Papua Pegunungan

provinsi di Pulau Papua, Indonesia
Revisi sejak 10 Juli 2022 17.38 oleh Dataeye987 (bicara | kontrib) (Source: Trust Me🗿)

Papua Pegunungan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang dimekarkan dari provinsi Papua pada sidang Paripurna DPR RI pada tanggal 30 Juni 2022.[1]

Papua Pegunungan
La Pago
Puncak Trikora; Festival Budaya Lembah Baliem; Taman Wio Silio Wamena; Membuat Noken; Bakar Batu (Barapen) di Baliem; Pemandangan di Bandara Wamena
Peta
Peta
Negara Indonesia
Ibu kotaKota Wamena
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 8
  • Kota: -
  • Distrik: 252
  • Kelurahan: 10
  • Kampung: 2.617
Luas
 • Total69.685,31 km2 (2,690,565 sq mi)
Populasi
 • Total1.408.641
 • Kepadatan20,2/km2 (52/sq mi)
Demografi
 • AgamaKristen 100.00%
- Protestan 95.30%
- Katolik 4.70%
 • BahasaIndonesia (resmi), Dani, Ketengban, Migani, Ngalum, Nggem, Walak, dan bahasa lainnya[butuh rujukan]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode area telepon0969 - Wamena
Kode ISO 3166ID-PA
Pelat kendaraanPA
Kode Kemendagri95 Edit nilai pada Wikidata

Ibukotanya berada di Wamena bersama dengan pusat pemerintahan Kabupaten Jayawijaya.[2] Sebelumnya nama usulan provinsi ini bernama Provinsi Papua Pegunungan Tengah. Papua Pegunungan adalah provinsi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang tidak berbatasan dengan perairan laut.[3]

Papua Pegunungan berlokasi di Pegunungan Jayawijaya bagian timur. Pegunungan ini merupakan jajaran pegunungan tertinggi di Indonesia dengan puncak seperti Puncak Mandala dan Puncak Trikora. Jayawijaya terdapat gletser abadi yang terancam mencair akibat perubahan iklim. Provinsi ini termasuk dalam wilayah adat La Pago dengan berbagai macam suku seperti Dani, Lani, Yali, dan Nduga serta wilayah adat Okmekmin yang dihuni oleh suku-suku di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang seperti Arintap, Ketengban, Kimki, Lepki, Murop, Ngalum, dan Yetfa. Suku-suku tersebut tinggal di lembah yang diapit gunung-gunung tinggi, mereka menanam ubi dan beternak babi. Salah satu lembahnya adalah Lembah Baliem yang terkenal dengan festival tradisionalnya. Lembah Baliem juga merupakan lokasi Kota Wamena sebagai ibukota Provinsi.[4][5][6]

Sejarah

Eksplorasi Hindia Belanda

 
Pegawai Belanda di Lembah Baliem, 1958

Pelaut seperti Jan Cartensz pada abad ke-17 telah mencatat adanya pegunungan tinggi yang tertutup salju di tengah pulau Papua padahal letaknya di khatulistiwa. Bangsa Eropa menyebut kawasan ini dengan terra incognita yang berarti daerah misterius yang belum terpetakan. Kontak pertama suku pedalaman Provinsi Papua Pegunungan dengan dunia luar terjadi pertama kali oleh ekspedisi yang dipimpin Hendrikus Albertus Lorentz tahun 1909 untuk mencari jalur mencapai Puncak Wilhelmina (sekarang disebut Puncak Trikora) yang terjal dan tertutup salju. Anggota ekspedisi tersebut beristirahat dan melihat prosesi adat di perkampungan Suku Pesechem atau Pesegem. Setelah ekspedisi tersebut, dilakukan banyak ekspedisi lain oleh de Bruyn, Franssen Herderschee, Karel Doorman, dan lain-lain.[7][8]

