Persis Surakarta

klub sepak bola di Indonesia
Revisi sejak 26 Juli 2022 14.24 oleh R Tito Nugroho (bicara | kontrib) (Nama resmi dari sebuah Club yang berawal dari perserikatan)

Persatuan Sepak Bola Indonesia Surakarta (Persis) (umumnya dikenal sebagai Persis Solo, secara harfiah diterjemahkan menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Surakarta), adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di kota Surakarta Jawa Tengah. Klub ini awalnya menggunakan nama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB), yang didirikan oleh Sastrosaksono serta R. Ng. Reksodiprojo dan Sutarman. Persis Solo juga salah satu Klub Sepak Bola pendiri PSSI.

Persis Surakarta
Nama lengkapPersatuan Sepak Bola Indonesia Surakarta
JulukanAlap-Alap Jawa[1]
Laskar Samber Nyawa
Berdiri8 November 1923
StadionStadion Manahan
(Kapasitas: 20.000)
PemilikKaesang Pangarep
Erick Thohir
Kevin Nugroho
ManajerBrasil Jacksen F. Tiago
PelatihIndonesia Eko Purjianto
LigaLiga 1
Kelompok suporterPasoepati dan Surakartans
Kostum kandang
Kostum tandang

Saat ini Persis Solo bermarkas di Stadion Manahan, Stadion yang memiliki kapasitas 20.000 penonton. Tim yang dijuluki Laskar Sambernyawa ini memiliki suporter fanatik dan atraktif yang disebut Pasoepati dan Surakartans.

Sejarah

Hari lahir Persis tidak begitu jelas. Persis kemungkinan dibentuk pada 1923 dengan nama awal Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB), sedangkan hari jadi dan tanggalnya tidak pasti. Sampai pada 2013, laman pasoepati.net mewartakan hari lahir Persis jatuh pada 8 November 1923. Kepastian ini didapat melalui sumber primer berupa surat kabar yang berhasil diperoleh kontributornya dari Centraal Museum Ultrecht, Belanda.

Di sisi lain, muncul keraguan akan kebenaran sejarah hari lahir Persis, lantaran di Balai Persis terdapat piala dengan ukiran "Klaten 3-9-1923". Artinya, Persis diyakini telah berhasil menjuarai event sepakbola di Klaten pada 3 September 1923, beberapa bulan sebelum hari jadinya. Surat Kabar Darmo Kondo bahkan pernah mewartakan bahwa pada April 1923, Persis pernah mengadakan laga amal untuk memberikan sumbangan bagi perkembangan Muhammadiyah. Beranjak dari fakta ini, mulai muncul hipotesis-hipotesis yang menduga Persis lahir sebelum tahun 1923.

Sebelum Persis (VVB) lahir, sudah terdapat kesebelasan Tionghoa dan Belanda yang lebih dulu eksis di Surakarta. Sama halnya dengan Persis, identitas kedua klub tersebut juga lekat dengan nama kota, yakni "Solosche Voetbalbond" (klub bentukan peranakan Tionghoa) dan "Voetbal Bond Soerakarta" (klub orang-orang Belanda).

Masalahnya, beberapa surat kabar pada masa itu, acapkali menyebut Solosche Voetbalbond, Voetbalbond Soerakarta, dan Vorstenlandsche Voetbal Bond dengan kata Solo atau Soerakarta saja. Ambiguitas inilah yang berpotensi memunculkan hipotesis prematur, seperti: Persis lahir jauh sebelum tahun 1923. Sementara Srie Agustina Palupi (2004), dalam penelitian historisnya yang telah dibukukan (Politik dan Sepak Bola di Jawa 1920-1942) malah menyajikan pernyataan baru bahwa Vorstenlandsche Voetbal Bond berdiri pada 1924 (hal.51).

Persis lahir pada 1923. Bukan sebelumnya. Bukan pula sesudahnya. Fakta ini dapat dibuktikan melalui telaah beberapa sumber sejarah sezaman. Madjalah Berita Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia, bulan Januari 1940, No. 1 Tahoen II mewartakan sebuah artikel dengan Judul: Riwajat Persis, Setelah Berdiri 2 Windoe (16 tahoen). Artikel tersebut mewartakan ihwal sececah sejarah dan eksistensi Persis, tetapi tidak membubuhkan informasi mengenai tanggal kelahiran Persis.

Kendati demikian, dapat ditelaah bahwa Persis pasti terlahir dua windu sebelum berita tersebut dimuat. Tetapi, jangan buru-buru mengambil kesimpulan bahwa Persis terlahir 16 tahun sebelum 1940. Ketergesa-gesaan mengalkulasi hal ini berpotensi memunculkan simpulan bahwa Persis dilahirkan pada tahun 1924 (barangkali ini yang melandasi penelitian Srie Palupi).

