Volkshalle
Volkshalle ("Balai Rakyat"), juga disebut Große Halle ("Balai Besar") atau Ruhmeshalle ("Balai Kejayaan"), adalah sebuah bangunan monumental berkubah yang dirancang oleh Adolf Hitler dan arsiteknya, Albert Speer, sebagai bagian dari proyek Welhaupstadt Germania untuk Kota Berlin. Walaupun begitu, proyek tersebut tidak pernah terealisasi.
Kata volk sepemikiran dengan ideologi Nazi. Istilah Gerakan Völkisch yang dapat diterjemahkan sebagai "Gerakan Rakyat" juga berakar dari kata volk, walaupun lebih menyiratkan nada rasial. Sebelum Perang Dunia I, pemikiran völkisch telah mengembangkan suatu cara pandang terhadap hakikat volk Jerman, yaitu pandangan bahwa bangsa Arya atau Nordik (Volksgemeinschaft) sebagai ras murni yang berakar dari tanah air Jerman.
Hitler dan Panteon Hadrianus
Sebagaimana halnya Domus Augusti di Bukit Palatium terhubung ke Kuil Apollo Palatinus, istana Hitler juga terhubung oleh sebuah cryptoporticus ke Volkshalle. Bangunan raksasa ini, menurut Albert Speer,[1] terinspirasi oleh Pantheon Hadrianus (Pantheon Romawi) di Kota Roma, yang dikunjungi Hitler secara pribadi pada 7 Mei 1938. Namun, ketertarikan dan kekaguman Hitler pada Pantheon Romawi sudah ada jauh sebelum kunjungannya tersebut. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat sketsa awal Volkshalle-nya yang sudah ada sejak sekitar tahun 1925.[2] Hermann Giesler mengabadikan percakapannya dengan Hitler pada musim dingin tahun 1939–1940, ketika Hitler mengingat "kesan romawi"-nya (Römische Impressionen):
Sejak pertama aku menelusuri bangunan ini—tak ada penjelasan, gambaran, atau foto yang berlaku adil terhadapnya [dalam mendeskripsikan kemegahan Panteon Romawi]—aku terpikat dengan sejarahnya. ... Sejenak aku berdiri di ruangan ini [rotunda]—begitu megahnya! Aku menatapi okulus yang terbuka dan melihat semesta alam dan merasakan apa yang membuatnya dianamai Panteon—Tuhan dan dunia adalah satu.
Kekaguman Hitler terhadap Pantheon Romawi dihidupkan kembali ketika pada 24 Juni 1940, ia melakukan tur ke bangunan-bangunan di Kota Paris bersama arsitek Albert Speer dan Hermann Giesler serta pematung Arno Breker. Tur tersebut meliputi kunjungan ke Panteon Paris yang sepertinya telah membuatnya kecewa, sebagaimana telah diabadikan oleh Giesler[3] dan Breker[4].
Sketsa Volkshalle yang Hitler berikan kepada Speer menunjukkan gambaran portiko bergaya tradisional yang ditopang oleh sepuluh kolom beserta blok tengah persegi panjang yang dangkal dan bangunan utama berkubah di belakangnya.[5] Giesler mencatat bahwa portiko dalam sketsa Hitler mengingatkan kembali pada desain Pantheon Romawi dan gaya Friedrich Gilly atau Karl Friedrich Schinkel.[6] Walaupun begitu, Speer menjelaskan sedikit lebih lanjut bahwa sketsa tersebut terkesan bergaya Doric, kecuali mungkin untuk triglyph pada bagian entablature-nya.[7]
Bangunan-Monster Speer (bahasa Jerman: Monsterbau) ditujukan sebagai bangunan yang paling penting dan paling mengesankan di ibu kota dalam hal ukuran dan simbolismenya. Secara visual, itu ditujukan sebagai pusat arsitektural Kota Berlin sebagai ibu kota dunia (Welthauptstadt). Ukurannya yang begitu besar mengerdilkan struktur lainnya di Kota Berlin, termasuk struktur-struktur yang berada pada poros utara-selatan itu sendiri. Okulusnya sendiri yang berdiameter 46 meter (151 ft) bahkan mampu menampung keseluruhan rotunda Panteon Romawi beserta kubah Basilica St. Petrus. Kubah Volkshalle yang berdiameter 250 meter (820 ft) dibangun dari atas podium granit berdimensi luas 315 x 315 meter (1.033 ft × 1.033 ft) setinggi 74 meter (243 ft) sehingga mencapai ketinggian total 290 meter (950 ft).[8]
Kemiripan Volkshalle dengan Panteon Romawi tampak jauh lebih jelas ketika interior kedua bangunan tersebut dibandingkan. Di ujung utara bagian dalam Volkshalle, terdapat lekukan seluas 50 x 28 meter (164 ft × 92 ft) yang akan dilapisi dengan mosaik emas dan dilengkapi dengan pajangan elang Nazi setinggi 24 meter (79 ft), yang mana di bawahnya terletak podium untuk Hitler. Dari sini ia dapat berbicara kepada sekitar 180.000 pendengar. Para pendengar dapat berdiri di arena bundar di tengah-tengah Volkshalle, sedangkan yang lainnya dapat duduk di kursi tribun konsentris bertingkat tiga yang dimahkotai oleh seratus pilar marmer setinggi 24 meter (79 ft) yang akan menopang langit-langit Volkshalle. [9]
Kesan Volkshalle yang tampak seperti sebuah kuil dicatat oleh Speer.[10] Ia menduga bahwa bangunan itu pada akhirnya dimaksudkan untuk pemujaan umum terhadap Hitler, para penerusnya, dan Reich Jerman. Bangunan itu akan menjadi kompleks kuil/istana dinasti, seperti yang Kaisar Augustus bangun di Bukit Palatium.[11] Speer dalam wawancara di majalah Playboy menyatakan:
Hitler percaya bahwa seiring berjalannya abad, balai perkumpulan-berkubah raksasa rancangannya akan menerima signifikansi religius yang besar dan menjadi kuil yang dikeramatkan, penting bagi sosialisme nasional sebagaimana Basilika St. Petrus di Roma penting bagi paham Katolik. Pengultusan semacam itu merupakan akar dari keseluruhan rencana.
Namun demikian, Giesler menyatakan bahwa Hitler tidak pernah berencana untuk mendominasi dunia dan bahwa hal tersebut bukan hanya sebuah hal yang tidak masuk akal (Unsinn), melainkan juga sebuah "omong kosong Speer" (Speerlicher Quatsch).
Referensi
Lanjutkan Membaca
- Breker, Arno (1970). Patis, Hitler et moi. Paris: Presses de la Cité.
- Giesler, Hermann (1977). Ein anderer Hitler: Bericht seines Architekten: Erlebnisse, Gespräche, Reflexionen (edisi ke-2nd). Leoni am Starnberger See: Druffel. ISBN 978-3-8061-0820-0.
- Larsson, Lars Olof (1998). Albert Speer: Plan de Berlin, 1937-1943. [S.I.]: Aam. ISBN 978-2-87143-034-6.
- Scobie, Alexander (1990). Hitler's State Architecture: The Impact of Classical Antiquity. University Park: Pennsylvania State University Press. ISBN 978-0-271-00691-8.
- Speer, Albert (1996). Erinnerungen. Frankfurt am Main: Ullstein. ISBN 978-3-550-07616-9.