Raja Bagindo Ali (ejaan Filipina: Rajah Baguinda Ali) adalah seorang ulama Minangkabau yang menyebarkan agama islam hingga ke Kesultanan Sulu di Filipina selatan pada akhir abad ke-14.[1][2][3]

Raja Bagindo
salah satu penyebar agama islam Kesultanan Sulu
Berkas:Rajah Baginda.jpg
BerkuasaAbad ke-15

Raja Bagindo datang ke Sulu pada tahun 1390.[4] Kedatangannya melanjutkan dakwah Islam yang telah dirintis oleh seorang ulama keturunan Arab, Karim ul-Makhdum.[2] Selain ke Sulu, Raja Bagindo juga mengembara ke Brunei, Serawak, dan Sabah.[5] Hingga akhir hayatnya Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke Pulau Sibutu.[6]

Sekitar tahun 1450, seorang Arab dari Johor yaitu Sharif ul-Hashim Syed Abu Bakr tiba di Sulu.[2] Ia kemudian menikah dengan Paramisuli, putri Raja Bagindo.[2] Setelah kematian Raja Bagindo, Abu Bakr melanjutkan pengislaman di wilayah ini. Pada tahun 1457, menantunya itu memproklamirkan berdirinya Kesultanan Sulu dan memakai gelar "Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashem Abu Bakr".[2] Gelar "Paduka" adalah gelar setempat yang berarti tuan sedangkan "Mahasari" bermaksud Yang Dipertuan.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Shiv Shanker Tiwary & P.S. Choudhary, Encyclopaedia Of Southeast Asia and Its Tribes, 2009
  2. ^ a b c d e Jan Gonda (1975). Handbook of Oriental Studies. Section 3 Southeast Asia, Religions, Religionen. BRILL. hlm. 88-92. ISBN 90-04-04330-6, 9789004043305. 
  3. ^ Salazar, Zeus A. (1998). The Malayan Connection: Ang Pilipinas Sa Dunia Melayu (dalam bahasa Inggris). Palimbagan ng Lahi. ISBN 978-971-92050-0-5. 
  4. ^ Naim, Mochtar. Merantau: Causes and Effects of Minangkabau Voluntary Migration, 1971. 
  5. ^ Zulkifli Ampera Salim, Minangkabau dalam Catatan Sejarah yang Tercecer, 2005
  6. ^ Cecilio D. Duka, Struggle for Freedom: A Textbook in Philippine History, 2008

Pranala luar