Voyager 1

wahana antariksa yang diluncurkan NASA untuk mempelajari Tata Surya luar.
Revisi sejak 14 Juli 2022 15.12 oleh Knightwell20 (bicara | kontrib) (Merapikan laman)


Voyager 1 adalah sebuah wahana antariksa nirawak yang diluncurkan pada 5 September 1977 oleh NASA. Voyager 1 merupakan bagian dari program Voyager yang bertujuan untuk mempelajari Tata Surya bagian luar, yang diluncurkan 16 hari setelah kembarannya, Voyager 2. Setelah beroperasi selama 46 tahun, 9 bulan dan 15 hari per 20 Juni 2024, wahana ini masih berkomunikasi dengan Deep Space Network untuk menerima perintah rutin dan untuk mengirimkan data ke Bumi. Dengan jarak 14.861 AU (2.220 miliar km; 1.380 miliar mi) dari Bumi pada per 12 Maret 2020,[3] wahana ini menjadi objek buatan manusia terjauh dari Bumi.[4]

Voyager 1
Model pesawat ruang angkasa Voyager, pesawat ruang angkasa bertubuh kecil dengan antena besar dan banyak lengan serta antena yang memanjang darinya
Model rancangan wahana antariksa Voyager
Jenis misiPlanet luar, heliosfer, dan penjelajahan medium antarbintang
OperatorNASA / Jet Propulsion Laboratory
COSPAR ID1977-084A[1]
SATCAT no.10321[2]
Situs webvoyager.jpl.nasa.gov
Durasi misi
  • 46 tahun, 9 bulan, 15 hari berjalan
  • Misi planet: 3 tahun, 3 bulan, 9 hari
  • Misi antarbintang: 43 tahun, 6 bulan, 6 hari berjalan (masih berlanjut)
Properti wahana
Jenis wahana antariksaProgram Mariner Jupiter-Saturnus
ProdusenJet Propulsion Laboratory
Massa luncur8.255 kg (18.199 pon)
Daya470 watt (saat peluncuran)
Awal misi
Tanggal luncur5 September 1977, 19:56:00 (5 September 1977, 19:56:00) WIB
Roket peluncurTitan IIIE
Tempat peluncuranCape Canaveral LC-41
Terbang lintas Jupiter
Posisi terdekat5 Maret 1979
Jarak349.000 km (217.000 mi)
Terbang lintas Saturnus
Posisi terdekat12 November 1980
Jarak124.000 km (77.000 mi)
Terbang lintas Titan (studi atmosfer)
Posisi terdekat12 November 1980
Jarak6.490 km (4.030 mi)
 

Sasaran wahana ini termasuk penerbangan melintasi Jupiter, Saturnus, dan satelit terbesar Saturnus, Titan. Meskipun perjalanan wahana ini dapat diubah agar dapat melewati Pluto dengan membatalkan penerbangan melintasi Titan, penjelajahan satelit tersebut menjadi prioritas karena memiliki atmosfer substansial.[5][6][7] Voyager 1 mempelajari cuaca, medan magnet, dan cincin dari dua planet sekaligus merupakan wahana pertama yang menunjukkan citra-citra terperinci satelit alami kedua planet tersebut.

Setelah menyelesaikan misi utamanya dengan terbang melintasi Saturnus pada 12 November 1980, Voyager 1 menjadi yang ketiga dari lima objek buatan yang mencapai kecepatan lepas yang dibutuhkan untuk dapat meninggalkan Tata Surya.[butuh rujukan] Pada 25 Agustus 2012, Voyager 1 menjadi wahana antariksa pertama yang melewati heliosfer dan memasuki medium antarbintang.[8]

Voyager 1 seperti digambarkan seorang seniman NASA.

Deskripsi

 

Voyager 1 adalah pesawat ruang angkasa tanpa awak seberat 733 kg yang berhasil mengunjungi Jupiter dan Saturnus di akhir tahun 70an dan awal 80an.

Saat ini, Voyager 1 merupakan objek buatan manusia dengan posisi terjauh dari bumi, dengan jarak sekitar 100 Unit Astronomi atau sekitar 14 jam cahaya.

