DR. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M. (lahir 7 Juli 1966),  adalah politikus kebangsaan Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan). Posisi Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan dijabat dari tahun 2014 -sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan-, menggantikan Tjahjo Kumolo yang saat itu diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri, kemudian pada kongres 2015, jabatan Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDI Perjuangan dikukuhkan oleh Kongres. Selama kepemimpinannya 2015-2019, Hasto dinilai berhasil membawa PDI Perjuangan sebagai Partai Pemenang Pemilu dan Mayoritas Kemenangan di Pilkada-Pilkada antara 2015-2019, sehingga di tahun 2019, pada Kongres V PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto diputuskan kembali menjadi Sekjen PDI Perjuangan masa bakti 2019-2024. Baru pertama kali-nya PDI Perjuangan memposisikan jabatan Sekjen dua kali periode pada orang yang sama.[butuh rujukan]

Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan
Mulai menjabat
2014
Sebelum
Pendahulu
Tjahjo Kumolo
Pengganti
Petahana
Sebelum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 2004 – 1 Oktober 2009
Informasi pribadi
Lahir7 Juli 1966 (umur 58)
Indonesia Yogyakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUniversitas Gadjah Mada
Universitas Prasetiya Mulya
Universitas Pertahanan Indonesia[1]
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan Awal

Hasto Kristiyanto, lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966, lahir dari ayah bernama :  Antonius Krido Pardjono dan ibu bernama Yohana Sutami.  

Semasa sekolah di Sekolah Dasar Hasto Kristiyanto sangat tertarik dengan cerita-cerita wayang, alam budaya Jawa sangat berpengaruh dalam dirinya. Kisah yang paling ia sukai adalah Mahabharata, sebuah adegan konflik kekuasaan antara kebenaran dan kebathilan.

Semasa SMA, Hasto Kristiyanto mulai membaca buku-buku politik, sejalan dengan aktivitas saat SMA yang ia lalui dengan berbagai macam organisasi. Ia banyak menyaksikan peristiwa-peristiwa kebudayaan di Yogyakarta, juga perkembangan dinamika politik yang sangat keras dan ini mempengaruhi dirinya dalam mengembangkan ketrampilan berorganisasi dan kelak menjadi salah satu administrator Partai terbaik di Indonesia. Ia masuk SMA terbaik di Yogyakarta, De Britto disana bakat organisasi-nya terasah tajam.

Tahun 1985, Hasto Kristiyanto berhasil menjadi mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Fakultas Teknik Kimia.  Semasa kuliah di UGM, Hasto banyak ikut organisasi kemahasiswaan, bakat menonjol berorganisasi ditunjukkan dengan dipilihnya Hasto menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM.

Dalam pergulatan aktivitas organisasi kemahasiswaan Hasto banyak membaca persoalan-persoalan rakyat, apalagi masa itu situasi represi rezim Orde Baru mencapai puncaknya. Di tahun 1986-1987 kebangkitan PDI yang memunculkan nama Megawati Sukarnoputeri.  Bangkitnya PDI dan memunculkan kembali ingatan publik pada sosok Bung Karno, bangkitnya ingatan publik terhadap Bung Karno ini membuat Hasto mulai memikirkan dalam- dalam masa depan Indonesia.

Dalam masa-masa kuliah ini, Hasto banyak membaca buku-buku tentang Sukarno dan gagasannya soal Indonesia Raya. Perspektif pemikiran Sukarno inilah yang kemudian mempengaruhi dalam cara berpolitik dan idealisme politiknya.

Bagi Hasto kesadaran Sukarnois adalah kesadaran spiritual yang melampuai alam kata-kata dan alam rasio. Kesadaran Sukarnois adalah pembentukan peradaban Indonesia lewat jalan panjang dan berliku tapi punya tujuan membangkitkan kebesaran Indonesia Raya sebagai mercusuar peradaban dunia.

