2,340/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 99,10%
Kristen 0,83%
- Protestan 0,60%
- Katolik 0,23%
Hindu 0,03%
Buddha 0,02%
Kepercayaan 0,02%[1]
 • BahasaIndonesia, Jawa Mataraman
 • IPMKenaikan 71,97 (2021)
tinggi[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3518 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0358
Pelat kendaraanAG – U*/V**/W*/X*
Kode Kemendagri35.18 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.120.545.177.000,- (2020)
Flora resmiNangka genjah
Fauna resmiAyam hutan hijau
Situs webwww.nganjukkab.go.id

Geografi

Kabupaten Nganjuk terletak antara 111o5' sampai dengan 112o13' BT dan 7o20' sampai dengan 7o59' LS. Luas Kabupaten Nganjuk adalah sekitar 122.433 km2 atau setara dengan 122.433 Ha terdiri dari atas:

  • Tanah sawah 43.052 Ha
  • Tanah kering 32.373 Ha
  • Tanah hutan 47.007 Ha

Topografi

Secara topografi wilayah kabupaten ini terletak di dataran rendah dan pegunungan, Kabupaten Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman perkebunan sehingga sangat menunjang pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian. Kondisi dan struktur tanah yang produktif ini sekaligus ditunjang adanya sungai Widas yang mengalir sepanjang 69,332 km dan mengairi daerah seluas 3.236 Ha, dan sungai Brantas yang mampu mengairi sawah seluas 12.705 Ha.

Menurut Kementerian Pertanian (Kementan), Kabupaten Nganjuk menjadi salah satu daerah fokus pemerintah untuk menyerap bawang merah dan menjadi stok pemerintah tiap tahunnya. Daerah-daerah di Indonesia yang menjadi fokus penyerapan bawang merah adalah, Nganjuk, Brebes, Bima dan Solok.

Sebagai sentra penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur dan salah satu fokus penyerapan bawang merah oleh pemerintah, bukan hal yang mengherankan bila di sebagian besar wilayah Nganjuk terutama Kecamatan Sukomoro ke Barat meliputi Kecamatan Gondang, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan banyak dijumpai orang menanam, memanen, menjemur, atau memperjualbelikan bawang merah.

Bila mengunjungi Nganjuk atau bermaksud membeli bawang merah, pasar Sukomoro dapat menjadi pilihan utama, selain tentunya dengan berinteraksi langsung dengan petani lokal. Pasar Sukomoro yang terletak di Jalan Surabaya - Madiun, Kecamatan Sukomoro ini dikenal sebagai pasar yang fokus pada transaksi jual-beli bawang merah. Beberapa kecamatan yang menjadi penyuplai stok bawang merah di Pasar Sukomoro diantaranya adalah Kecamatan Rejoso, Kecamatan Gondang, Kecamatan Bagor, dan Kecamatan Wilangan.

Iklim

Wilayah Kabupaten Nganjuk beriklim tropis basah dan kering (Aw) yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson. Oleh karena iklimnya yang dipengaruhi angin muson, wilayah kabupaten ini mempunyai dua musim, yaitu musim penghujan yang dipengaruhi oleh angin muson barat–barat laut dan musim kemarau yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara. Periode musim kemarau di wilayah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan JuniSeptember yang ditandai dengan rata-rata curah hujan di bawah 100 mm per bulannya. Sementara itu, periode musim penghujan di daerah Nganjuk biasanya berlangsung pada bulan-bulan DesemberMaret dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm per bulan. Jumlah curah hujan di wilayah Kabupaten Nganjuk berada pada angka 1400–1900 mm per tahun dengan hari hujan ≥90 hari hujan per tahun. Suhu udara rata-rata di wilayah Nganjuk berada pada angka 21 °C–32 °C. Tingkat kelembapan nisbi di wilayah ini pun cukup tinggi yakni berkisar antara 67–84% per tahunnya.

Data iklim Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 29.5
(85.1)
29.9
(85.8)
30.2
(86.4)
30.7
(87.3)
31
(88)
31.1
(88)
31.2
(88.2)
31.8
(89.2)
32.8
(91)
32.8
(91)
32
(90)
30.2
(86.4)
31.1
(88.03)
Rata-rata harian °C (°F) 25.6
(78.1)
25.7
(78.3)
26.4
(79.5)
27
(81)
26.3
(79.3)
25.9
(78.6)
25.6
(78.1)
25.9
(78.6)
26.8
(80.2)
27.1
(80.8)
27
(81)
26.5
(79.7)
26.32
(79.43)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.7
(71.1)
21.8
(71.2)
22.8
(73)
23
(73)
21.9
(71.4)
20.8
(69.4)
20.1
(68.2)
21.1
(70)
21.9
(71.4)
22.7
(72.9)
23
(73)
21.9
(71.4)
21.89
(71.33)
Presipitasi mm (inci) 306
(12.05)
270
(10.63)
243
(9.57)
154
(6.06)
112
(4.41)
43
(1.69)
36
(1.42)
31
(1.22)
35
(1.38)
106
(4.17)
142
(5.59)
264
(10.39)
1.742
(68,58)
Rata-rata hari hujan 18 16 14 12 7 4 3 3 3 7 12 15 114
% kelembapan 84 83 82 80 79 73 69 67 68 71 75 81 76
Rata-rata sinar matahari bulanan 173 149 185 223 236 243 279 284 268 265 221 186 2.712
Sumber #1: Climate-Data.org [3]
Sumber #2: Weatherbase [4]

