Bantimurung, Maros

kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

4°58′23″S 119°36′18″E / 4.9731213°S 119.6049729°E / -4.9731213; 119.6049729

Bantimurung
Peta Kecamatan Bantimurung
Peta Kecamatan Bantimurung dan pembagian wilayah administrasinya
Kecamatan Bantimurung
Kecamatan Bantimurung
Bantimurung
Letak Kecamatan Bantimurung di Pulau Sulawesi
Kecamatan Bantimurung
Kecamatan Bantimurung
Bantimurung
Bantimurung (Indonesia)
Koordinat: 4°58′23″S 119°36′18″E / 4.9731213°S 119.6049729°E / -4.9731213; 119.6049729
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenMaros
Pemerintahan
 • CamatAsrul Rifai Rahman (Februari 2019-sekarang)
Kode pos
90561
Kode Kemendagri73.09.03 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7308040 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan6 desa
2 kelurahan
Peta
PetaKoordinat: 5°0′48.20810″S 119°39′7.01773″E / 5.0133911389°S 119.6519493694°E / -5.0133911389; 119.6519493694

Bantimurung (Ejaan Van Ophuijsen:Bantimoeroeng; Lontara Bugis & Lontara Makassar: ᨅᨈᨗᨆᨘᨑᨘ, transliterasi: Bantingmurung) adalah nama sebuah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini berada di Pakalu dengan jarak 7 km dari Kota Turikale yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Kabupaten Maros. Wilayah ini terkenal akan keindahan alamnya yang membuatnya menjadi salah satu tujuan wisata yang populer. Objek wisata yang ada di kecamatan ini antara lain Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Taman Purbakala dan Prasejarah Leang-Leang, Puncak Baro-Baro, Wisata Wae Merrungnge Tompobalang, Wisata Bulusipong, dan lain-lain.

Sejarah

Status Kecamatan

Dahulu Kecamatan Bantimurung adalah wilayah yang sangat luas dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Camba dan Kecamatan Maros Baru. Wilayah Kabupaten Maros dalam sejarahnya telah mengalami pemekaran wilayah, termasuk didalamnya wilayah Bantimurung. Pada tanggal 4 Juli 1959, secara administratif Kabupaten Maros resmi dibentuk sebagai Daerah Swantantra tingkat II, ibu kota berkedudukan di Kota Maros, dan kuota jumlah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah 15 orang anggota melalui dasar hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 Bab I Pasal 1, 2 & 3. Kabupaten Maros pada saat itu membawahi beberapa distrik adat gemeenschap yaitu: Distrik Simbang, Distrik Bontoa, Distrik Tanralili, Distrik Raya (Lau), Distrik Turikale, Distrik Marusu, Distrik-distrik dari federasi Gallarang Appaka, dan Distrik-distrik dari federasi Lebbotengae.

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan, maka struktur pemerintahan yang ada kemudian mengalami perubahan. Distrik adat gemeenschap yang sebelumnya diformulasikan ke dalam bentuk distrik harus pula menyesuaikan sejak tanggal 19 Desember 1961 Kabupaten Maros tidak lagi terdiri dari distrik tetapi terbagi ke dalam 4 (empat) Kecamatan. Pada tanggal 1 Juni 1963, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 mulai diberlakukan. Distrik/Daerah Adat/Kerajaan Lokal kemudian menghilang dari permukaan sejarah dengan dibentuknya kecamatan-kecamatan. 4 (empat) kecamatan yang terbentuk pada waktu itu sebagai berikut:

  1. Distrik Turikale, Marusu', Lau', dan Bontoa dilebur menjadi Kecamatan Maros Baru.
  2. Distrik Simbang dan beberapa wilayah dari distrik tetangganya dilebur menjadi Kecamatan Bantimurung.
  3. Distrik-distrik dari federasi “Lebbo' Tengngae” dilebur menjadi Kecamatan Camba.
  4. Distrik Tanralili dan beberapa wilayah dari federasi Gallarang Appaka dilebur menjadi Kecamatan Mandai.