Karier di BUMN

Setelah lulus Fakultas Teknik Kimia UGM tahun 1991, Hasto memulai karir di BUMN PT Rekayasa Industri, di awal karir ia menempati jabatan UOA Precommissioning/Commissioning Enginer untuk menjalankan pabrik di instrument air dryer, Water Treatment, Gas Turbine Generator dan Pabrik Amonia dengan supervisi dari M.W Kellog, USA.

Lalu pada tahun 1993, Hasto ditarik masuk ke dalam proyek pemindahan Pabrik Plasterboard dari Swedia ke Indonesia, sebagai Project Engineer ia bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan team engineering, menyiapkan legal documents yang diperlukan untuk pembangunan pabrik dan pemilihan subkontraktor proyek.  

Di tahun yang sama juga ia dimasukkan ke dalam tim internal Rekayasa Industri untuk mengembangkan bisnis sebagai upaya mengatasi kebangkrutan dan mendesain transformasi bisnis untuk menjadikan Rekayasa Industri menjadi perusahaan yang menguntungkan dan sebagai pemain global.

Tahun 1999-2000, Hasto diperintahkan manajemen Rekayasa Industri sebagai “Project Control Manager terhadap studi untuk “Development of Foundation Nuclear Power Plant” Ujung Lemah Abang bekerjasama dengan ITB dan BATAN.

Hasto bekerja di BUMN PT Rekayasa Industri dari tahun 1992, berbagai posisi ia tempati sampai pada tahun 2002, ia melaksanakan tugas sebagai Project manager pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Kalimantan Timur dengan pembiayaan dari Asian Development Bank. Ia juga bertindak kepala divisi agro industri, yang bertanggung jawab di dalam melakukan strategi penetrasi pasar, analisa industri dan juga menjabat sebagai Bussiness Manager of CPO Industri.

Di tahun 2002, Hasto dimasukkan sebagai anggota tim transformasi bisnis di Rekayasa Industri yang mendefinisikan “Strategic Intent” perusahaan, identifikasi “Key Performance Indicator”, dan melakukan kajian serta menyempurnakan proses bisnis PT Rekayasa Industri.


Masuk Ke Dunia Politik

Sejak awal tahun 1990-an Hasto sudah berminat masuk ke dalam dunia politik. Ia belajar politik dari tokoh akademisi ilmu politik UGM Cornelis Lay, kemanapun Cornelis Lay pergi ia ikut dan menimba ilmu darinya.  Selain itu Hasto juga banyak bergaul dengan senior-senior Partai PDI dari Jawa Timur. Tahun 1999 Hasto mulai masuk ke dalam struktur Partai dan bekerja sebagai “tukang ketik” disitu ia mendapatkan banyak pelajaran dan pengertian-pengertian baru tentang semangat Partai. Dari banyak notulensi rapat ia menyerap “suasana kebatinan Partai” dan idealisme-nya.

Setelah menamatkan Pendidikan Strata-2 nya tahun 2000 di Prasetya Mulya, Hasto memutuskan total masuk ke Partai dan berkarir di Partai PDI Perjuangan.

Menjadi Anggota DPR RI

Pada tahun 2004, Hasto Kristiyanto terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan dan Trenggalek, Jawa Timur.

Di dalam DPR RI, ia masuk di komisi VI yang bermitra dengan Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, KPPU dan BKPM). Di Alat Kelengkapan DPR RI Hasto masuk ke dalam Badan Anggaran.

Ia juga  pengusul Hak Angket Tolak Impor Beras di tahun 2006. Di tahun 2007 Hasto juga menjadi salah satu pengusul Hak Angket Kenaikan harga BBM. Ia juga menjadi anggota Pansus RUU Penanaman Modal (UU.No 25 Tahun 2007). Dan bersama dengan Fraksi PDI Perjuangan menolak pengesahan Perpu Free Trade Zone (Perpu No.1 Tahun 2007).