Ekspedisi oleh van Overeem dan Kremer tahun 1920 berhasil menemukan Lembah Swart (sekarang Lembah Toli wilayah Tolikara) beserta Suku Dani yang tinggal disana. Ekspedisi ini kemudian menemukan Danau Habema dan berhasil mencapai Puncak Wilhelmina dari sisi utara. Lembah Baliem yang dihuni Suku Dani ditemukan secara tidak sengaja dari pesawat terbang oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Richard Archbold dari Museum Sejarah Alam Amerika di tahun 1938. Ekspedisi ini diperkuat oleh puluhan tentara Belanda beserta orang-orang Dayak sebagai pemikul barang. Bangsa Belanda menyebut Lembah Baliem dengan Groote Vallei atau Lembah Besar. Mitchel Zuckoff dalam bukunya Lost in Shangri-La tahun 2011 mengungkapkan, pada masa Perang Dunia II wilayah ini belum banyak dipetakan. Geografinya berupa pegunungan tinggi yang berawan dan hutan lebat ditambah suku pedalaman yang tidak familiar banyak memakan korban. Salah satu insiden yang terkenal terjadi pada 13 Mei 1945 oleh pesawat Gremlin Special yang menabrak tepi gunung. Operasi khusus kemudian dikirimkan dan tiga orang berhasil diselamatkan. Kisah mereka bertahan hidup masuk berita di tahun itu.[7][9][10]

Misi gereja dan berdirinya pemerintahan kolonial

Agama Kristen masuk ke Lembah Baliem tahun 1954 oleh tim misionaris dari Christian and Missionary Alliance (C&MA) Amerika yang diterbangkan dari Sentani. Anggotanya antara lain pendeta Lioyd Van Stone dan Einer Michelson. Tidak lama kemudian, Pemerintah Belanda melalui kontrolir Frits Veldkamp juga mendirikan pos pemerintahan disini untuk memperkuat pengaruhnya di pedalaman. Kemudian dibangunlah perkampungan, lapangan udara, dan sarana prasarana lain di wilayah ini yang menjadi cikal bakal Kota Wamena. Hari jadi Wamena diperingati tiap 10 Desember 1956 sesuai pendirian pos pemerintahan Belanda ini. Tahun 1958-1959, Lembah Baliem sudah takluk dibawah kekuasaan Pemerintah Belanda dengan dihapusnya konflik antar suku dan antara penduduk asli dengan misionaris. Pemerintahan Belanda di wilayah ini cukup singkat dengan masuknya wilayah Nugini Belanda ke Indonesia di tahun 1969.[7][11]

Pasca kolonial

Setelah Papua berhasil masuk ke wilayah Indonesia, pemerintah mengeluarkan UU No.12 tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat. Salah satunya adalah Kabupaten Jayawijaya yang meliputi Kepala Pemerintahan Setempat Baliem, Bokondini, Tiom dan Oksibil.[12] Kabupaten ini adalah cikal bakal Provinsi Papua Pegunungan. Tahun 2002, Kabupaten Jayawijaya dimekarkan menjadi Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, dan Tolikara. Kemudian di tahun 2008, Kabupaten Jayawijaya kembali dimekarkan menjadi Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Nduga, Mamberamo Tengah, dan Yalimo. 8 Kabupaten pecahan Jayawijaya akhirnya bersatu kembali menjadi Provinsi Papua Pegunungan dengan ibukotanya di Wamena pada tahun 2022.

Sejak masuk ke wilayah Indonesia, daerah ini diwarnai dengan aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM). Beberapa insiden yang disebabkan oleh OPM antara lain penyanderaan tim peneliti di Mapenduma tahun 1996,[13] pembunuhan pekerja Istaka Karya yang akan membangun jembatan di Nduga tahun 2018,[14] dan pembakaran SMA dan puskesmas disertai pembunuhan tenaga kesehatan di Pegunungan Bintang.[15][16]

Geografi

Pemerintahan

Daftar Gubernur

Dewan Perwakilan

Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/
kota
Ibu kota Bupati/
wali kota
Luas wilayah (km²) Jumlah
penduduk
Distrik Kelurahan/
kampung
Lambang
 
Peta lokasi
1 Kabupaten Jayawijaya Wamena Sumule Tumbo (Pj.) 13.925,31 277.923 40 4/328
 