Tahun 1963

Berikut adalah 14 kelurahan/desa di Kecamatan Bantimurung sejak 1 Juni 1963 sampai 17 September 1998:

  1. Desa Alatengae
  2. Desa Baruga
  3. Desa Bonto Tallasa
  4. Desa Jenetaesa
  5. Desa Mangeloreng
  6. Desa Mattoangin
  7. Desa Minasa Baji
  8. Desa Samangki
  9. Desa Sambueja
  10. Desa Simbang
  11. Desa Tanete
  12. Desa Tukamasea
  13. Kelurahan Kalabbirang
  14. Kelurahan Leang-Leang

Tahun 1998

Pada hari kamis tanggal 22 Agustus 1996, DPD II KNPI Kabupaten Maros mengadakan "Seminar Pemekaran dan Perubahan Nama Kecamatan" dengan berlandaskan latar belakang kesejarahan sekaligus sebagai pemantapan "Jati Diri Maros" melalui kilas balik sejarah. Upaya DPD II KNPI Maros pada waktu itu mendapat apresiasi dan sambutan hangat dari para budayawan dan pemerhati sejarah. Nama yang sarat dengan muatan historis memang punya arti tersendiri, terutama bagi orang-orang yang menghormati jati dirinya.

Bertolak dari hasil seminar tersebut, maka Bupati KDH Tingkat II Maros, Nasrun Amrullah (cucu dari H. Andi Page Manyanderi Petta Ranreng, Petta Imam Turikale III), lewat Surat Bupati KDH Tingkat II Maros, No.146.1/276/Pem. Tgl. 19 September 1996, meminta Persetujuan DPRD Tingkat II Maros untuk Pembentukan/Pemekaran Kecamatan. DPRD Tingkat II Maros kemudian membentuk panitia khusus yang kemudian membahas dan menetapkan pembentukan/pemekaran kecamatan yang telah ada serta diberi nama sesuai dengan nama distrik yang pernah ada.

Pada 30 Desember 2000 secara resmi wilayah Kecamatan Bantimurung mengalami pemekaran wilayah dengan dibentuknya Kecamatan Simbang. Kecamatan Simbang mengambil 6 (enam) desa di wilayah Kecamatan Bantimurung, yaitu Desa Bonto Tallasa, Desa Jenetaesa, Desa Samangki, Desa Sambueja, Desa Simbang, dan Desa Tanete dengan pusat pemerintahan berada di Desa Jenetesa. Dasar hukum pemekaran wilayah Kecamatan Bantimurung ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Maros No. 30 Tahun 2000 dengan rincian Bab II Pasal 4 Ayat 1, 2, dan 3 dan Bab III Pasal 7 Ayat 3.

Berikut adalah 8 kelurahan/desa di Kecamatan Bantimurung sejak 17 September 1998 sampai sekarang:

  1. Desa Alatengae
  2. Desa Baruga
  3. Desa Mangeloreng
  4. Desa Mattoangin
  5. Desa Minasa Baji
  6. Desa Tukamasea
  7. Kelurahan Kalabbirang
  8. Kelurahan Leang-Leang