Di tahun 2008 Hasto Kristiyanto masuk ke dalam Pansus RUU ITE (UU No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik). Selain itu di tahun 2008 Hasto  berada dalam Panitia Anggaran (Panggar) RUU APBN No.16 tahun 2008 Perubahan Uu 45-2007 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008. Di tahun 2008 pula Hasto menjadi Anggota Pansus RUU UMKM (UU No.20 Tahun 2008 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

Di tahun 2009, Hasto masuk ke dalam Pansus RUU Mineral Batubara (UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba). Lalu ia juga masuk ke dalam anggota Pansus RUU Kawasan Ekonomi Khusus (UU No.39 tahun 2009) dan Pansus RUU tentang resi gudang ( UU No.2 tahun 2009). Di tahun 2009 ini pula Hasto menjadi salah satu pengusul hak angket DPT Pemilu 2009.


Sebagai Sekretaris Jenderal PDI Pejuangan

Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto berkarir dari bawah sekali di PDI Perjuangan. Pertama kali ia menjadi “tukang ketik” pada rapat-rapat yang dilakukan oleh para senior Partai. Kemudian ia diangkat menjadi Wakil Ketua Bidang II Media Massa dan Penggalangan DPP PDIP. Lalu atas amanah kongres 2010 ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Kesekretariatan yang diputuskan pada Kongres PDI Perjuangan. Di tahun 2014 saat Sekjen PDI Perjuangan saat itu Tjahjo Kumolo diangkat jadi Menteri Dalam Negeri, Hasto Kristiyanto-pun menggantikannya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI Perjuangan.

Pada Kongres IV PDI Perjuangan 2015, Hasto Kristiyanto ditunjuk secara resmi menjadi Sekjen PDI Perjuangan untuk masa bakti 2015-2020.

Selama menjabat Sekjen pada periode 2015-2020 atas amanah kongres IV PDIP 2015, Hasto melakukan restrukturisasi administrasi dan perubahan yang mendasar terhadap sistem manajemen Partai.

Sistem Manajemen Partai dibuat dengan sendi dasar manajemen modern namun tetap mendasarkan semangat solidaritas dan semangat kerakyatan yang mendasari organ Partai dari Pusat sampai cabang-cabang Partai. Kedisiplinan Partai jadi landasan utama sekaligus memperkuat sistem informasi Partai dan membangun secara disiplin struktur cabang yang kuat. Langkah pertama pembenahan adalah memperbaharui dan memperbanyak pendirian kantor-kantor cabang Partai. Dengan modernisasi kantor-kantor cabang partai maka konsolidasi dan penggalangan Partai akan lebih efektif juga menjadi sarana bersatunya Rakyat dengan Partai.

Pada tahun 2017, atas mutu layanan manajemen Partai, maka PDI Perjuangan mendapatkan  sertifikat International Organization for Standardization (ISO) 9001:2015 setelah dilakukan audit berkala oleh Lembaga Sertifikasi Internasional Certification Services (ICSM).

Restrukturisasi Manajemen Partai yang dikembangkan oleh Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDIP membuahkan hasil. Antara tahun 2015 sampai dengan 2019, PDIP mendominasi kemenangan Pilkada dan pada tahun 2019 kemenangan caleg DPR dan DPRD di seluruh Indonesia.

Keberhasilan inilah yang membuat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputeri sangat mempercayai Hasto Kristiyanto dalam pengelolaan Manajemen Administrasi dan Strategi Partai.

Pada tahun 2019 Kongres ke V Partai PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto diangkat kembali menjadi Sekjen PDI Perjuangan dan ini menjadi pertama kalinya Sekjen PDI Perjuangan diangkat dua periode berturut-turut.

Tercatat selama Hasto Kristiyanto menjadi Sekjen PDI Perjuangan, Partai itu mengalami kemenangan dua kali berturut-turut dalam Kontestasi Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) dalam Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 dan tercatat juga kemenangan besar di beberapa agenda Pemilihan Pilkada.

Mengantar Kemenangan Joko Widodo

Pada tahun 2012 saat kampanye Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Hasto Kristiyanto menjadi tokoh penting dibalik layar kemenangan Jokowi merebut kursi DKI-1 pada tahun 2012.

