Dalhar bin Abdurrahman

Revisi sejak 24 Juni 2022 09.58 oleh Cah somoroto (bicara | kontrib) (Biografi: Perbaikan kesalahan ketik)

K. H. Dalhar bin Abdurrahman (lahir: 10 Syawal 1286 H/ 12 Januari 1870) adalah seorang Ulama', Wali dan Sesepuh masyarakat di Magelang dan sekitarnya. Beliau juga pengasuh PP. Darussalam, Watucongol, Gunungpring, Muntilan, Magelang.

Biografi

Beliau lahir dengan nama Nahrowi, sebagai putra K. H. Abdurrahman bin K. H. Abdur Rauf bin K. H. Hasan Tuqa (Raden Bagus Kemuning, yang adalah salah satu ajudan Pangeran Diponegoro)[1]. Jika kita menelusuri keluarga beliau, maka silsilahnya bersambung dengan Susuhunan Amangkurat III dari Kasunanan Kartasura. Keluarga beliau telah lama menjadi semacam Ndoro (Tuan) di kawasan Muntilan dan keluarganya banyak menurunkan Kiai-kiai yang Alim.

Keluarga

Ayah: K. H. Abdurrahman

Putra: K. H. Ahmad Abdul Haq Dalhar

Cucu: K. H. 'Ali Qoishor Ahmad Abdul Haq Dalhar

Cucu: K H. Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq Dalhar

Leluhur: Susuhunan Amangkurat III dari Kasunanan Kartasura

Pendidikan

Beliau awal mondok di tempat Mbah Kiai Mad Ushul di kawasan Mbawang, Ngadirejo, Salaman, Magelang. Kemudian beliau melanjutkan di PP. Al Kahfi Sumolangu, Kebumen asuhan kala itu Syaikh as-Sayyid Ibrahim bin Muhammad al-Jilani al-Hasani, atau dikenal sebagai Syaikh Abdul Kahfi ats-Tsani. Kiai Dalhar mengabdi di ndalem Syaikh selama delapan tahun. Hal ini, merupakan permintaan K H. Abdurrahman sendiri kepada Syaikh Abdul Kahfi ats-Tsani.

Pada 1314 H/1896, Syaikh Abdul Kahfi ats-Tsani memerintahkan Kiai Dalhar untuk menemani putranya, Sayyid Muhammad belajar di Makkah (kala itu masih dibawah Kesyarifan Makkah, Daulah Usmaniyah). Mereka berdua kemudian mengaji pada Syaikh Sayyid Muhammad Babashol al-Hasani yang masih pernah keluarga dengan Sayyid Muhammad. Syaikh Sayyid Muhammad Babashol al-Hasani kala itu merupakan Mufti Syafi'i di Makkah. Kiai Dalhar dan Sayyid Muhammad menetap di rubath kawasan Misfalah.

Pada tahun pertama Kiai Dalhar mengaji di Makkah, terjadi Perang di kawasan Hijaz. Sayyid Muhammad mendapat tugas membantu Makkah, sedangkan Kiai Dalhar dapat tetap belajar selama 25 tahun. Kiai Dalhar yang sebelumnya bernama Nahrowi kemudian diberi nama "Dalhar" oleh Syaikh Sayyid Muhammad Babashol al-Hasani. Kiai Dalhar juga memperoleh ijazah mursyid Tarekat Syadziliyah dari Syaikh Muhtarom al-Makki dan ijazah aurad Dalailul Khairat dari Sayyid Muhammad Amin al-Madani. Nantinya Kiai Dalhar menurunkan ijazah Tarekat Syadziliyah kepada 3 orang muridnya, yakni Kiai Iskandar Salatiga, Kiai Dimyati Banten, dan putranya, Kiai Ahmad Abdul Haq[2].

Peran

Beliau bersama K. H Siraj dari Payaman adalah dua Kiai besar di Magelang.

Referensi

  1. ^ Admin (2020-02-16). "Mbah Kyai Dalhar, Wali Allah Keturunan Raja yang Tak Gila Harta • BangkitMedia". BangkitMedia. Diakses tanggal 2022-03-12. 
  2. ^ "KH Dalhar Watucongol, Kiai Pejuang dan Cucu Panglima Perang Jawa". nu.or.id. Diakses tanggal 2022-03-12.