Etimologi

Bantimurung berasal dari Bahasa Bugis dari kata benti, artinya "tetesan (air)" dan merrung, artinya "bunyi gemuruh". Jadi Bantimurung berarti air yang bergemuruh. Nama tersebut diusulkan oleh Karaeng Simbang, Patahoeddin Daeng Paroempa. Simbang adalah salah satu kerajaan dalam distrik adat Gemenschaap dan berada dalam wilayah kerajaan Marusu'. Berawal dari kata benti merrung itulah kemudian berubah bunyi menjadi Bantimurung seperti sekarang. Sejarah dan asal-usul kata "Bantimurung" dimulai sejak masa Perjanjian Bungaya I dan II (1667-1669) saat Maros ditetapkan sebagai daerah yang dikuasai langsung oleh Hindia Belanda. Ketika itu, wilayah Kerajaan Marusu' diformulasikan dalam bentuk Regentschaap yang dipimpin oleh penguasa bangsawan lokal bergelar Regent (setingkat bupati). Setelah itu, Maros berubah menjadi Distrik Adat Gemeschaap yang dipimpin oleh seorang kepala distrik yang dipilih oleh bangsawan lokal dengan gelar Karaeng, Arung atau Gallarang. Kerajaan Simbang merupakan salah satu distrik adat Gemenschaap yang berada dalam wilayah Kerajaan Marusu'. Distrik ini dipimpin oleh seorang bangsawan lokal bergelar "karaeng". Pada sekitar tahun 1923, Patahoeddin Daeng Paroempa, diangkat menjadi Karaeng Simbang. Dia mulai mengukuhkah kehadiran kembali Kerajaan Simbang dengan melakukan penataan dan pembangunan di wilayahnya. Salah satu program yang dijalankannya ialah dengan melaksanakan pembuatan jalan melintas Kerajaan Simbang agar mobilitas dari dan ke daerah-daerah sekitarnya menjadi lancar. Pembuatan jalan ini, rencananya akan membelah daerah hutan belantara. Sayangnya, pekerjaan tersebut terhambat akibat terdengarnya bunyi menderu dalam hutan yang menjadi jalur pembuatan jalan tersebut. Saat itu, para pekerja tidak berani melanjutkan pekerjaan pembuatan jalan, karena suara gemuruh tersebut begitu keras. Karaeng Simbang yang memimpin langsung proyek ini lalu memerintahkan seorang pegawai kerajaan untuk memeriksa ke dalam hutan belantara dan mencari tahu dari mana suara bergemuruh itu berasal. Setelah melakukan perjalanan singkat ke dalam kawasan hutan untuk mencari tahu dari mana suara bergemuruh berasal, pegawai kerajaan langsung kembali melapor kepada Karaeng Simbang. Namun sebelum melapor, Karaeng Simbang terlebih dahulu bertanya. “Aga ro merrung?,” tanyanya. (Bahasa Bugis; yang berarti: "apa itu yang bergemuruh?"). “Benti, puang (air, tuanku)," jawab sang pegawai kerajaan. (Benti adalah Bahasa Bugis untuk air). Merasa penasaran, Karaeng Simbang mengajak seluruh anggota rombongan untuk melihat langsung air bergemuruh tersebut. Sesampainya di tempat asal suara, Karaeng Simbang langsung terpanah dan takjub menyaksikan luapan air begitu besar merambah batu cadas yang mengalir jatuh dari atas gunung. “Makessingi kapang narekko iyae onroangnge' diasengi benti merrung! (mungkin ada baiknya jika tempat ini dinamakan air yang bergemuruh)," ujar Karaeng Simbang, Patahoeddin Daeng Paroempa. Berawal dari kata benti merrung itulah kemudian berubah bunyi menjadi bantimurung. Penemuan air terjun tersebut membuat rencana pembuatan jalan tidak dilanjutkan. Malahan, daerah di sekitar air terjun dijadikan sebagai sebuah perkampungan baru dalam wilayah Kerajaan Simbang. Kampung ini dikepalai oleh seorang Kepala Kampung bergelar "Pinati Bantimurung."

Kondisi geografis

 
Gambar Belanda tahun 1735 yang memperlihatkan pegunungan Bantimurung

Batas wilayah

Kecamatan Bantimurung memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:[1]

Utara Kecamatan Balocci (Kabupaten Pangkep) dan Kecamatan Bontoa
Timur Kecamatan Cenrana
Selatan Kecamatan Simbang
Barat Kecamatan Lau dan Kecamatan Turikale

Kondisi demografis

Etnis

Penduduk Kecamatan Bantimurung mayoritas adalah Suku Makassar dan Bugis. Bantimurung bagian utara dan timur banyak dihuni oleh Suku Makassar (To Mangkasara' ) dengan penutur Bahasa Makassar (Mangkasara' ) sedangkan Bantimurung bagian barat dan selatan cenderung banyak dihuni oleh Suku Bugis (Tau Ugi) dengan penutur Bahasa Bugis (Basa Ugi).

