Yusuf Supendi

politisi Indonesia
Revisi sejak 19 Juni 2022 16.23 oleh RushingBot (bicara | kontrib) (top: hapus templat bendera per pedoman gaya ikon, removed: {{flagicon|Indonesia}}, {{negara|Indonesia}} (3))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

K.H. Yusuf Supendi, Lc. (15 Mei 1958 – 3 Agustus 2018). Keluarganya merupakan keluarga besar ulama, dan pamannya, K.H. Sholeh Iskandar, merupakan ulama besar di Bogor.[1]

Yusuf Supendi
Lc.
Anggota DPR RI Fraksi PKS
Masa jabatan
1 Oktober 2004 – 1 Oktober 2009
Informasi pribadi
Lahir(1958-05-15)15 Mei 1958
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Meninggal3 Agustus 2018(2018-08-03) (umur 60)
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
Sebab kematianSerangan Jantung
MakamTaman Pemakaman Umum Kalisari, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikPKS (1998–2013)
Hanura (2013–2018)
PDI-P (2018)
Suami/istriUmi Widhiyani
HubunganSholeh Iskandar (paman)
Anak5, termasuk Fawwaz Abdul Jawwad
Tempat tinggalJalan Lapan V RT 12, RW 01, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia
AlmamaterUniversitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Arab Saudi
PekerjaanUlama
Politikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pendidikan

sunting

Ia merupakan salah satu generasi pertama dari gerakan Tarbiyah yang ada di Indonesia, yang kemudian berubah bentuk menjadi Partai Keadilan (sebelum berganti menjadi Partai Keadilan Sejahtera). Dalam Islam, istilah pendidikan disebut dengan tarbiyah. Menurut ilmu bahasa, tarbiyah berasal dari tiga pengertian kata -robbaba-robba-yurobbii- yang artinya memperbaiki sesuatu dan meluruskannya.

Awalnya, Yusuf Supendi memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Ibnu Hajar Bogor. Sejak kecil, ia memang dikenal sebagai pribadi yang berani dan punya nyali.

Minat mendalami agamanya semakin meningkat setelah melanjutkan pendidikannya di Pesantren Daruh Falah milik pamannya. Yusuf Supendi memiliki kemampuan mengingat yang luar biasa karena pada waktu itu, di bawah bimbingan K.H. Ahmad Rifai Yasin, ia mampu menghafal seluruh (30 juz) Al Quran hanya dalam waktu 11 bulan.

Yusuf Supendi mampu menghafalkan 4 halaman sekaligus setiap harinya, sedangkan santri lain rata-rata hanya mampu menghafal sebanyak 1 halaman setiap harinya.

Setelah lulus dari sekolah menengah pada tahun 1977, Yusuf bersikeras untuk pergi melanjutkan pendidikannya di Saudi Arabia. Syarat untuk ke Saudi tanpa orang tua adalah minimal berumur 19 tahun, sedangkan pada waktu itu ia masih berumur 18 tahun.

Namun Yusuf tetap bersikeras dan tetap berangkat hanya dengan bermodal visa transit 3 hari. Tujuan pertama yang didatangi adalah Konsulat Besar Republik Indonesia (KBRI), dengan harapan mereka bisa membantunya untuk melanjutkan pendidikan di sana. Namun sesampainya di KBRI, sang Dubes malah menyuruh dia pulang.

Barulah pada tahun 1979, Yusuf Supendi bisa melanjutkan pendidikannya di Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh. Selain menjadi aktivis dakwah di Saudi, dia juga pernah memegang posisi Ketua Ikatan Mahasiswa Asia Tenggara, dan dari itulah Yusuf Supendi bisa mengenal banyak aktivis dakwah dari berbagai daerah.

Pada tahun 1985, dia berhasil menyelesaikan kuliahnya dan pulang kembali ke tanah air. Lalu menikah dengan Umi Widhiyani dan dikaruniai 5 anak. Dia bersama Hilmi Aminuddin dan Salim Segaf Al-Jufri akhirnya mendirikan gerakan yang lebih dikenal sebagai gerakan Tarbiyah, cikal bakal dari partai Partai Keadilan.

Yusuf juga pernah menjadi Wakil Ketua dan anggota Dewan Syariah Partai Keadilan peroide 2000-2010. Pada periode 2004-2009, Yusuf juga pernah merasakan menjadi wakil rakyat dari Fraksi PKS dari Dapil IV kabupaten/kota Bogor Jawa Barat.

Karier

sunting

Penghargaan

sunting

Referensi

sunting