Nasution

salah satu marga Batak Mandailing
Revisi sejak 22 Juli 2022 05.05 oleh Hamkariza (bicara | kontrib) (Sedikit saja)

Nasution adalah salah satu marga dari suku Batak Mandailing yang terkadang lazim dikelompokkan ke dalam Suku Batak. Marga Nasution berasal dari Panyabungan dan telah menyebar dengan pesat baik dalam skala lokal, regional, hingga mancanegara. Marga Nasution juga merupakan salah satu marga Batak Toba yang berasal dari keturunan Ompu Somba Debata (Siahaan) dan juga merupakan marga yang paling banyak disandang di Provinsi Sumatra Utara.

{{Infobox Marga Batak|nama=Nasution |gambar=Tugu Somba Debata Siahaan - Dolok Na Jagar.jpg|keterangan=Tugu Somba Debata Siahaan (Dolok na Jagar) di Onan Raja, Balige, Toba|gambar2=|keterangan2=|marga=Nasution|alias=NST
Nasoetion
Nasti
Suti|aksara=|julukan=|arti=na + sakti + "on" = (yang) sakti ini

|jarak={{Infobox | subbox = yes

   | labelstyle  = background-color:#FF9966;
   |  label1 = 1    |   data1 = Siraja Batak
   |  label2 = 2    |   data2 = Raja Isumbaon
   |  label3 = 3    |   data3 = Tuan Sorimangaraja
   |  label4 = 4    |   data4 = Tuan Sorbadibanua 
(Nai Suanon)
| label5 = 5 | data5 = Sibagot ni Pohan | label6 = 6 | data6 = Tuan Somanimbil | label7 = 7 | data7 = {{{gen7|[[Siahaan|Ompu Somba Debata (Siahaan)}}} | label8 = 8 | data8 = Raja Ditano | label9 = 9 | data9 = Raja Juaramonang | label10 = 10 | data10 = Ompu Baragas | label11 = 11 | data11 = Nasution

}}|nama lengkap=Si Baroar Nan Sakti|nama istri=|nama anak=|induk=Siahaan|persatuan=Tuan Somanimbil|kerabat=Siahaan
Simanjuntak
Hutagaol|sub-marga=|turunan=1. Borotan
2. Dolok
3. Jior
4. Lantat
5. Maga
6. Panyabungan
7. Pidoli
8. Tambangan
9. Tonga|mataniaribinsar=Pasaribu
Limbong
Lubis
Sihombing
Batubara|padan=|suku=Batak|sub-suku=Mandailing
Angkola
Toba|kampung=Panyabungan
Balige|kawasan=Panyabungan
Siabu
Kotanopan
Pakantan
Tantom Angkola
Kota Padangsidimpuan
Balige}}

Asal Usul

Terdapat berbagai sumber yang berbeda perihal asal usul dari Marga Nasution.

Versi Minangkabau

Salah satu sumber mengenai asal dari marga Nasution adalah keturunan seorang tokoh bernama Si Baroar Nan Sakti. Si Baroar diyakini adalah anak dari Batara Payung Tuanku Raja Nan Sakti, yang merupakan keluarga dari Kerajaan Pagaruyung yang merantau ke daerah Mandailing.[1][2] Sedang Batara Payung bersaudara dengan Batara Gurga Pinayungan Tuanku Raja Nan Sakti, pendiri Kesultanan Kota Pinang.[3][4] Setelah dinobatkan penduduk menjadi raja, Si Baroar memperoleh gelar Sutan Diaru.[5] Keturunan Si Baroar Nan Sakti di kawasan Mandailing Godang kelak berkembang dan membentuk marga Nasution yang berasal dari kata Nan sakti on.[6]

Versi Batak Toba

Menurut versi Toba, Nasution merupakan keturunan Ompu Somba Debata Siahaan yaitu Siahaan Juaramonang yang pergi merantau dari Balige menuju selatan hingga tiba di daerah Mandailing. Menurut legenda yang berkembang, Satu di antara sekian anaknya Siahaan ini ada yang sangat nakal dan tidak patuh kepada orang tua nya dan anak ini bernama Sibaroar, Pada kisah selanjutnya dikabarkan bahwa Sibaroar ini pergi merantau ke Mandailing Godang dan sampailah akhirnya ia kawin disana dan dari keturunannya inilah berawalnya marga Nasution, namun tidak pernah ada penjelasan lengkap tentang siapa ibu dari Sibaroar ini dan bagaimana proses perkembangan selanjutnya. Si Baroar juga memiliki beberapa kesaktian, yaitu :

•Ketika ia dihutan, dia berkelahi dengan binatang buas, hingga ditemukan pingsan sampai ada orang yang menemukannya dan orang tersebut mengatakan bahwa Nasaktion telah meninggal karena sudah pucat dan berlumuran darah, namun beberapa saat kemudian dia terbangun.

•Banyak orang yang berobat kepadanya, dan karena kesaktiannya setiap orang yang berobat kepadanya, pasti selalu sembuh.

Saat ia bertemu dengan orang-orang di Mandailing, ia memang mengaku bahwa ia bermarga Siahaan, namun karena kesaktiannya, ia dipanggil Nasaktion hingga diplesetkan menjadi Nasution, dan marga Nasution saat ini dipakai oleh seluruh keturunan Nasaktion.