Jumlah penduduk

Kecamatan Bantimurung memiliki luas 173,70 km² dan penduduk berjumlah TBA jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar TBA jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Kecamatan Bantimurung pada tahun tersebut adalah TBA. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak TBA penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Kecamatan Bantimurung dari tahun ke tahun:

Tahun Versi Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin Jumlah Rumah Tangga Total Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) Referensi
1990 23.668
2000 26.515
2009 13.265 14.552 6.956 27.817
2010 13.400 14.678 6.479 28.078
28.115
2011 13.449 14.732 6.479 28.181
2012 13.506 14.772 6.607 28.278 [2]
2013 13.662 14.992 28.654 [3]
2014 14.100 15.188 6.816 29.288 [4]
2015 14.263 15.285 6.880 29.548 [5]
2016 14.424 15.437 6.953 29.861 [6]
2017 14.573 15.463 6.953 30.036 [7]
2018 14.720 15.548 7.094 30.268 [8]
2019 14.867 15.621 7.161 30.488 [9]
2020 16.345 16.480 8.886 32.825 [10]
2021 16.435 16.581 9.825 33.016 [11]
Keterangan:
  Data dari Pengelola Sensus Penduduk RI
  Data dari Dukcapil Kemendagri RI
  Data dari BPS RI

Pemerintahan

Pembagian Administrasi

Kecamatan Bantimurung memiliki 8 (delapan) wilayah pembagian administrasi dengan rincian 2 (dua) berstatus kelurahan dan 6 (enam) berstatus desa sebagai berikut:

No. Desa/Kelurahan Luas (km²)
1 Desa Alatengae 45,47
2 Desa Baruga 52,51
3 Desa Mangeloreng 8,72
4 Desa Mattoangin 20,14
5 Desa Minasa Baji 5,23
6 Desa Tukamasea 23,68
7 Kelurahan Kalabbirang 7,25
8 Kelurahan Leang-Leang 10,70
Jumlah 173,70


Kecamatan Bantimurung memiliki 37 (tiga puluh tujuh) wilayah di bawah kelurahan/desa dengan rincian 4 (empat) berstatus lingkungan dan 33 (tiga puluh tiga) berstatus dusun sebagai berikut:

  1. Dusun Bontobua
  2. Dusun Bontoleko
  3. Dusun Bulusipong
  4. Dusun Gollae
  5. Dusun Manjalling
  6. Dusun Pakalli
  7. Dusun Tanatakko
  8. Dusun Tanetea
  9. Dusun Balang
  10. Dusun Batunapara
  11. Dusun Cambajawa
  12. Dusun Kassi
  13. Dusun Samariga
  14. Dusun Bonto Padalle
  15. Dusun Kaluku
  16. Dusun Lopi-Lopi
  17. Dusun Mangai
  18. Dusun Bonti-Bonti
  19. Dusun Katubung
  20. Dusun Malewang
  21. Dusun Moncongbori
  22. Dusun Parangki
  23. Dusun Allu
  24. Dusun Bontosunggu
  25. Dusun Mannuruki
  26. Dusun Pattene
  27. Dusun Sege-Segeri
  28. Dusun Tammate
  29. Dusun Amessangeng
  30. Dusun Bontokappong
  31. Dusun Bungaeja
  32. Dusun Manarang
  33. Dusun Pajjaiyang
  34. Lingkungan Pakalu
  35. Lingkungan Tompobalang
  36. Lingkungan Leang-Leang
  37. Lingkungan Panaikang

Daftar camat

Kecamatan Bantimurung merupakan salah satu dari empat kecamatan tertua di Kabupaten Maros yang mulai dibentuk sejak 1 Juni 1963 sebagai hasil dari pemberlakuan secara resmi UURI No. 29 Tahun 1959. Sebelum disebut dengan istilah camat pada periode 2000-an hingga saat ini, Pemerintah Kecamatan Bantimurung disebut dengan nomenklatur kepala wilayah. Berikut ini adalah daftar Kepala Wilayah/Camat Bantimurung dari masa ke masa:

