Syafiq Riza Basalamah

Ulama dan penulis dari Indonesia
Revisi sejak 20 April 2022 09.45 oleh 112.78.153.134 (bicara) (Abul Abbas Harmin)

Ustadz Dr. Syafiq Riza Hasan Basalamah, Lc., MA. (bahasa Arab: شفيق رزا حسن بسلامة; lahir 15 Desember 1977) adalah ustaz Salafi, dosen, dan penulis yang berasal dari Jember, Jawa Timur. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Fatwa Al-Irsyad Al-Islamiyyah.[1] Ia dikenal dari banyak video ceramah-ceramah di media sosialnya.[2] Lulusan Universitas Islam Madinah ini meraih predikat cum laude sejak sarjana hingga doktoral.

Dr.
Syafiq Riza Basalamah
Lc., M.A.
Nama asalشفيق رزا حسن بسلامة
LahirSyafiq Riza Hasan
15 Desember 1977 (umur 46)
Jember, Jawa Timur
Kebangsaan Indonesia
AlmamaterLembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab
Universitas Islam Madinah
Pekerjaanustaz, pendakwah, dosen, penulis da'i ,
Orang tua
  • Hasan bin Abdul Qadir bin Salim Basalamah (bapak)
Instagram: syafiqrizabasalamah_official Modifica els identificadors a Wikidata

Silsilah dan kehidupan awal

Bernama lengkap Syafiq Riza bin Hasan bin Abdul Qadir bin Salim bin Zaid Basalamah, ia lahir di Jember, Jawa Timur pada 15 Desember 1977.[1] Basalamah adalah salah satu marga Arab Hadramaut, Yaman.[3] Ia mengaku bahwa kakek buyutnya, Salim bin Zaid Basalamah berhijrah dari Yaman menuju Hindia Belanda sebelum 1900-an. Kapal yang ditumpangi Salim berlabuh di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat. Di Padang, Salim menikahi seorang wanita Minangkabau serta sempat bekerja di pelabuhan dan menjadi guru mengaji. Salim bin Zaid Basalamah wafat dan dikuburkan di Padang, tetapi tidak diketahui lagi lokasinya. Sepeninggal Salim, anak-anaknya pindah ke Batavia (kini Jakarta). Menurut ayah Syafiq, kakek Syafiq dan saudara-saudara kakeknya masih bisa berbahasa Minang, diketahui dari panggilan 'ammi (bahasa Indonesia: paman) Padang.[4][5]

Pendidikan

 
Syafiq Riza Basalamah berceramah di Kantor Imigrasi Kelas I Jember, 2020

Syafiq mengenyam pendidikan di Pesantren Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bondowoso. Ia lulus dari madrasah tsanawiyah pada 1993 dan madrasah aliyah di pesantren itu pada 1996. Setelah lulus sekolah, ia mengambil program Diploma 1 (D1) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dan lulus pada 1998.[6]

Setelah lulus dari LIPIA, Syafiq diterima masuk Universitas Islam Madinah. Ia terlebih dahulu mengikuti Program Bahasa (Syu'batul Lughah) di universitas itu dan tamat 1999. Kemudian, ia lulus menempuh studi sarjana (S1) pada 2003, magister (S2) pada 2007, dan doktoral (S3) pada 2013 di Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah dengan semuanya meraih predikat cum laude.[6] Disertasinya berjudul Peran Lembaga dan Organisasi Islam dalam Membendung Kristenisasi di Indonesia (bahasa Arab: Juhuudu Al Muassasaat wal Hai’aat Al Islaamiyyah Fi Indonesia Fi At Tashoddi Li At Tanshiir). Ia berhasil mempertahankan disertasi di depan tim penguji beranggotakan Syekh Prof. Dr. Ali bin Ibrahim An-Namlah, Syekh Prof. Dr. Ghozi bin Ghozi Al-Mutthoiri, dan Syekh Dr. Fuad Abduh al-Ba'daani.[7]

Karier akademisi

 
Syafiq Riza Basalamah berceramah di Masjid Agung An-Nur, Pekanbaru, 2015

Menurut data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (PDDikti Kemdikbudristek), Syafiq tercatat aktif sebagai dosen tetap pada program studi Ahwal Al-Syakhsiyyah di Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember sejak 2016. Ia mengampu beberapa mata kuliah di antaranya metode dakwah, akhlak islamiyah, sirah nabawiyah, dan lain-lain.[8][6]

Kontroversi

 
Syafiq Riza Basalamah bersalaman dengan Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, 2015

Dalam sebuah potongan video ceramah akun resmi yaitu Yufid.TV, pada 2016 Syafiq menyerukan untuk mendoakan pemimpin karena berpahala dan menjauhi mencela dan menjelek-jelekkan pemimpin.[9] Sejumlah akun tidak resmi pada 2018 menunggah video itu dan judul videonya diganti menjadi #2019GantiPresiden?? [Jangan Mencela Pemerintah] ▪ [Ustadz Syafiq Reza Basalamah].[10] Video dengan judul terpolitisasi itu digunakan oleh pendukung calon presiden petahana Joko Widodo untuk melawan Prabowo Subianto. Namun, pada Ramadan 1442 Hijriyah atau 2021, Komisaris Independen PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Kristia Budiyarto (Dede), seorang pendukung garis keras Joko Widodo, membatalkan kajian Syafiq yang diundang oleh Badan Kerohanian Islam (Bakis) Pelni. Pembatalan dilakukan secara sepihak tanpa izin direksi. Alasan Dede membatalkan kajian karena Syafiq bersama ustaz-ustaz lainnya seperti Muhammad Cholil Nafis, Khalid Basalamah, dan Rizal Yuliar Putrananda dituding termasuk penceramah radikal.[11]

Karya tulis

  • جهود الشيخ أحمد السوركتي في الدعوة إلى الله في إندونيسيا
  • Andai Aku Tidak Menikah Dengannya
  • Rumahku Masih Ngontrak
  • Mimpi Bertemu Nabi
  • Bersama Keluarga Masuk Surga
  • Berbekal Setengah Isi Setengah Kosong

Lihat pula

Rujukan

Pranala luar