Sejarah

 
Kediaman bupati Nganjuk antara tahun 1860 dan 1900
 
Pabrik gula Nganjuk tahun 1920

Nganjuk berdasarkan Prasasti Anjuk Ladang dahulunya bernama Anjuk Ladang yang dalam bahasa Jawa Kuno berarti Tanah Kemenangan. Dibangun pada tahun 859 Caka atau 937 Masehi.[5]

Berdasarkan peta Jawa Tengah dan Jawa Timur pada permulaan tahun 1811 yang terdapat dalam buku tulisan Peter Carey yang berjudul: ”Orang Jawa dan masyarakat Cina (1755-1825)”, penerbit Pustaka Azet, Jakarta, 1986; diperoleh gambaran yang agak jelas tentang daerah Nganjuk. Apabila dicermati peta tersebut ternyata daerah Nganjuk terbagi dalam 4 daerah yaitu Berbek, Godean, Nganjuk dan Kertosono merupakan daerah yang dikuasai Belanda dan kasultanan Yogyakarta kecuali Nganjuk yang merupakan mancanegara kasunanan Surakarta.

Sejak adanya Perjanjian Sepreh 1830, atau tepatnya tanggal 4 Juli 1830, maka semua kabupaten di Nganjuk (Berbek, Kertosono dan Nganjuk ) tunduk di bawah kekuasaan dan pengawasan Nederlandsch Gouverment. Alur sejarah Kabupaten Nganjuk adalah berangkat dari keberadaan kabupaten Berbek di bawah kepemimpinan Raden Toemenggoeng Sosrokoesoemo 1. Di mana tahun 1880 adalah tahun suatu kejadian yang diperingati yaitu mulainya kedudukan ibu kota Kabupaten Berbek pindah ke Kabupaten Nganjuk.

Dalam Statsblad van Nederlansch Indie No.107, dikeluarkan tanggal 4 Juni 1885, memuat SK Gubernur Jendral dari Nederlandsch Indie tanggal 30 Mei 1885 No 4/C tentang batas-batas Ibu kota Toeloeng Ahoeng, Trenggalek, Ngandjoek dan Kertosono, antara lain disebutkan: III tot hoafdplaats Ngandjoek, afdeling Berbek, de navalgende Wijken en kampongs: de Chineeshe Wijk de kampong Mangoendikaran de kampong Pajaman de kampong Kaoeman. Dengan ditetapkannya Kota Nganjuk yang meliputi kampung dan desa tersebut di atas menjadi ibu kota Kabupaten Nganjuk, maka secara resmi pusat pemerintahan Kabupaten Berbek berkedudukan di Nganjuk.

Peninggalan Bersejarah

 
Gapura masuk wilayah Nganjuk pada tahun 1935 di daerah Wilangan

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai Jabatan Akhir Jabatan Wakil Bupati Ket.
1. K. R. T. Sosrokoesoemo I (Kanjeng Jimat) 1760
2. K. R. T. Sosrodirjo 1760
3. K. R. T. Sosrokoesoemo II 1831 1852
4. R. Ng. Pringgodigdo 1852 1866
5. K. R. T. Soemowilojo 1866 1878
6. K. R. T. Sosrokoesoemo III 1878 1901
7. R. M. A. A. Sosrohadikoesoemo 1901 1936
8. R. T. A. Prawirowidjojo 1936 1943
9. R. Mochtar Praboe Mangkoenegoro 1943 1947
10. Mr. R. Iskandar Gondowardojo 1947 1949
11. R. M. Djojokoesoemo 1949 1951
12. K. I. Soeroso Atmohadiredjo 1951 1955
13 M. Abdoel Sjoekoer Djojodiprodjo 1955 1958
14 M. Poegoeh Tjokrosoemarto 1958 1960
15. Soendoro Hardjoamidjojo, SH 1960 1968
16 Soeprapto, BA 1968 1978
17 Drs. Soemari 1978 1983
18. Drs. Ibnu Salam 1983 1993
19. Drs. Soetrisno Rachmadi 1993 2003
20. Ir. Siti Nurhayati 2003 2008 Djaelani Iskak
21 Drs. H. Taufiqurrahman 2008 16 April 2013 K. H. Abdul Wahid Badrus, M.Pd.I
16 April 2013 2018
22.   Novi Rahman Hidayat, S.Sos., M.M. 24 September 2018 10 Mei 2021 Dr. drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.H., MBA.
23.   Dr. drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.H., MBA. 11 Mei 2021 10 April 2023 Pelaksana Tugas
24
 
Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.M., M.B.A. 10 April 2023 Sekarang


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Nganjuk dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[6] 2019–2024[7] 2024–2029[8]
PKB 6   9   9
Gerindra 7   6   6
PDI-P 11   13   11
Golkar 6   5   4
NasDem (baru) 4   3   5
PKS 1   2   2
Hanura 3   6   6
PAN 1   0   0
Demokrat 4   3   6
Perindo (baru) 1   0
PPP 2   2   1
Jumlah Anggota 45   50   50
Jumlah Partai 10   10   9

Kecamatan

Kabupaten Nganjuk terdiri dari 20 kecamatan, 20 kelurahan, dan 264 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.096.944 jiwa dengan luas wilayah 1.224,25 km² dan sebaran penduduk 896 jiwa/km².[9][10]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Nganjuk, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Jenis Daftar
Desa/Kelurahan
35.18.14 Bagor 2 19 Desa
Kelurahan
35.18.10 Baron 11 Desa
35.18.03 Berbek 19 Desa
35.18.17 Gondang 17 Desa
35.18.20 Jatikalen 11 Desa
35.18.08 Kertosono 1 13 Desa
Kelurahan
35.18.19 Lengkong 16 Desa
35.18.04 Loceret 22 Desa
35.18.13 Nganjuk 13 2 Desa
Kelurahan
35.18.02 Ngetos 9 Desa
35.18.18 Ngluyu 6 Desa
35.18.07 Ngronggot 13 Desa
35.18.05 Pace 18 Desa
35.18.09 Patianrowo 11 Desa
35.18.06 Prambon 14 Desa
35.18.16 Rejoso 24 Desa
35.18.01 Sawahan 9 Desa
35.18.12 Sukomoro 2 10 Desa
Kelurahan
35.18.11 Tanjunganom 2 14 Desa
Kelurahan
35.18.15 Wilangan 6 Desa
TOTAL 20 264


Kependudukan

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di perkotaan dan sisanya 64% tinggal di pedesaan.[11]

Agama

Mayoritas penduduk di Kabupaten Nganjuk memeluk agama Islam dan sisanya menganut agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu.[11]

Etnis dan Bahasa

Penduduk Nganjuk pada umumnya adalah etnis Jawa. Namun, terdapat minoritas etnis Tionghoa dan Arab yang cukup signifikan, Khususnya di kecamatan Nganjuk dan kecamatan Kertosono. Etnis Tionghoa, dan Arab umumnya tinggal di kawasan perkotaan, dan bergerak di sektor perdagangan dan jasa.

Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Nganjuk. Pada sebagian besar wilayah Nganjuk, masyarakatnya merupakan penutur Dialek Mataraman dan dapat dikatakan bahwa Nganjuk adalah salah satu daerah paling timur yang masyarakatnya adalah penutur dialek Mataraman, namun ada sedikit perbedaan untuk beberapa wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang, seperti Kecamatan Kertosono, Kecamatan Patianrowo, dan Kecamatan Jatikalen. Beberapa masyarakat di sana biasa menggunakan Dialek Jombangan. Dialek Jombangan ini merupakan dialek Bahasa Jawa yang mendapat pengaruh campuran antara Dialek Surabaya dan Dialek Mataraman.

Transportasi

Nganjuk dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta dengan kode Jalan Nasional 15, serta menjadi persimpangan dengan jalur menuju Kediri.

Kereta Api

Terdapat dua stasiun utama di Kabupaten Nganjuk, yakni Stasiun Kertosono dan Stasiun Nganjuk dan beberapa stasiun kecil seperti Stasiun Baron, Stasiun Sukomoro, Stasiun Bagor dan Stasiun Wilangan yang keseluruhan berada di bawah naungan Kereta Api Daerah Operasi VII Madiun. Stasiun Kertosono merupakan satu-satunya stasiun di kabupaten Nganjuk yang memiliki Kereta Lokal (KRD Kertosono) yang melintas setiap hari menuju Kota Surabaya maupun sebaliknya.

Bus Antar Kota

Untuk Akses Transportasi Bus, terdapat Terminal Bus Utama yakni Terminal Bus Anjuk Ladang yang terletak di Kecamatan Nganjuk yang dapat diakses sekitar 1 Km dari Alun-Alun Nganjuk, Terminal Anjuk Ladang biasa melayani jalur bus jurusan Surabaya - Madiun - Solo - Yogyakarta, Ponorogo, maupun tujuan Kediri / Blitar, dan Bojonegoro.