No. Foto Nama Awal Menjabat Akhir Menjabat Keterangan Referensi
1 H. Andi Sirajuddin Daeng Maggading (Karaeng Simbang XII) 1 Juni 1963 Kepala Wilayah Pertama
H. Andi Kamaruddin Syahban Daeng Mambani (Karaeng Turikale) 1 Juni 1963 Wakil Kepala Wilayah Pertama
2 Muhammad Thahier Alie, B.A. 1989 1993 Kepala Wilayah
3 13 Maret 2009 Camat
4 13 Maret 2009 Camat
5 13 Maret 2009 Camat
6 13 Maret 2009 Camat
7   H. Agustam, S.I.P., M.Si. 13 Maret 2009 3 Oktober 2011 Camat [12]
8 Drs. Andi Faisal Asiz 3 Oktober 2011 24 Januari 2014 Camat
9 Muhammad Rusdi, S.Sos. 24 Januari 2014 3 Januari 2017 Camat [13]
10   Bakri B, S.I.P., M.M. 3 Januari 2017 31 Januari 2019 Camat [14]
11   Asrul Rifai Rachman, S.STP 31 Januari 2019 11 Januari 2022 Camat [15]
12 Syamsul 11 Januari 2022 sedang menjabat Camat [16]


Fasilitas

  • Kantor Polsek Bantimurung
  • Kantor Desa Baruga
  • Kantor Desa Tukamasea
  • Kantor Desa Alatengae
  • Kantor Desa Mangeloreng
  • Kantor Desa Mattoangin
  • Kantor Desa Minasa Baji
  • Kantor Kelurahan Leang-Leang
  • Kantor Kelurahan Kalabbirang
  • Kantor Camat Bantimurung

Indeks desa membangun kecamatan

Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan Indeks Komposit yang dibentuk berdasarkan tiga indeks, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Ekologi/Lingkungan (IKL). Perangkat indikator yang dikembangkan dalam Indeks Desa Membangun dikembangkan berdasarkan konsepsi bahwa untuk menuju desa maju dan mandiri perlu kerangka kerja pembangunan berkelanjutan di mana aspek sosial, ekonomi, dan ekologi menjadi kekuatan yang saling mengisi dan menjaga potensi serta kemampuan desa untuk mensejahterakan kehidupan desa. Kebijakan dan aktivitas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa harus menghasilkan pemerataan dan keadilan, didasarkan dan memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya, serta ramah lingkungan dengan mengelola potensi sumber daya alam secara baik dan berkelanjutan. Dalam konteks ini ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi bekerja sebagai dimensi yang memperkuat gerak proses dan pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

Indeks Desa Membangun memotret perkembangan kemandirian desa berdasarkan implementasi Undang-Undang Desa dengan dukungan dana desa serta pendamping desa. Indeks Desa Membangun mengarahkan ketepatan intervensi dalam kebijakan dengan korelasi intervensi pembangunan yang tepat dari Pemerintah sesuai dengan partisipasi masyarakat yang berkorelasi dengan karakteristik wilayah desa, yaitu tipologi dan modal sosial.

Tahun Nilai Rata-Rata IDM Kecamatan Status IDM Kecamatan Peringkat Referensi
Dalam Kabupaten Dalam Provinsi Nasional
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016 0,5679 tertinggal 11 186 3.370 [17]
2017
2018 0,5966 tertinggal 9 143 3.169 [18]
2019 0,6360 berkembang 10 131 3.183 [19]
2020 0,6757 berkembang 5 87 2.259 [20]
2021 0,7208 maju 4 56 1.303 [21]
2022
  IDM Kecamatan Bantimurung
Sumber: Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendes PDTT RI
 