Wahana ini sekarang berada di bagian luar tata surya yang disebut heliosheath, di mana angin matahari terkompresi dan menjadi bergolak oleh interaksi dengan medium antarbintang.

Meskipun jauh, Voyager 1 masih berada di wilayah sabuk Kuiper, sebuah sabuk asteroid besar yang terletak di luar orbit Neptunus.

Dengan penggerak generator termal radioisotop, Voyager 1 memiliki daya yang cukup untuk mengoperasikan instrumen sampai kira-kira tahun 2025, sebelum akhirnya mati.

Para ilmuwan berharap sebelum kematiannya, Voyager 1 telah mencapai wilayah di luar heliosheath sehingga mampu mengirimkan analisis medium antarbintang untuk pertama kalinya.

Voyager 1 memiliki sejarah yang unik. Wahana ini diluncurkan pada 5 September 1977, dan berhasil memberikan gambar resolusi tinggi pertama atas bulan Jupiter dan Saturnus, termasuk Kalisto, Io, Titan, Ganimede, dan banyak lainnya.

Pada Januari 1979, Voyager 1 melewati Jupiter dan hanya berjarak 349.000 kilometer dari pusatnya.

Voyager 1 berhasil mengamati adanya aktivitas gunung berapi di bulan Jupiter, Io, yang belum pernah teramati sebelumnya oleh teleskop atau dua wahana lain yang mengunjungi Jupiter sebelumnya, Pioneer 10 dan Pioneer 11.

Io mengorbit sangat dekat dengan Jupiter dan memiliki kondisi geologi sangat aktif karena kedekatannya dengan medan magnet Jupiter yang amat kuat.

Pada November 1980, Voyager 1 mengunjungi Saturnus, dengan posisi terdekat dicapai pada tanggal 12 November dengan jarak 124.000 kilometer dari puncak awan Saturnus.

Voyager 1 juga berhasil membuat pengamatan pada cincin dan bulan Saturnus, terutama Titan, yang memiliki atmosfer sendiri.

Para ilmuwan kemudian mengirim Voyager 1 mendekati Titan untuk mengamatinya lebih jauh, membuat Titan menjadi objek tata surya terakhir yang didekati, sebelum wahana ini melanjutkan perjalanan ke luar tata surya.

Peluncuran

 
Alat simulasi ruang angkasa Voyager 1

Awalnya, Voyager 1 adalah Mariner 11 untuk Program Mariner. Secara kebetulan, teknologi Gravitational Slingshot yang digunakan waktunya cocok dengan susunan planet yang memungkinkan penggunaan gravitasi planet untuk pesawat luar angkasa tersebut atau Planetary Grand Tour.

Voyager 1 diluncurkan setelah Voyager 2 pada 5 September 1977 dan diset pada jalur yang membuatnya lebih cepat sampai Jupiter dan Saturnus.

Secara resmi NASA telah menyatakan bahwa Voyager 1 telah meninggalkan tata surya dan kini berada di Interstellar space atau ruang antar bintang.

Instrumen ilmiah

Nama Instrumen Abr. Deskripsi
Imaging Science System
(dimatikan)
(ISS) Dimanfaatkan sistem dua kamera (narrow-angle/wide-angle) untuk memberikan citra Jupiter, Saturnus dan benda-benda lainnya di sepanjang lintasan. More
Filter
Filter Kamera Sudut Sempit[9]
Nama Panjang Gelombang Spektrum Kepekaan
Clear 280–640 nm
 
UV 280–370 nm
 
Violet 350–450 nm
 
Blue 430–530 nm
 
' '
 
'
Green 530–640 nm
 
' '
 
'
Orange 590–640 nm
 
' '
 
'
Filter Kamera Sudut lebar[10]
Nama Panjang Gelombang Spektrum Kepekaan
Clear 280–640 nm
 
' '
 