Pariwisata

 
Pariwisata Kabupaten Nganjuk (dari kiri - Grojokan Sumbermiri, Embung Estumulyo, Air Terjun Sedudo)
 
* Tempat Rekreasi Keluarga (Taman Wisata Anjuk Ladang dan Waterpark Kertosono)


[Wisata Religi] 

Tokoh Terkenal

Tokoh-tokoh yang lahir di Nganjuk adalah:

Kesenian Tradisional

Berkas:Tayub.png
Kesenian Tayub Nganjuk


Kuliner

  • Nasi becek, sejenis gulai kambing yang memiliki rasa khas dengan penambahan irisan daun jeruk nipis.
  • Dumbleg, sejenis dodol yang terbuat dari tepung ketan. Makanan ini hanya ada pada hari-hari tertentu di Pasar Gondang (tiap Pasaran Pon) dan Pasar Rejoso (tiap pasaran kliwon). Produsennya terletak di Dusun Ngemplak, Desa Gondangkulon, Kecamatan Gondang
  • KALANAK Merupakan jajanan khas Desa Gondangkulon selain dumbleg. Cara pembuatan yang masih alami tanpa bahan pengawet dan dibungkus menggunakan pelepah pisang yang dikeringkan sehingga membuat daya tarik tersendiri dari jajanan ini. Kalanak terdiri dari dua varian rasa antara lain Kacang Hijau dan Kacang Kedelai.
  • Onde-onde Njeblos, semacam onde-onde tetapi tidak berisi. Berbentuk seperti bola yang ditaburi wijen.
  • Nasi Pecel: menu nasi dengan sayur (kulup) kangkung, toge, kacang panjang, kembang turi dll disiram dengan kuah sambal kacang dengan ciri khas pedas dan disertai tempe, tahu goreng serta rempeyek yang renyah.
  • Nasi Pecel Tumpang, seperti halnya nasi pecel namun ada menu tambahan berupa sayur (sambal) tumpang, yg terbuat dari tempe "busuk" (tempe difermentasikan) yang dimasak dengan bumbu lain yang rasanya gurih dan pedas. Jika di Kediri khasnya sambal tumpang, dan di Madiun khasnya pecel. Maka di Nganjuk memadupadankan kedua makananan tersebut menjadi Nasi Pecel Tumpang.
  • Kerupuk Upil, adalah kerupuk yang digoreng tanpa minyak tetapi menggunakan pasir.
  • Tepo Mbah Umbruk, seperti lontong bungkusnya dari daun pisang bentuknya kerucut dan agak miring dengan sayur kacang panjang tetapi di ambil isinya atau disebut kacang tolo dan bumbu dan bahan bahan lain. Sampai saat ini pun, Tepo Mbah Umbruk bisa dinikmati.
  • Kerupuk pecel adalah kerupuk bakar pasir / Kerupuk Upil yang dicampur dengan sayuran,yang terdiri dari capar (toge), bayam, bung (rebung), kenikir, mbayung (daun kacang) dan kacang panjang yang kemudian di siram dengan bumbu pecel dan minumnya adalah es rujak.
  • Asem-asem Kambing Daun Kedondong Ngluyu. Sepintas mirip dengan gulai kambing, tapi ada beberapa jenis bumbu yang membedakannya, salah satunya adalah daun kedondong untuk membuat rasa asam, asem-asem khas Ngluyu memang tidak menggunakan buah asam, tetapi memakai daun kedondong. Selain itu, cara memasaknya juga menggunakan kayu bakar.

Referensi

  1. ^ a b "Kabupaten Nganjuk Dalam Angka 2021" (pdf). www.nganjukkab.bps.go.id. hlm. 9, 50. Diakses tanggal 16 Juni 2021. 
  2. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 22 Maret 2022. 
  3. ^ "Nganjuk, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 5 September 2020. 
  4. ^ "Nganjuk, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 5 September 2020. 
  5. ^ Pemkab Nganjuk, Profil Nganjuk
  6. ^ "REKAPITULASI PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK DALAM PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2014" (PDF). KPU KABUPATEN NGANJUK. Diakses tanggal 07-08-2023. 
  7. ^ "REKAPITULASI PEROLEHAN KURSI PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2019" (PDF). KPU KABUPATEN NGANJUK. 22-07-2019. Diakses tanggal 07-08-2023. 
  8. ^ "Hasil Final Pemilu 2024, Inilah 50 Calon Anggota DPR Nganjuk Terpilih Periode 2024-2029 - KABAR NGANJUK". kabarnganjuk.com. 2024-05-02. Diakses tanggal 2024-07-11. 
  9. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  10. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  11. ^ a b Badan Pusat Statistik Hasil sensus penduduk BPS Tahun 2010

Pranala luar