Agama

Masjid

  • Masjid Nurul Muttaqin
  • Masjid Nurul Tarbiyah
  • Masjid Miftahushalihin
  • Masjid Nurul Mustaqin
  • Masjid Nurul Yaqin
  • Masjid Nurul Jama'ah
  • Masjid Babul Barakah
  • Masjid Babul Hasanah
  • Masjid Babul Huda
  • Masjid Babus Salam
  • Masjid Babul Mu'minin
  • Masjid Babur Rahman
  • Masjid Babul Yaqin
  • Masjid Nurul Hidayah
  • Masjid Al-Musafir
  • Masjid Nurul Jannah
  • Masjid Nurul Karim
  • Masjid Nurul Taqwa
  • Masjid Nurul Iman
  • Masjid Ihkwanul Ummah
  • Masjid Riadatul Jannah
  • Masjid Muftiha Fadillah
  • Masjid Nurul Huda
  • Masjid Nurul Iman
  • Masjid Jabal Nur
  • Masjid Nurus Salam
  • Masjid Jabal Uhud
  • Masjid Babul Falah
  • Masjid 'Al Manar
  • Masjid Miftahul Muttaqin
  • Masjid Miftahus Sa'adah
  • Masjid Miftahurrahman
  • Masjid Nurul Maarifah
  • Masjid Miftahul Khaerat
  • Masjid Babut Taubah
  • Masjid Babul Jannah
  • Masjid Babul Khaerat
  • Masjid Babul Shahadah
  • Masjid Babul Falaq
  • Masjid Babul Qarim
  • Masjid Babul Qausar
  • Masjid Nurul Jamaah
  • Masjid Al-Amin
  • Masjid Al-Arsyid
  • Masjid H. Mahmud
  • Masjid An-Nur
  • Masjid Shirathal Mustaqim
  • Masjid Babul Jannah
  • Masjid Miftahul Salam
  • Masjid Miftahul Mu'minin
  • Masjid Miftahul Jamaah
  • Masjid Nurul Tarbiyah
  • Masjid Al-Taqwah Kasim DM
  • Masjid Nurul Jamaah
  • Masjid Nurul Rahman
  • Masjid Nurul Hidayah
  • Masjid Nurul Amin
  • Masjid Nurul Hidayah
  • Masjid Al-Munawara
  • Masjid Nurul Firdaus
  • Masjid Nurul Jannah
  • Masjid Attaarbiyayatusi Syabab
  • Masjid Habibullah
  • Masjid Nurul Mumtaha
  • Masjid Nurul Mukminin
No. ID Nama Masjid Tahun Berdiri Luas Tanah Luas Bangunan Alamat Jenis Status Tanah Jumlah Pengurus Jumlah Imam Jumlah Khatib

Pendidikan

Lembaga pendidikan formal di kecamatan Bantimurung adalah sebagai berikut:

SD Sederajat

  • MI Swasta Hidayatul Ihsan
  • MI Swasta Darul Ulum Amessangeng
  • MI Swasta Firdaus Tompobalang
  • SD Negeri 105 Inpres Alatengae
  • SD Negeri 120 Inpres Parengki
  • SD Negeri 121 Inpres Kalabbirang
  • SD Negeri 128 Inpres Minasa Baji
  • SD N egeri13 Manarang
  • SD Negeri 174 Inpres Bungaeja
  • SD Negeri 243 Baruga
  • SD Negeri I Pakalu I
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 106 Inpres Manarang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 11 Leang-Leang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 116 Allu
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 12 Pakalli I
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 139 Inpres Lambatorang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 15 Jawi-Jawi
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 173 Inpres Mangngai
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 188 Inpres Bontokappong
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 189 Inpres Cambajawa
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 191 Inpres Batunapara
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 207 Inpres Pajjaiyang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 225 Inpres Panaikang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 226 Inpres Lopi-Lopi
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 231 Inpres Tana Tekko
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 72 Pakalu II
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 74 Bonti-Bonti
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 75 Malewang
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 87 Kassi
  • UPTD Satuan Pendidikan SD Negeri 91 Amessangeng

SMP Sederajat

  • SMP Swasta As-Sakinah Bantimurung
  • MTs Swasta MDIA Samariga
  • MTs Swasta Darul Ulum Amessangeng
  • MTs Swasta Firdaus Tompobalang
  • MTs Swasta Hidayatul Ihsan
  • SMP Swasta Firdaus Tompobalang
  • SMP Swasta PGRI 4 Maros
  • SMP Negeri 10 Bantimurung
  • SMP Negeri 39 Satap Leang-Leang
  • UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 22 Bantimurung
  • UPTD Satuan Pendidikan SMP Negeri 4 Bantimurung

SMA Sederajat

  • MA Swasta Darul Ulum Amessangeng
  • MA Swasta Firdaus Tompobalang
  • MA Swasta Nur Aliya Parengki Bantimurung
  • SMA Negeri 4 Bantimurung Maros (RSKM/SSN/Adiwiyata)
  • SMA Swasta PGRI 4 Bantimurung Maros
  • SMK Swasta Darul Ulum
  • SMK Swasta Widya Karya Bantimurung