 
2 Kabupaten Lanny Jaya Tiom Petrus Wakerkwa (Pj.) 6.077,4 201.461 39 1/354
 
 
3 Kabupaten Mamberamo Tengah Kobakma Manogar Sirait (Pj.) 3.743,64 51.719 5 -/59
 
 
4 Kabupaten Nduga Kenyam Edison Gwijangge (Pj.) 12.941,00 109.630 32 -/248
 
 
5 Kabupaten Pegunungan Bintang Oksibil Spei Yan Birdana 15.683,00 78.466 34 -/277
 
 
6 Kabupaten Tolikara Karubaga Marthen Kogoya (Pj.) 14.564,00 244.345 46 4/541
 
 
7 Kabupaten Yalimo Elelim Nahor Nekwek 4.330,29 103.387 5 -/300
 
 
8 Kabupaten Yahukimo Sumohai (de jure)
Dekai (de facto)
Didimus Yahuli 17.152,00 350.880 51 1/510
 
 


Referensi

  1. ^ Putri, Cantika Adinda. "Tok! Indonesia Resmi Punya 5 Provinsi di Papua". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  2. ^ "Ini Ibu Kota di 3 Provinsi Baru Hasil Pemekaran Wilayah Papua". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2022-06-30. 
  3. ^ Media, Kompas Cyber (2022-06-30). "Papua Pegunungan, Provinsi "Landlocked" Satu-satunya di Indonesia Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-07-01. 
  4. ^ "La Pago". Badan Penghubung Daerah Provinsi Papua (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-10. Diakses tanggal 2021-04-10. 
  5. ^ Paino, Christopel (2020-06-17). "The Last Glacier, Runtuhnya Salju Abadi Papua". mongabay.co.id. 
  6. ^ Marthen, Timo, ed. (2018). "Mengenal suku Ngalum Ok Pegunungan Bintang". jubi.co.id. 
  7. ^ a b c Saberia, Saberia; Yamin, Ade; Rasyid, Ramlah A.; Sinaga, Rosmaida (2013). Komunitas Islam di Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya. Jayapura: Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua. ISBN 9786021228043. 
  8. ^ Firdausi, Fadrik A. (2020-09-02). "Jejak Albertus Lorentz dalam Perlombaan Merambah Rimba Papua". tirto.id. Diakses tanggal 2022-07-05. 
  9. ^ Neary, Lynn (2011-04-26). "A WWII Survival Epic Unfolds Deep In 'Shangri-La'". npr.org. Diakses tanggal 2022-07-05. 
  10. ^ "The Central New Guinea Expedition (1920-1921)". papua-insects.nl. Papua Insects Foundation. 2010-01-27. 
  11. ^ "Profil Kabupaten Jayawijaya". papua.go.id. Pemerintah Provinsi Papua. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-01. 
  12. ^ "UU no 12 tahun 1969". Pemerintah Republik Indonesia. 
  13. ^ Nathaniel, Felix (2020-01-08). "Penyanderaan Mapenduma Mengerek Pamor Prabowo dan Kelly Kwalik". tirto.id. Diakses tanggal 2022-07-06. 
  14. ^ Praditya, Ilyas I. (2018-12-04). "31 Pekerja Trans Papua Dibunuh Kelompok Bersenjata, Istaka Karya Berduka". www.liputan6.com. Diakses tanggal 2022-07-06. 
  15. ^ Anugrahady, Ady (2021-09-16). "Dua Nakes Hilang Usai Pembakaran Puskesmas oleh KKB Papua di ditemukan, Satu Meninggal Dunia". www.liputan6.com. Diakses tanggal 2022-07-06. 
  16. ^ Yusron, Fahmi (2021-12-06). "Gedung SMAN 1 Oksibil Dibakar, Pelaku Diduga Kelompok Pimpinan Lamek Taplo". www.liputan6.com. Diakses tanggal 2022-07-06. 

4°46′S 137°48′E / 4.767°S 137.800°E / -4.767; 137.800