Simpul-simpul relawan dibangun dan dibuatkan koordinasinya sehingga secara efektif Jokowi-Ahok memenangkan Pilkada DKI 2012.

Pada kampanye Pilpres 2014, Hasto berperanan sebagai “Sentral Figur” yang menyatukan semua kekuatan politik untuk mendukung Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Hasto membangun komunikasi ke banyak kelompok dan memimpin rapat-rapat koordinasi yang kemudian mewujud dalam Kampanye Politik 2014 yang kemudian memenangkan pasangan Jokowi-JK. Dalam kampanye politik 2014 Hasto Kristiyanto mendapatkan tugas dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputeri untuk menggalang seluruh kekuatan politik pendukung Jokowi dan menjadi Juru Bicara Tim Sukses Jokowi-JK.

Pada kampanye Pilpres 2019, Hasto Kristiyanto berinisiatif membentuk Tim Kampanye Nasional (TKN) yang terstruktur dan sistematis juga penempatan orang per orang dalam TKN yang kelak bisa mengisi jabatan politik. Dalam Kampanye 2019 peran Hasto begitu menonjol dari sisi koordinasi politik dari seluruh kekuatan politik pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.

Dalam TKN 2019, Hasto menjabat sebagai Sekretaris TKN dan mengatur seluruh administrasi serta manajemen TKN. Juga pembentukan strategi-strategi kemenangan. Terbukti pada tahun 2019 Jokowi-Ma’ruf Amin memenangkan Pilpres 2019 dengan hasil yang gemilang.

Pencerahan Spiritual Nasionalis-Sukarnois

Bagi Hasto Kristiyanto, Nasionalis-Sukarnois bukan sekedar ideologi tapi masuk ke dalam alam kesadaran yang menjadikan PDI Perjuangan sebagai basis politik Nasionalis-Sukarnois. Di saat ini PDI  Perjuangan merupakan satu-satunya Partai yang bersandar pada ideologi Nasionalis-Sukarnois. Alam cita-cita Sukarno menjadi pesan politik terkuat dalam Perjuangan Partai.

Ketika masa kampanye 2018-2019, Hasto naik gunung Sanghyang Bali. Ia naik gunung pada malam pergantian tahun dari tahun 2018 ke tahun 2019. Disana ia disambut tokoh adat yang dipanggil Ratu Bhagawan. Gunung yang biasa ditempuh lima jam dilaluinya hanya dalam waktu dua jam. Sesampainya di Puncak  Gunung Hasto berdoa :

“Damailah negeriku, hindarkanlah kami dari bencana, berikanlah semangat Soekarno kepada kami, berikanlah kesehatan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri dan menangkanlah Jokowi - Ma'ruf di Pemilihan Presiden 2019"

Gelar Doktoral Universitas Pertahanan Mempertahankan Disertasi "Geopolitik Soekarno"

Tepat pada tanggal kelahiran Bung Karno 6 Juni 2022, Hasto Kristiyanto berhasil mempertahankan Disertasi dengan judul "Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno Dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara". Apa yang diajukan Hasto Kristiyanto dalam “Teori Progressive Geopolitical Coexistence” memberikan spirit baru tentang kepemimpinan Indonesia dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk dunia. Disertasi ini adalah ‘Rediscovery of Sukarno Thought’. Di dalamnya ada analisis ilmiah tentang the ideological power of Sukarno’s geopolitic dan the power of Sukarno diplomacy. Ada kekuatan ideologi dalam Geopolitik Sukarno dan kekuatan Diplomasi Bung Karno dalam tujuannya menyusun tatanan dunia baru dimana solidaritas bangsa-bangsa dikedepankan dan struktur PBB harus diubah agar sistem Internasional tidak lagi anarkis.