Sarana Keamanan

  • Polsek Bantimurung

Kesehatan

Fasilitas

Ekonomi

Pusat perbelanjaan

  • Pasar Rakyat Pakalu

Perusahaan

  • UD Musdalifah (peternakan/jual sapi)

Tambang

  • Tambang Batu Kapur (Karst)
  • Tambang Marmer

Jalan

Nama jalan yang ada di kecamatan Bantimurung

A

  • Amessangeng Baru

P

  • Poros Bantimurung
  • Poros Leang-Leang
  • Poros Maros-Bantimurung
  • Poros PT Semen Bosowa
  • Poros Soddang

T

  • Tani

Tempat menarik

  • Taman Prasejarah dan Purbakala Leang-Leang
  • Puncak Gunung Baro-Baro
  • Wisata Wae Merrungnge Tompobalang
  • Gua Salukang Kallang
  • Leang Burung

Organisasi kemasyarakatan/perkumpulan/komunitas

  • Majelis Pembimbing Ranting Pramuka Kecamatan Bantimurung
  • Kwartir Ranting Pramuka Kecamatan Bantimurung
  • Persatuan Sepakbola Kecamatan Bantimurung Persekab (klub sepak bola)
  • Karang Taruna Kecamatan Bantimurung
  • Pemuda Pancasila Kabupaten Maros Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Bantimurung
  • Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Maros Pimpinan Cabang Kecamatan Bantimurung

Galeri foto

Bencana Daerah

Referensi

  1. ^ "Kabupaten Maros dalam Angka 2018". Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018. Diakses tanggal 13-09-2019. 
  2. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-09-26). Kecamatan Bantimurung Dalam Angka 2013. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-20. 
  3. ^ BPS Kabupaten Maros (2014-09-26). Kecamatan Bantimurung Dalam Angka 2014. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-20. 
  4. ^ BPS Kabupaten Maros (2015-11-02). Kecamatan Bantimurung Dalam Angka 2015. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-20. 
  5. ^ BPS Kabupaten Maros (2016-07-29). Kecamatan Bantimurung Dalam Angka 2016. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-20. 
  6. ^ BPS Kabupaten Maros (2017-09-26). Kecamatan Bantimurung Dalam Angka 2017. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-20. 
  7. ^ BPS Kabupaten Maros (2018-09-26). Kecamatan Bantimurung Dalam Angka 2018. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-14. 
  8. ^ BPS Kabupaten Maros (2019-09-26). Kecamatan Bantimurung Dalam Angka 2019. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-14. 
  9. ^ BPS Kabupaten Maros (2020-09-28). Kecamatan Bantimurung Dalam Angka 2020. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-14. 
  10. ^ BPS Kabupaten Maros (2021-09-24). Kecamatan Bantimurung Dalam Angka 2021. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-14. 
  11. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 12 April 2022. 
  12. ^ "Profil H. Agustam, S.I.P., M.Si." simpeg.maroskab.go.id. 2019. Diakses tanggal 28 Maret 2021. 
  13. ^ "Profil Muhammad Rusdi, S.Sos". simpeg.maroskab.go.id. 2014. Diakses tanggal 8 Maret 2021. 
  14. ^ "Profil Bakri B, S.I.P., M.M." simpeg.maroskab.go.id. 2021. Diakses tanggal 10 Maret 2021. 
  15. ^ "Profil Asrul Rifai Rachman, S.STP". simpeg.maroskab.go.id. 2019. Diakses tanggal 14 Maret 2021. 
  16. ^ Tim Redaksi kemenagmaros.or.id (11 Januari 2022). "Pisah Sambut Camat, Kepala KUA Bantimurung Didaulat Pimpin Doa". kemenagmaros.or.id. Diakses tanggal 26 Maret 2022. 
  17. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2016). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2016. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-30. 
  18. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2018). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2018. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-06-09. 
  19. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2019). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Tahun 2019. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-06-23. 
  20. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2020). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2020. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-28. 
  21. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2021). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2021. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-27. 

Lihat pula

Pranala luar