Lemantun
Lemantun adalah film pendek Indonesia tahun 2014 yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja. Film ini mengangkat kisah tentang lemari kayu lawas yang menjadi warisan bagi keluarganya. Ceritanya diangkat dari kisah nyata sang sutradara yang berasal dari Yogyakarta. Film ini juga diproduksi sebagai bentuk karya tugas akhir saat sutradara menempuh studi S-1 Fakultas Film dan Televisi di Institut Kesenian Jakarta tahun 2014.[1]
Lemantun | |
---|---|
Sutradara | Wregas Bhanuteja |
Produser | Nia Sari |
Cerita | Wregas Bhanuteja |
Penata musik | Gardika Gigih |
Sinematografer | Leontius Tito |
Penyunting | Mochammad Rizky Pratama |
Perusahaan produksi | Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta |
Tanggal rilis | |
Durasi | 21 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Jawa |
Lemantun telah ditayangkan secara terbatas di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2014. Pada 2020, film pendek ini juga pernah disiarkan di saluran TVRI dan dapat ditonton di saluran YouTube Wregas Bhanuteja.[2][3]
Alur
Lemantun menceritakan tentang kehebohan sebuah keluarga. Seorang ibu (Tatik Wardiono) mencoba membagikan warisan kepada kelima anaknya yang memiliki nasib berbeda-beda. Mereka ada yang menjadi pejabat, pengusaha, dokter, hingga penjual bensin. Namun, warisan yang akan diberikan tidak berupa tanah, rumah atau sawah berhektar-hektar, melainkan sebuah lemantun. Dalam bahasa Jawa, lemantun berarti lemari. Lemari-lemari tersebut dibeli sebagai penanda lahirnya anak-anak si ibu. Satu anak, satu lemari.
Setiap anaknya merasa bangga bisa mendapat warisan dari ibu. Mereka terus-terusan memotret dan bernostalgia dengan warisan itu. Tak ingin berlama-lama, ibu pun meminta mereka untuk segera membawa warisan itu ke rumah masing-masing. Jika tidak dibawa pulang, maka si ibu akan memberlakukan denda sebesar Rp100 ribu per hari. Tri—anak tengah—yang tak punya rumah tak tahu harus dibawa ke mana lemari tersebut. Kendati demikian, ia tetap membantu saudara-saudarinya untuk membawa lemari itu ke rumah masing-masing. Lemari saudara-saudarinya ada yang digunakan di ruang kerja, disimpan di gudang, dibuang di pinggir jalan, dan diloakkan. Lemari punya Tri sendiri dimanfaatkannya untuk mengganti rak lama yang ia gunakan untuk menaruh bensin eceran di depan rumah ibunya.[4][3][5]
Pemeran
- Freddy Rotterdam sebagai anak ketiga bernama Tri
- Tatik Wardiono sebagai ibu
- Den Baguse Ngarsa sebagai anak pertama bernama Eko (sulung)
- Agoes Kencrot sebagai anak kedua bernama Dwi
- Titik Renggani sebagai anak keempat bernama Yuni
- Triyanto Hapsoro sebagai anak kelima bernama Anto (bungsu)
Penghargaan
Tahun | Penghargaan | Kategori | Hasil | Ref. |
---|---|---|---|---|
2015 | Piala Maya | Film Pendek Terpilih | Menang | [6] |
2015 | XXI Short Film Festival | Film Pendek Fiksi Naratif (Pilihan Juri IMPAS) | Menang | [7] |
Film Pendek Fiksi Naratif Terbaik (Pilihan Official Jury) | Menang | |||
Film Pendek Pilihan Penonton | Menang | |||
2015 | Apresiasi Film Indonesia | Film Fiksi Pendek Terbaik | Menang | [8] |
Referensi
- ^ "Lemantun". Institut Kesenian Jakarta. 2020-06-25. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ Khafid, Sirojul. "Sinopsis Empat Film Pendek TVRI Malam Ini: Lemantun hingga Wan An". Tirto.id. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ a b Kartikasari, Bunga (2020-04-14). "Film Lemantun Karya Wregas Bhanuteja Kini Bisa Ditonton di YouTube". Tribun Jogja. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ "Sinopsis Lemantun, Film Pendek Karya Wregas Bhanuteja". CNN Indonesia. 2020-12-08. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ Rahmat, Bintang (2020-04-20). Devy Lubis, ed. "Ide Sederhana Kaya Pesan Moral". Harian Nasional. Diakses tanggal 2021-04-22.
- ^ Irwansyah, Ade (2015-12-20). "Daftar Pemenang Piala Maya 2015". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ Saputra, Rizky Aditya (2015-03-23). "`Lemantun` Jawarai XXI Short Film Festival 2015". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-04-18.
- ^ Pratama, Sandy Indra (2015-10-25). "Daftar Lengkap Penerima Apresiasi Film Indonesia 2015". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2021-04-18.