Susuhunan

gelar bangsawan Jawa

Susuhunan / Sunan adalah gelar yang merujuk pada penguasa monarki sebagai Pemimpin tertinggi Kerajaan dan Pemimpin tertinggi pemuka agama , meskipun digunakan kaum bangsawan penggunaannya juga ditujukan kepada orang yang dihormati. Gelar ini berasal dari bahasa Jawa Kuno susuhunan yang berakar dari kata suhun. Istilah "susuhunan" dapat diartikan sebagai "junjungan".

Di pulau Jawa gelar ini tidak hanya digunakan pada penguasa monarki tetapi juga oleh ulama anggota Sembilan Wali (Wali Songo), yang merupakan penyebar agama Islam. Selain di Jawa, gelar ini dipakai juga oleh penguasa tertentu di Kasunanan Surakarta Hadiningrat , Kesultanan Banjar dan Kesultanan Palembang.

Penggunaan

sunting

Daftar anggota Walisongo

sunting

Daftar susuhunan dari Mataram

sunting

Daftar susuhunan dari Surakarta

sunting

Penggunaan dalam masyarakat Sunda dan Tengger

sunting

Masyarakat Sunda memakai "sunan" untuk menyebut orang yang memiliki kedudukan terhormat (Susuhunan). Salah satu contohnya adalah penyebutan tokoh Sunan Ambu, sosok perempuan mulia yang merupakan ibu dari kebudayaan Sunda.

Masyarakat Tengger yang mewarisi tradisi Jawa pra-Islam, menyebut beberapa nama leluhur dan roh-roh pelindung dengan gelar sunan, seperti:

  • Sunan Pernoto (roh yang mendiami Pura Luhur Ponten dan juga salah satu anak Rara Anteng dan Joko Seger)
  • Sunan Perniti (pelindung tangga naik ke Bromo, juga salah satu anak Rara Anteng dan Joko Seger)
  • Sunan Dewa Kusuma (roh yang mendiami kawah Bromo, juga salah satu anak Roro Anteng dan Joko Seger), dan
  • Sunan Ibu (roh Bromo).

Pranala luar

sunting