Tanjung Pura, Langkat
Tanjung Pura adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten Langkat, provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Tanjung Pura merupakan pusat kerajaan lama Kesultanan Langkat.
Tanjung Pura | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatra Utara | ||||
Kabupaten | Langkat | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Taufik Reza, S.STP, M. AP[1] | ||||
Populasi | |||||
• Total | 69.018 jiwa | ||||
• Kepadatan | 384/km2 (990/sq mi) | ||||
Kode pos | 20853 | ||||
Kode Kemendagri | 12.05.11 | ||||
Kode BPS | 1213140 | ||||
Luas | 179,61 km² | ||||
Kepadatan | 384 | ||||
Desa/kelurahan | 18 desa 1 kelurahan | ||||
Situs web | tanjungpura | ||||
|
Budaya Melayu
Tanjung Pura berlokasi sekitar 60 km dari Kota Medan. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh Jalan Raya Lintas Sumatra menuju Provinsi Aceh, merupakan sebuah kota kecil yang juga merupakan kota penuh kenangan bagi sebagian orang yang pernah tinggal di sana, selain terkenal sebagai kota pendidikan, sejak zaman dahulu Tanjung Pura juga dikenal sebagai kota budaya.
Kesemuanya itu terbukti dengan adanya pahlawan nasional republik Indonesia, seorang Pujangga besar, dari tanah melayu dengan sastranya yang memaknai arti cinta dan ketuhanan. Bermula dari tanah bertuah ini lah ia mulai mengukir bait-bait goresan pena emasnya, Dialah Pahlawan kita yang dikenal dengan nama Tengku Amir Hamzah. Tengku Amir Hamzah merupakan penyair handal nan sederhana yang kinipun telah dimakamkan Di Kompleks Pemakaman Umum Masjid Azizi Tanjung Pura.
Budayawan Melayu asal Langkat Zaenal AK mengatakan karya sastra penyair asal Langkat, Tengku Amir Hamzah lebih dikenal dan dihargai puisi-puisinya di Malaysia dibanding di tanah kelahirannya sendiri.
"Di Malaysia karya Tengku Amir Hamzah sudah masuk dalam kurikulum wajib pendidikan mulai tingkat dasar hingga universitas," kata Kepala Museum Langkat itu kepada wartawan dalam rangka Peringatan 100 Tahun Tengku Amir Hamzah 28 Februari 1911 – 28 Februari 2011 di Medan.
Tengku Azwar Aziz (Ketua Umum Acara Peringatan 100 Tahun Tengku Amir Hamzah) juga mengakui kalau Amir Hamzah sangat dikenal di Malaysia. Bahkan beberapa negara lain seperti Belanda, Jerman, London dan Amerika Serikat sudah terbentuk komunitas Amir Hamzah.
Juga Banyak terdapat peninggalan bersejarah di tempat ini, seperti makam raja-raja penguasa Langkat (Sultan Langkat) terdahulu yang masih terawat baik di kompleks perkuburan Masjid Azizi Tanjung Pura, yang juga merupakan kompleks pemakaman masyarakat umum.
Tanjung Pura adalah pusat kerajaan lama. Berdiri sebuah bangunan Masjid yaitu Masjid Azizi yang merupakan simbol kejayaan serta kekayaan yang dahulu pernah dimilikinya pada masa silam, terdapat pula Lembaga Permasyarakatan (LP), Rumah Sakit Umum dan Kantor Pos yang merupakan sisa-sisa masa pemerintahan kolonial Belanda, serta bersemanyam pula Makam Syeikh Rokan, maha guru dari Tariqah Nasbandiah didesa Besilam (diambli dari kata Babussalam). Dalam perayaan tahunannya, Masjid Azizi dihadiri oleh ribuan jamaah dari seluruh pelosok negeri di dunia yang sengaja jauh-jauh datang untuk memperingati haul Tariqah Nasbandiah.
Demografi
Penduduk Tanjung Pura banyak berasal dari suku Melayu yang biasa disebut Melayu Langkat yang memiliki adat-istiadat serta kebudayaan dan bahasa yang mirip dengan orang Melayu di negara tetangga yakni Malaysia (terutama Kedah & Perak), Sehingga lingkungan tradisi budaya Melayu Malaysia masih berhubungan sangat kental dengan kawasan ini, meskipun kini telah ada perbedaan yang cukup signifikan dari adat budayanya.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2020,[3] penduduk Tanjung Pura sangat heterogen dengan mayoritas bersuku bangsa Melayu. Adapun besaran penduduk Tanjung Pura menurut etnik/kelompok etnis mayoritas ialah Melayu Langkat serta sebagian kecil sub-suku Melayu lainnya seperti: Melayu Deli & Melayu Tamiang dengan persentase sebanyak 42,28%, kemudian disusul oleh Jawa dengan persentase sebanyak 36,49%, Karo dengan persentase 8,30%, Orang Batak sebanyak 6,00% dengan mayoritas (Mandailing 2,04% serta Toba sebanyak 1,59%, Simalungun sebanyak 1,34%, kemudian Angkola 1,03%).[3] Penduduk Warga Tionghoa sebanyak 3,79%, diikuti orang Minangkabau sebanyak 1,66%, kemudian Aceh sebanyak 1,24%, Nias 0,17% dan suku lainnya seperti: (Tamil-India, Arab, dan lain-lain) sebanyak 0,07%.[3]
Catatan: Suku Batak Pakpak/Dairi tidak tercatat dalam sensus karena dari jumlah penduduk, suku Batak Pakpak sangat sedikit jumlahnya bahkan hampir tidak ada.
Sedangkan agama yang dianut penduduk Tanjung Pura, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021 mencatat bahwa mayoritas warga memeluk agama Islam yakni 96,81%. Selebihnya menganut agama Buddha yakni 2,27%, diikuti penganut agama Kristen sebanyak 0,89% (Protestan 0,78% dan Katolik 0,11%), dan sebagian kecil Hindu yakni 0,03%.[4] Rumah ibadah yang ada di kecamatan ini terdapat 51 masjid, 91 musala, kemudian 1 viahara dan 1 gereja Protestan yang terletak di Pekan Tanjung Pura.[2]
Tokoh terkenal
Tokoh Melayu dan Nasional di antaranya adalah Prof. Dr. Ir. H. Djohar Arifin Husin Ketua PSSI, Guru besar Pertanian UISU, Staf Ahli Menpora, Anggota Ahli Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI), Alm. Prof. Ing. H. Muhammad Immaduddin Abdurrahim, PhD, MSc pendiri ICMI, Bank Muamalat, Guru Besar Teknik Elektro ITB, Pengajar Ilmu Tauhid, Penasihat Presiden B.J. Habibie dan mendapat gelar Pahlawan Nasional, dan Arman Chandra, S.E. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Medan, Alumni Program Pendidikan Regular Angkatan LXI Lemhannas RI (2020), Ketua Harian WALUBI Sumatera Utara.
Referensi
- ^ "Camat dan Sekretaris Camat di Langkat". www.langkatkab.go.id. Diakses tanggal 19 Januari 2022.
- ^ a b "Kecamatan Tanjung Pura Dalam Angka 2021" (pdf). langkatkab.bps.go.id. hlm. 56. Diakses tanggal 19 Januari 2022.
- ^ a b c "Komposisi Penduduk Menurut Suku" (pdf). hlm. 17. Diakses tanggal 19 Januari 2022.
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 19 Januari 2022.