Perlu digarisbawahi bahwa artikel berjudul Riwajat Persis tersebut disajikan secara bersambung. Artikel bagian pertama artikel mungkin termaktub dalam Madjalah Berita PSSI bulan Desember 1939. Harus diketahui bahwa Madjalah Berita PSSI terbit bulanan, sehingga apa yang terjadi pada bulan ini akan diwartakan pada bulan berikutnya. Dengan demikian, pada 1939, Persis telah berusia 2 windu. Artinya, Persis niscaya lahir pada tahun 1923.

Surat kabar Panjebar Semangat, edisi 2 Desember 1939 juga mengeluarkan berita dengan judul Windon Persis. Surat kabar berbahasa lokal tersebut mewartakan, “Ana ing tandhingan kanggo mahargyan Persis nembe iki. P.S.I.M (Mataram) kalah 2-1 dening Persis (Solo).” (bahasa Indonesia: Ada pertandingan untuk merayakan Persis baru-baru ini. PSIM (Mataram) kalah 2-1 dengan Persis (Solo). Kata ‘merayakan’ jika dihubungkan dengan judul berita: ‘Windon Persis’, maka dapat diinterpretasikan menjadi: merayakan dua windu kelahiran Persis.

Fakta di atas membawa kepada hipotesis: Persis terlahir pada akhir tahun 1923, karena perayaannya selalu dihelat sekitar bulan Desember. Jika Persis benar-benar merayakan ulang tahunnya saban tanggal 8 November, lalu bagaimana dengan piala-piala yang berhasil diraih Persis pada September 1923? Bagaimana dengan laga-laga amal yang dihelat Persis pada April 1923?

Surat Kabar Darmo Kondho (tertanggal 31/3/1923) memberitakan bahwa Raden Ngabehi Reksohadiprojo, Sutarman, dan Sastrosaksono membentuk Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) untuk mewadahi klub-klub sepak bola di Surakarta dalam satu ikatan perserikatan. Darmo Kondho tidak secara tersurat menyebutkan tanggalnya. Namun, saat itu Surat Kabar Darmo Kondho telah cukup berkembang sehingga dapat terbit harian, dengan menggunakan dwibahasa (bahasa Melayu dan Jawa) secara bergantian. Yuni Priyanti (1994) dalam penelitian historisnya mengenai Perkembangan Persuratkabaran Surakarta mempertegas fakta ini dengan menyatakan bahwa Darmo Kondho merupakan surat kabar yang rutin mewartakan berita-berita aktual di lingkup Surakarta maupun secara umum secara rutin, setiap hari.

Dengan demikian menjadi gamblang bahwa warta tersebut niscaya memberitakan kejadian sehari sebelumnya, yakni tanggal 30 Maret 1923. Sehingga perihal hari kelahiran VVB jatuh pada tanggal 30 Maret 1923. Namun, status VVB tentu tidak bisa langsung diresmikan karena belum mendapat pengakuan dari pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pemerintah kolonial tidak menghendaki berdirinya organisasi tanpa bentuk (OTB). Dengan demikian, setelah terbentuk pada 30 Maret 1923, pengurus VVB mesti mengurus AD/ART, visi-misi, susunan kepengurusan, dan legalitas dari pemerintah.

Sejarawan Heri Priyatmoko mengamini interpretasi ini. Menurutnya pemerintah kolonial kala itu benar-benar gentar dan berketar-ketar menyaksikan wabah berdirinya organisasi-organisasi bumiputra. Apalagi kelahiran VVB bersamaan dengan era menyingsingnya nasionalisme di Hindia Belanda. Sehingga masuk akal jika VVB membutuhkan waktu 8 bulan untuk mendapatkan legalitasnya.

Lika-liku memperjuangkan legalitas organisasi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ikhtiar Haji Samanhudi dalam mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) kemudian H.O.S. Cokroaminoto dalam melegalkan Sarekat Islam (SI), dapat dijadikan contoh betapa terjalnya jalan yang mesti dilalui organisasi ciptaan bumiputra.

Slamet Muljana (2008), dalam bukunya yang berjudul Kesadaran Nasional; Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid I menguraikan mengenai jerih payah SI untuk memperoleh legalitas. Pada 10 September 1912, Cokroaminoto telah menyampaikan berdirinya SI kepada notaris untuk selanjutnya disahkan sebagai badan hukum oleh pemerintah. Namun, pada tanggal 30 Juni 1913, pemerintah menolak permohonan SI. Dan pada tanggal 18 Maret 1916—atau hampir setengah windu pasca pengajuan legalitas—pemerintah baru sudi memberi pengakuan pada SI sebagai organisasi yang berbadan hukum.