Dihadapan promotor dan penguji yang total sebanyak 10 Profesor dan 3 Doktor tersebut, Hasto dibawah bimbingan Prof. Purnomo Yusgiantoro, Laksdya (TNI) Prof Octavian, dan Letjen (TNI) DR. I Wayan Midhio, mampu secara ilmiah mengonstruksikan teori Geopolitik Sukarno sekaligus konfirmatori secara kuantitatif. Disertasinya membuka lagi peranan Indonesia yang aktif di dunia Internasional seperti masa Sukarno. Dan salah satu penguji adalah Prof (HC) Megawati Soekarnoputeri yang juga merupakan Ketua Umum PDI Perjuangan adalah orang yang pernah bersentuhan langsung dengan kecerdasan Bung Karno dalam menawarkan susunan Geopolitik berdasarkan "Ko-Eksistensi" dan perjuangan politiknya dari masa Orde Baru hingga sekarang mempertahankan ikatan batin jutaan kaum Sukarnois di seluruh Indonesia.

Arti penting dari disertasi ini adalah Pemikiran Bung Karno bisa langsung masuk ke dalam "Ruang Tindakan" mengingat Hasto Kristiyanto adalah tokoh penting politik dan PDI Perjuangan yang memiliki jutaan kader yang bisa dididik untuk memahami Geopolitik Bung Karno sehingga kader-kader yang memimpin bangsa ini bisa menjadikan Geopolitik Bung Karno sebagai ukuran kebijakan nasional dan internasional Indonesia. Menyambungkan kembali Revolusi yang pernah dikobarkan Bung Karno pada masa kepemimpinannya.

Kehidupan Pribadi

Hasto Kristiyanto menikah dengan Maria Ekowati dan dikaruniai dua anak putera dan puteri yang bernama Ignatius Windu Hastomo dan Agatha Puspita Asri.


Pendidikan

  • SD Gentan Yogyakarta (1972-1979)
  • SMP Negeri Gentan Yogyakarta (1979-1982)
  • SMA Kolese De Britto Yogyakarta (1982-1985)
  • S-1 Fakultas Teknik Kimia UGM Yogyakarta (1985-1991)
  • S-2 Manajemen STIE Prasetya Mulya Business School, Jakarta (1997-2000)
  • Program Profesi Insinyur UGM (2020-2021)[2]
  • S-3 Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan, Bogor (2020-2022)[3]

Pengalaman Kursus/Latihan Di Dalam dan Luar Negeri

  • Political Leadership Training, di Jakarta, lama waktu : 10 hari, tahun 2001, diadakan oleh : The National Democratic Institute.
  • Training for Trainers, di Banten, lama waktu 3 hari, tahun 2002, The National Democratic Institute.
  • IAF Seminar, Resources Management, lama waktu : 10 hari, tahun 2002, di Jerman, diadakan oleh : Friedrich-Naumann-Stiftung.
  • Press for Politician, lama waktu 3 hari, tahun 2002 di Jakarta, diadakan oleh : Friedrich-Naumann-Stiftung.
  • Kursus Calon Guru Kader, lama waktu : 10 hari, di Ciawi Jawa Barat, tahun 2002, diadakan oleh Balitbangpus PDI Perjuangan.
  • The New Communication Technology, lama waktu : 3 hari, di Hongkong,  tahun 2002, diadakan oleh Friedrich-Naumann-Stifftung.
  • Coal Gassification, lama waktu : 2 hari, tahun 2002, di South of Africa, diadakan oleh Lurgi.
  • Kerjasama Selatan-Selatan, lama waktu : 7 hari, tahun 2005,  di Venezuela, Diadakan oleh DPR RI.
  • Political Overview and Introduction of USA Political System, lama waktu 7 hari, diadakan di Amerika Serikat.
  • Public Account Commitee, lama waktu 7 hari, diadakan di Australia, tahun 2008, World Bank - Australia Parliament
  • Tax Policy, lama waktu 7 hari, tahun 2008, Polandia, diadakan oleh DPR RI.
  • Warehouse Financial System, diadakan 7 hari, di India tahun 2008, diadakan oleh DPR RI.
  • Political Leadership, lama waktu 1 bulan, tahun 2009, diadakan di Australia.
  • Political Management System, lama waktu 5 hari, tahun 2011, diadakan oleh Sydney University Labour Party.

Referensi