Abdul Qadir Hasan Baraja (lahir 10 Agustus 1944) merupakan pemimpin Komando Jihad, musuh utama pemerintah dan tentara Indonesia di tahun 80-an, dan pemimpin Khalifah Khilafatul Muslimin, sebuah organisasi yang namanya mencuat akibat salah satu anggotanya ditangkap Densus 88 terkait gerakan teror. Ia lahir di Taliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Ia mengawali pendidikannya di Gontor lalu melanjutkan tinggal di Lampung. Ia dikenal dengan pergerakan berbasis NII/DI pada masa mudanya.[1]

Ia pernah menjadi tangan kanan Abu Bakar Baasyir di Pondok Pesantren Ngruki. Baraja sendiri diketahui pernah dipenjara dua kali terkait terorisme. Pertama pada tahun 1979 terkait Teror Warman, dan 1985 terkait aksi pengeboman di Jawa Timur dan Candi Borobudur.[2]

Referensi