Dibandingkan dengan SI, nasib Persis tentu lebih mujur. Untuk memperoleh hak recht persoon (legalitas), Persis hanya butuh waktu delapan bulan, sedangkan SI mesti menunggu lima kali lebih lama. Kemudahan Persis dalam memperoleh legalitas dikarenakan paradigma kolonial Belanda yang memandang sepakbola bumiputra dengan sebelah mata. Oleh pemerintah Belanda, sepak bola dianggap tidak lebih berbahaya seperti organisasi sosial politik maupun ekonomi.

Meski pada 30 Maret 1923 status VVB tidak langsung disahkan dan diakui, nyatanya bond sepak bola Surakarta ini tetap dapat menggerakkan roda kompetisi internal dan mengikuti berbagai event. Apalagi pada masa awal kelahirannya, VVB tidak memiliki tendensi ke arah politik praktis yang radikal sehingga tidak ada alasan bagi pemerintah kolonial untuk menjegal eksistensinya.

Bahkan nantinya, ketika VVB dan enam klub perserikatan lain membidani lahirnya PSSI, Belanda juga tidak merepresi dengan membubarkannya. Dengan rasionalitas semacam ini, maka menjadi masuk akal jika VVB mampu menjuarai event sepak bola di Klaten pada tanggal 3 September 1923.

Pada tanggal 8 November 1923, VVB baru diresmikan sebagai bond yang menaungi klub sepak bola di wilayah vorstenlanden, khususnya Surakarta. Amanat Sumpah Pemuda agar bangsa Indonesia menjadi senusa, sebangsa, dan sebahasa, disambut VVB dengan mengubah asmanya menjadi Persatuan Sepakraga Indonesia Soerakarta (Persis). Nama ini digunakan secara informal sejak 1928 dan diresmikan melalui musyawarah klub internal pada tanggal 12 Mei 1933.

Prestasi

Perserikatan PSSI

  • 1935 – Juara
  • 1936 – Juara
  • 1939 – Juara
  • 1940 – Juara
  • 1941 – Juara
  • 1942 – Juara
  • 1943 – Juara

Liga Indonesia

  • 1994 – [Divisi II] Juara
  • 2006 – [Divisi I] Juara II

Liga U15 Jawa Tengah

Piala Soeratin U-17

Piala Soeratin U-15

Indonesia Soccer Championship B

  • 2016 – Peringkat 6 Grup 3

Liga 2

  • 2017 – Babak 8 Besar
  • 2018 – Peringkat 5 Wilayah Barat
  • 2019 – Peringkat 5 Wilayah Timur
  • 2021 - Juara

Liga 1

Pemain

Current squad

Per 12 March 2021.[2]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK   IDN Wahyu Tri Nugroho
3 DF   IDN Eriyanto
4 DF   IDN Asep Budi
6 FW   IDN Ferdinand Sinaga
7 FW   IDN Irfan Jauhari (on loan from Bali United)
10 MF   IDN Fikri Ardiansyah
11 FW   IDN Rivaldi Bawuo
13 DF   IDN Marcell Januar Putra
16 GK   IDN Erlangga Setyo
17 MF   IDN Miftahul Hamdi
18 MF   IDN Arapenta Poerba (on loan from Bali United)
19 MF   IDN Kanu Helmiawan
20 FW   IDN Yussa Nugraha
21 MF   IDN Agi Pratama
24 FW   IDN Marinus Wanewar
26 DF   IDN Rian Miziar
No. Pos. Negara Pemain
27 DF   IDN Zikri Akbar
30 DF   IDN Eky Taufik
41 MF   IDN Dika Kuswardani
42 DF   IDN Ganjar Mukti
56 MF   IDN Irfan Afghoni
71 GK   IDN M. Fahri
86 MF   IDN Khairallah Abdelkbir
87 MF   IDN Mochamad Shulton Fajar
94 FW   IDN Heri Susanto
99 MF   IDN Delvin Rumbino
DF   IDN Fajar Zainul
MF   IDN Arif Agung Mustofa
MF   IDN Sanusi Abdurrahman
GK   IDN Nuri Agus Wibowo
FW   IDN Wahyu Agong
96 DF   IDN Abduh Lestaluhu

Out of loan

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
23 DF   IDN Agus Nova Wiantara (at Mitra Kukar)
25 FW   IDN Assanur Rijal (at Persiraja Banda Aceh)
29 MF   IDN Sandi Sute (at Arema)
32 MF   IDN Fery Komul (at Persiraja Banda Aceh)
45 FW   IDN Azka Fauzi (at PSM Makassar)
77 DF   IDN Reuben Silitonga (at Bali United)
88 DF   IDN Yulius Pamungkas (at Belitong)
MF   IDN Zamrony (at PSPS Riau)

Referensi

Pranala luar

Templat:Liga 1