'
Violet 350–450 nm
 
Blue 430–530 nm
 
CH4-U 536–546 nm
 
Green 530–640 nm
 
Na-D 588–590 nm
 
Orange 590–640 nm
 
CH4-JST 614–624 nm
 
Radio Science System
(dimatikan)
(RSS) Memanfaatkan sistem telekomunikasi dari pesawat ruang angkasa Voyager untuk menentukan sifat fisik planet dan satelit (ionosfer, atmosfer, massa, bidang gravitasi, kepadatan) dan jumlah dan distribusi ukuran materi dalam cincin Saturnus dan dimensi cincin. More
Infrared Interferometer Spectrometer
(dimatikan)
(IRIS) Menelaah keseimbangan energi global dan lokal dan komposisi atmosfer. Profil suhu vertikal juga diperoleh dari planet-planet dan satelit serta komposisi, sifat termal, dan ukuran partikel dalam cincin Saturnus. More
Ultraviolet Spectrometer
(aktif)
(UVS) Dirancang untuk mengukur sifat atmosfer, dan untuk mengukur radiasi. More
Triaxial Fluxgate Magnetometer
(aktif)
(MAG) Dirancang untuk menyelidiki medan magnet Jupiter dan Saturnus, interaksi angin surya dengan magnetospheres planet ini, dan medan magnet dari ruang antarplanet ke batas antara angin matahari dan medan magnet ruang antarbintang, jika menyeberang. More
Plasma Spectrometer
(cacat)
(PLS) Menyelidiki sifat makroskopik dari ion plasma dan langkah-langkah elektron dalam kisaran energi dari 5 eV sampai 1 keV. More
Low Energy Charged Particle Instrument
(aktif)
(LECP) Mengukur diferensial dalam fluks energi dan distribusi sudut ion, elektron dan diferensial dalam komposisi ion energi. More
Cosmic Ray System
(aktif)
(CRS) Menentukan asal dan proses percepatan, riwayat hidup, dan kontribusi dinamis sinar kosmik antar bintang, nukleosintesis elemen dalam sumber kosmik-ray, perilaku sinar kosmik dalam medium antarplanet, dan planet terjebak energik-lingkungan partikel. More
Planetary Radio Astronomy Investigation
(dimatikan)
(PRA) Memanfaatkan frekuensi radio penerima menyapu untuk mempelajari sinyal radio-emisi dari Jupiter dan Saturnus. More
Photopolarimeter System
(cacat)
(PPS) Memanfaatkan teleskop dengan polarizer untuk mengumpulkan informasi tentang tekstur permukaan dan komposisi Jupiter dan Saturnus dan informasi tentang sifat hamburan atmosfer dan kepadatan untuk kedua planet. More
Plasma Wave System
(aktif)
(PWS) Menyediakan kontinu, pengukuran selubung-independen dari profil elektron-density di Jupiter dan Saturnus serta informasi dasar tentang interaksi gelombang-partikel lokal, berguna dalam mempelajari magnetospheres. More

Catatan Misi

Tanggal Kejadian
5 September 1977 Voyager 1 Diluncurkan
10 Desember 1977 Memasuki Sabuk Asteroid
19 Desember 1977 Voyager 1 menyalip Voyager 2
6 Januari 1979 Memulai mengobservasi planet Jupiter
22 Agustus 1980 Memulai mengobservasi planet Saturnus
14 Desember 1980 Memulai memperpanjang misi

Referensi

  1. ^ "Voyager 1". NSSDC Master Catalog. NASA/NSSDC. Diakses tanggal December 26, 2019. 
  2. ^ "Voyager 1". N2YO. Diakses tanggal 26 Desember 2019. 
  3. ^ "Voyager - Mission Status". Jet Propulsion Laboratory. National Aeronautics and Space Administration. Diakses tanggal December 26, 2019. 
  4. ^ "Voyager 1". BBC Solar System. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 3, 2018. Diakses tanggal September 4, 2018. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama faq
  6. ^ "New Horizons conducts flyby of Pluto in historic Kuiper Belt encounter". Diakses tanggal 2 September 2015. 
  7. ^ "What If Voyager Had Explored Pluto?". Diakses tanggal 2 September 2015. 
  8. ^ Barnes, Brooks (12 September 2013). "In a Breathtaking First, NASA Craft Exits the Solar System". New York Times. Diakses tanggal 12 September 2013. 
  9. ^ "Voyager 1 Narrow Angle Camera Description". NASA. Diakses tanggal January 17, 2011. 
  10. ^ "Voyager 1 Wide Angle Camera Description". NASA. Diakses tanggal January 17, 2011. 

Pranala luar