Sulaiman Ar-Rasuli

ulama Indonesia dan pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah

Syeikh Sulaiman ar-Rasuli yang juga dikenal sebagai Inyiak Canduang (10 Desember 1871 – 1 Agustus 1970)[1] adalah seorang ulama Minangkabau yang mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah.[2] Ia dianggap sebagai tokoh yang menyebarluaskan gagasan keterpaduan adat Minangkabau dan syariat lewat ungkapan Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.[3]

Sulaiman
NamaSulaiman
Nisbahar-Rasuli al-Minangkabawi
KebangsaanIndonesia

Pendidikan

Pendidikan terakhir Syeikh Sulaiman ar-Rasuli adalah di Mekkah. Ulama yang seangkatan dengannya antara lain adalah Kiyai Haji Hasyim Asyari dari Jawa Timur; Syeikh Hasan Maksum, Sumatra Utara; Syeikh Khatib Ali al-Minangkabawi; Syeikh Muhammad Zain Simabur al-Minangkabawi; Syeikh Muhammad Jamil Jaho al-Minangkabawi; dan Syeikh Abbas Ladang Lawas al-Minangkabawi. sementara ulama Malaysia yang seangkatan dan sama-sama belajar di Mekkah dengannya antara lain adalah Syeikh Utsman Sarawak dan Tok Kenali.[butuh rujukan]

Ketika tinggal di Mekah, Syeikh Sulaiman ar-Rasuli selain belajar dengan Syeikh Ahmad Khatib Abdul Lathif al-Minangkabawi, ia juga mendalami ilmu-ilmu daripada ulama Kelantan dan Patani. Antaranya, Syeikh Wan Ali Abdur Rahman al-Kalantani, Syeikh Muhammad Ismail al-Fathani dan Syeikh Ahmad Muhammad Zain al-Fathani.[butuh rujukan]

Perjuangan

 
Duduk dari kanan: Syekh Daud Rasyidi, Syekh Djamil Djambek, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli (Inyiak Canduang), Syekh Ibrahim Musa (Inyiak Parabek), Syekh DR. Abdullah Ahmad

Syeikh Sulaiman kembali ke Minangkabau pada 1907. Ia membuka majlis pengajaran di Surau Baru, Candung pada 1908.[3]

Pada tahun 1928, Syeikh Sulaiman bersama-sama Syekh Abbas Ladang Lawas dan Syekh Muhammad Jamil Jaho mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Organisasi ini dibentuk sebagai wadah bagi beberapa Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) di Minangkabau, termasuk di antaranya ialah MTI Candung. Dalam sistem pendidikan maupun dalam berpendapat pendapat, Syekh Sulaiman dan kawan-kawannya tersebut mempertahankan tradisi tarikat dan berpegang pada Mazhab Syafi'i.[4]

Beberapa pendapat khusus Syekh Sulaiman dalam polemik keagamaan, antara lain lebih menyetujui rukyat dalam hal puasa, mewajibkan muqaranah niat dan mensunnahkan jahar lafaz dalam hal salat, mewajibkan dibayarnya zakat fitrah dengan makanan yang mengenyangkan, serta mempertahankan tarawih dan witir 23 rakaat. Syekh Sulaiman juga pernah mengkritik sebuah buku pengajaran Tarekat Naqsyabandiyah karya penulis lain yang dianggapnya keliru, dalam karyanya Tabligh al-Amanat fi Izalah al-Munkarat wa asy-Syubuhat.[butuh rujukan]

Pengaruh

Pada Pemilu 1955, Indonesia membentuk sebuah badan atau lembaga yang dinamakan Konstituante. Tujuan Konstituante ialah menyusun Undang-Undang Dasar yang lebih permanen, menggantikan UUD 1945 yang disusun sebagai UUD sementara menjelang kemerdekaan Republik Indonesia. Syeikh Sulaiman ar-Rasuli, salah seorang anggota Konstituante dari PERTI,[5] telah dilantik mengetuai sidang pertama badan itu. Konstituante dibubarkan oleh Presiden Soekarno dengan Dekret Presiden 5 Juli 1959.

Pada hari pengkebumiannya, diperkirakan 30.000 orang hadir termasuk ramai pemimpin dari Jakarta, bahkan juga dari Malaysia.[butuh rujukan]

Karya tulis

Berikut ini beberapa karya tulis Syeikh Sulaiman ar-Rasuli:[6]

  • Dhiyaus Siraj fil Isra' Walmi'raj
  • Tsamaratul Ihsan fi Wiladah Sayyidil Insan
  • Dawaul Qulub fi Qishshah Yusuf wa Ya'qub
  • Risaah al-Aqwal al-Wasithah fi Dzikri Warrabithah
  • Al-Qaulul Bayan fi Tafsiril Quran
  • Al-Jawahirul Kalamiyyah
  • Sabilus Salamah fi wird Sayyidil Ummah
  • Tafsir Jalalain (tulis ulang dari Tafsir Jalalain)
  • Perdamaian Adat dan Syara'
  • Kisah Muhammad 'Arif

Referensi

  1. ^ Sarwan; Kurniawan, Aris (2012). "Profil Sheikh Sulaiman Ar-Rasuli (1871 M – 1970 M) Sebagai Pendakwah". AL MUNIR: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam: 134-146. 
  2. ^ https://kumparan.com/langkanid/sosok-inyiak-canduang-di-mata-sejarahwan
  3. ^ a b "Sulaiman ar-Rasuli Tokoh Pendidikan Islam Bercorak Kultural (Bagian 1)". Tarbiyah Islamiyah. 1 September 2015. Diakses tanggal 16 Februari 2022. 
  4. ^ Koto, Alaidin (2012). Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Sejarah, Paham Keagamaan, dan Pemikiran Politik 1945-1970. Jakarta: Rajawali Pers. 
  5. ^ http://www.konstituante.net/id/profile/PERTI_sulaiman_ar_rasuli
  6. ^ Direktori Tokoh Ulama Indonesia, Hal. 122, Jakarta: Departemen Agama RI, 2008