[7]

Versi Tapanuli Selatan

Menurut sebagian Marga Nasution yang berada di Tapanuli Selatan ini, keturunan mereka berasal dari keturunan Raja Pulungan. Dikisahkan bahwa pada masa itu, searang raja tidak boleh memiliki istri lebih dari satu apalagi sampai tiga dan seterusnya, Permaisuri Raja hanya ada satu. Kalau terjadi ada Raja kawin lagi maka itu hanya dijadikan Selir saja. Menurut versi Tapanuli Selatan ini, pada saat itu Raja Pulungan memang hanya memiliki seorang Permaisuri. Tapi Raja juga memiliki seorang selir. Ketika itu Permaisuri raja sedang hamil.

Rupanya dalam waktu yang bersamaan Selirnya juga hamil. Tak lama setelah Permaisuri melahirkan menyusul pula Selirnya melahirkan. Kedua anak yang dilahirkan ini baik dari Permaisuri maupun dari Selir, kedua-duanya berjenis kelamin laki-laki. Anak yang berasal dari selir inilah Sibaroar, Kebetulan kedua wajah anak ini sangat mirip dan sama-sama lincah.

Dari cerita sejarah selanjutnya, pada saat itu, Istana Raja Pulungan ini akan dilakukan Pemugaran, dan tiang besar istana itu akan diganti. Menurut Kepercayaan orang-orang istana, setiap penggantian tiang besar Istana, harus disemah dengan kepala anak manusia.

Permaisuri yang telah mendengar dan mengetahui tentang kabar ini, lalu berusaha keras agar yang akan dijadikan korban untuk semah bukan kepala anaknya tapi kepala dari anak selirnya. Rencana Pemugaran tiang istana sudah semakin dekat. Hati Permaisuri semakin resah, maka ditengah kegundahan hati itulah permaisuri memanggil beberapa hulu balang istana dan memerintahkan agar para hulu balang memberikan tanda dikening anak dengan tujuan agar nanti memudahkan ketika akan ditangkap untuk dijadikan korban.

Namanya anak kecil yang sering bermain bersama, salah satu kebiasaannya adalah suka mencontoh dan meniru antara yang satu dan lainnya dan itu pulah yang terjadi dengan anak si permaisuri ini. Melihat di kening saudaranya ada sebuah tanda, maka ia pun ingin meniru dan diambil kapur, lalu dibuatnya pula tanda yang sama pada keningnya sendiri dengan kapur itu.

Selesai ia memberi tanda dikeningnya, karena merasa kelelahan setelah bermain-main seharian, maka Sibaroar pun pulang dan tertidur. Ternyata pada saat tidur itulah, anak Si Permaisuri tadi yang asik bermain sendirian ditangkap dan dijadikan korban oleh para Hulu Balang. Setelah semua peristiwa terjadi, dan pada saat Sibaroar bangun dari tidur, dia pun berlari ingin mencari saudaranya untuk diajak bermain.

Tapi alangkah terkejutnya Permaisuri dan Para petinggi kerajaan ketika melihat Sibaroar masih hidup dan dikeningnya juga memiliki tanda seperti yang ada dikening saudaranya yang sudah terlanjur menjadi korban. Lalu bertanyalah para petinggi istana kepada Sibaroar perihal tanda yang ada di keningnya itu. Sibaroar pun bercerita, “Adikku suka melihat aku memiliki tanda dikening, lalu dia juga ingin seperti aku. Itu sebabnya dia mengambil kapur dan membuat sendiri tanda yang sama seperti di kening ku biar dia bisa seperti aku”, jelas si Sibaroar.

“Selesai adikku membuat tanda di kening, akupun pulang lalu aku tidur”, jelas Sibaroar lebih lanjut, namun apa ada daya semua peristiwa sudah terjadi, dan peristiwa terhindarnya Sibaroar dari maut ini oleh orang-orang pada waktu itu malah dinilai sebagai salah satu bentuk kesaktian yang ada pada diri Sibaroar sehingga ia masih tetap hidup dan bisa meneruskan keturunannya hingga saat ini, (itu sebabnya pada saat itu orang-orang menyebutnya dengan kata “NASAKTION”, dan akhirnya menjadi "NASUTION".) Sebagai bentuk pengakuan terhadap kesaktian Sibaroar.

Beberapa tokoh bermarga Nasution

Referensi

  1. ^ Cut Nuraini, Permukiman suku Batak Mandailing, 2004
  2. ^ Dada Meuraxa, Sejarah Kebudayaan Suku-suku di Sumatra Utara, 1973
  3. ^ Luckman, Bangun Dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatra Timur, Yayasan Kesultanan Medan, 2006
  4. ^ Gatra.com, 10 Agustus 2006 Gelar Nenek Moyang Anwar Nasution
  5. ^ Edi Nasution, Tulila: muzik bujukan Mandailing, Phoenix Printers, Penang: 2007
  6. ^ Mohd. Saleh Nasution, Si Baroar Asal Mula Marga Nasution, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976
  7. ^ W.M. Hutagalung, Pustaha Batak Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak, 1991
  8. ^ "Anchor CNN Indonesia TV | Berita Terbaru, Terkini Indonesia, Dunia". CNNindonesia. Diakses tanggal 2022-01-07.