Farah Puteri Nahlia

Farah Puteri Nahlia, B.A., M.Sc. (lahir 02 Januari 1996) adalah salah satu politisi perempuan termuda Indonesia yang berhasil duduk di Dewan Perwakilan Rakyat RI masa bakti 2019-2024. Ia berhasil menduduki Senayan di usia 23 tahun, menjadikannya satu diantara tiga anggota DPR termuda yang terpilih di usia yang sama.[1] Politisi ini terpilih dari Daerah Pemilihan Jawa Barat IX (meliputi Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang), dan diusung oleh Partai Amanat Nasional. Ia dijuluki sebagai jagoan dapil yang sukses mengantongi suara terbesar yakni 113,263 suara mengalahkan para petahana. Ia juga mampu menaikkan suara PAN hingga dua kali lipat di daerah pemilihan Jawa Barat IX.[2] Ayahnya adalah seorang pejabat tinggi kepolisian Republik Indonesia yaitu Irjen. Pol Dr. Drs. Muhammad Fadil Imran, M.Si.

Farah Puteri Nahlia, B.A., M.Sc.
Anggota DPR RI
Mulai menjabat
1 Oktober 2019
PresidenJoko Widodo
Ketua DPRPuan Maharani
Informasi pribadi
Lahir02 Januari 1996 (umur 28)
Semarang
Partai politikPartai Amanat Nasional
Suami/istriIptu Ariq Arsyam
Hubungan
PekerjaanPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat Hidup

Sosok politisi muda ini dikenal ramah dan mudah bergaul di lingkungannya. Tidak jarang ia ikut turun langsung ke lapangan dan menyapa masyarakat. Di dunia politik yang terkesan “kaku”, Farah dianggap mampu membawa suasana santai khas Millennial dalam menyampaikan pesan politik sehingga mudah dimengerti oleh publik. Ia juga dinilai sebagai pribadi yang selalu mengedepankan pendidikan dan merupakan lulusan termuda ketika mengenyam pendidikan S1 dan S2 di London, Inggris. Sebelum aktif di politik, Farah diketahui menghabiskan masa remaja dengan mengenyam pendidikan di Inggris selama 6 tahun. Sepulangnya ke tanah air, ia sempat mengikuti magang di Direktorat HAM & Kemanusiaan, Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Ia juga mendedikasikan dirinya sebagai relawan di beberapa organisasi non-profit (NGO) yang bergerak di bidang kemanusiaan. Ketertarikannya dalam hal sosial inilah yang membuatnya yakin untuk terjun ke politik. Ia berpegang teguh dengan peribahasa “sediki demi sedikit lama-lama menjadi bukit”, berharap langkah-langkah yang diambilnya kelak di parlemen pelan-pelan dapat berbuah manis dan bermanfaat untuk masyarakat.

Pada awal dirinya terjun di politik, Farah berhasil memulangkan TKW asal Subang, Jawa Barat dari Arab Saudi yang bernama Een Rohayati. Farah juga mampu mengembalikan upah Een yang tidak dibayar selama 13 tahun oleh majikan nya melalui proses pengadilan di Arab Saudi.

Kini, Farah menduduki posisi sebagai Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi Pertahanan, Intelijen, Hubungan Luar Negeri, dan Kominfo yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan minatnya. Ia juga anggota Badan Anggaran DPR RI 2019-2024 dan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional.

Selain sebagai politisi muda, ia juga menyalurkan hobinya di bidang seni dengan memiliki perusahaan bernama PT. MASA Kreatif Indonesia, yang merupakan salah satu start-up di bidang Design Studio yang dirintis sejak dirinya masih duduk di bangku universitas.

Pendidikan

Legislator muda ini menghabiskan masa remajanya selama 6 tahun di kota London, dimana ia mengenyam pendidikan sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga berhasil menyelesaikan studi S2 jurusan Politik dan Hubungan Internasional dari Royal Holloway, University of London di usia yang terbilang sangat muda yakni 21 tahun.[3]

• SMP Islam Al-Azhar Bumi Serpong Damai, Tangerang (2007-2010)

• Sinarmas World Academy, Jakarta (2010-2012)

• Concord College Summer School Programme, Shrewsburry, Shropshire, United Kingdom (2011)

• David Game College London, University Foundation Programme, London, United Kingdom (2012-2013)

• Royal Holloway, University of London, Surrey, United Kingdom (S1) jurusan Politik & Hubungan Internasional (2013-2016)

• Royal Holloway, University of London, Surrey, United Kingdom (S2) jurusan Politik & Hubungan Internasional (2016-2017)

Referensi

Pranala luar