Charles Finney

Revisi sejak 25 April 2022 05.00 oleh Jonoo27 (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Charles Finney (1792-1875) adalah seorang tokoh yang mempelopori Gerakan Kebangunan Rohani di Amerika pada pertengahan abad ke-19.[1] Gerakan Kebangunan rohani di Amerika ini merupakan perkembangan lebih besar dari Gerakan Kesucian (Holiness Movement) yang dihidupkan kembali oleh orang-orang Metodis karena melihat semakin berkurangnya orang-orang yang memelihara kesucian hidup.[1]

Charles Finney
Charles Grandison Finney
Lahir(1792-08-29)29 Agustus 1792
Warren, Connecticut
Meninggal16 Agustus 1875(1875-08-16) (umur 82)
Oberlin, Ohio
PekerjaanPendeta Presbiterian; Penginjil; tokoh revival;
Find a Grave: 19664 Modifica els identificadors a Wikidata

Riwayat Hidup

sunting

Charles Finney dilahirkan di Warren, Connecticut tahun 1792.[2] Pada masa mudanya, Finney adalah pemimpin pemuda gereja di gereja Presbiterian.[3] Sebelum mengalami pertobatan pada tahun 1821, Finney adalah seorang yang berpandangan skeptis.[2] Pertobatan Finney terjadi dalam pengembaraannya di sebuah hutan selama beberapa hari. Di sana ia telah mengaku mendapatkan sebuah pengalaman rohani yaitu menerima baptisan Roh Kudus hingga akhirnya memutuskan untuk bertobat.[3] Pertobatannya ini kemudian membuatnya merasa terpanggil untuk meninggalkan profesinya sebagai seorang pengacara demi menjadi seorang penginjil.[2] Ia dulunya seorang gereja Presbiterian yang kemudian menjadi pendeta gereja Kongregasional.[1] Tahun 1835, Finney menjadi guru besar di Oberlin College, Ohio dan mengajar dogmatika.[2]

Pemikirannya

sunting

Finney banyak mendapat pengaruh dari pemikiran John Wesley terutama mengenai pandangannya terhadap kesucian dan kesempurnaan hidup.[1] Menurut Wesley, orang Kristen akan mencapai kesempurnaan dalam pengudusan hidup atas usahanya sendiri dengan bantuan Roh Tuhan.[4] Bagi Finney kesempurnaan hidup tidak hanya di dalam motivasi dan hasrat tetapi juga dalam kasih.[1] Pemikiran teologis Finney kurang mendalam bila dibandingkan dengan pemikiran Jonathan Edwards, tokoh Kebangunan Rohani sebelumnya.[5] Akan tetapi, di sisi lain pandangannya tentang kebangunan rohani jauh lebih luas.[5] Kebangunan rohani yang kedua lebih menekankan tentang perjuangan sosial.[5] Kesempurnaan hidup itu harus diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, bukan hanya dalam kehidupan pribadi.[1] Salah satu bentuk mengupayakan kesucian hidup terlihat dalam usaha-usaha Finney dalam membela hak-hak kaum wanita dan ikut serta menentang perbudakan, perang, dan sebagainya.[1]

Karyanya

sunting

Setelah peristiwa pertobatannya, Finney giat mengadakan kegiatan kebangunan rohani di beberapa kota di negara bagian New York.[3] Selama 11 tahun ia giat untuk mengadakan kebangunan rohani hingga akhirnyaa memutuskan untuk pensiun sebagai pendeta di New York.[3] Ia menjabat sebagai direktur di Oberlin College hingga akhir hidupnya di tahun 1875.[3] Di sekolah itu ia mempraktikan pola belajar yang menempatkan laki-laki dan perempuan untuk belajar bersama.[3] Tidak hanya itu, ia juga mengatur agar anak-anak kulit hitam dapat belajar bersama-sama anak-anak kulit putih.[3] Hal ini dilakukannya karena baginya di dalam Kristus tidak ada lagi perbedaan warna kulit atau jenis kelamin.[3] Di dalam Kristus tidak ada lagi tembok-tembok yang pemisah yang ada akibat dosa manusia.[3] Tulisannya yang terkenal adalah "Khotbah-khotbah mengenai Kebangunan Agama" (Lectures on Revivals of Religion).[3] Karya tulisnya ini dipublikasikan pada tahun 1835.[6] Di dalamnya berisi petunjuk-petunjuk bagi seorang pengkhotbah untuk membawa seseorang kepada pertobatan.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g (Indonesia)Jan S.Aritonang. 2010. Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 168-169.
  2. ^ a b c d (Indonesia)Tony Lame. 2010. Runtut Pijar:Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 205.
  3. ^ a b c d e f g h i j k (Indonesia)F.D Wellem. 2003. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 28-29.
  4. ^ (Indonesia)H.Berkhof, I.H Enklaar. 2009. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 252.
  5. ^ a b c (Indonesia) Th. Van Den End. 1990. Harta dalam Bejana. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 335.
  6. ^ (Indonesia) Kenneth Curtis, Stephen Lang, Randy Petersen. 2001. 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 126.