Gresik United FC

klub sepak bola di Indonesia
Revisi sejak 28 Agustus 2022 15.39 oleh Rrohimm (bicara | kontrib)

Gresik United FC[1] (dulu PS Petrokimia Putra Gresik dan Persegres Gresik sebelum merger menjadi Gresik United) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Gresik, Jawa Timur. Klub yang dikenal dengan julukan Laskar Joko Samudro ini memiliki pendukung fanatik bernama Ultras Gresik.

Gresik United FC
Nama lengkapGresik United Football Club
JulukanLaskar Joko Samudro
Berdiri2 Desember 2005
StadionStadion Gelora Joko Samudro, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Indonesia
(Kapasitas: 40.000)
PemilikPT Gresik Usaha Sejahtera
PresidenIndonesia Fandi Akhmad Yani
Head coachIndonesia Khusaeri
Asisten PelatihIndonesia Basuki dan Agus Indra Kurniawan
LigaLiga 2
Situs webSitus web resmi klub
Kelompok suporterUltras Gresik
Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga
Musim ini

Klub ini didirikan pada tanggal 2 Desember 2005 sebagai hasil penggabungan dari klub eks Galatama dan juga Jawara Ligina 2002 PS Petrokimia Putra Gresik, dengan tim Divisi II, Persegres Gresik.

Klub kota kecil yang bersebelahan dengan ibukota Surabaya ini cukup mempunyai sejarah panjang dalam proses pembentukannya, Dari bersatunya klub yang cukup melegenda PS Petrokimia Putra Gresik yang lolos Final Ligina musim 1994-95 yang merupakan Ligina edisi pertama melawan Persib Bandung, dan pada 7 Juli 2002 menjadi kampiun Divisi Utama Liga Indonesia 2002 atas Persita Tangerang dengan skor 2-1.

Dengan supporter fanatiknya Ultras Gresik yang kala itu menjadikan kota Gresik sebagai barometer sepakbola Indonesia dengan kebisingan saat klub berlaga serta kreativitas dalam aksinya.

Klub yang sempat sekian lamanya dihilangkan Identitasnya (2012 - 2019) dengan tambahan identitas 'Persegres' di depannya (Persegres Gresik United) oleh manajemen bobrok yang katanya Investor pada saat itu.

Liga 1 2017 lalu, hanya berhasil finish di posisi terakhir klasemen Liga 1 dengan hanya mengoleksi 10 poin dari 34 kali main (2 kali menang dan 4 kali imbang). Dengan demikian Gresik United terdegradasi ke Liga 2.

Pada Liga 2 2018, sayangnya Gresik United kembali mengalami hal serupa seperti tahun sebelumnya, dimana mereka hanya berhasil finish di posisi 10 dari 12 tim penghuni Region Timur Liga 2, sehingga terpaksa mengalami degradasi dua musim berturut-turut ke Liga 3 gara-gara Manajemen sangat bobrok dalam menukangi skuad Gresik United, hingga membuat klub kebanggaan arek-arek Gresik ini terjun bebas, sungguh kualitas manajemen saat itu sangat memprihatinkan, bahkan jikapun manajemen disuruh memegang klub sekelas kelurahan bakal menjadikan klub tersebut di posisi terakhir di dalam klasemen Liga Kelurahan saking tidak becusnya manajemen dalam mengurus klub.

Saat ini manajemen Gresik United sudah berpindah tangan ke PT Gresik Usaha Sejahtera, kinerja manajemen yang termasuk baru terbentuk ini cukup profesional dalam membenahi skuad yang hancur lebur akibat manajemen lama, yang membuat Aura kebangkitan Gresik United mulai terasa.

Dibuktikannya dengan tak perlu lama-lama bersemayam di Liga 3, manajemen Gresik United tak main-main dalam berkompetisi di Liga terbawah, dari jurang terdalam Liga 3 2021 Jawa Timur pun, hanya memerlukan waktu satu musim saja Gresik United memastikan diri untuk lolos ke Liga 2 setelah menjalani laga terakhir yang krusial pada 16 Besar Liga 3 musim 2021/22 melawan PSGC Ciamis dengan skor akhir 3-0, menemani Putra Delta Sidoarjo, Deltras FC, Persikab, Karo United FC, Mataram Utama FC (kini Nusantara United FC, PSDS Deli Serdang, Persipa Pati untuk berkompetisi di Liga 2 musim 2022/23.

Saat ini Gresik United berkompetisi di Liga 2, menempati Grup Tengah untuk berjuang melanjutkan misinya mengembalikan kejayaan Gresik United ke habitat aslinya, kasta tertinggi Liga Indonesia.

Sejarah[2]

PS Petrokimia Putra Gresik

Awalnya PS Petrokimia Putra Gresik didirikan pada 20 Mei 1988 oleh pihak manajemen PT. Petrokimia Gresik. Sejak berdiri hingga sekarang, klub yang didanai pabrik pupuk PT. Petrokimia Gresik tersebut telah lebih dari 15 tahun berkiprah di Divisi Utama Liga Indonesia. Banyak klub besar di Indonesia yang pernah satu kelas dengan PS Petrokimia Putra kini tinggal nama alias almarhum, seperti Bandung Raya Bandung, Niac Mitra Surabaya, Warna Agung Jakarta, Assyabaab Surabaya, Perkesa, BPD Jateng, dan lain-lain.

Setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa dicatat dalam perjalanan PS Petrokimia Putra di dunia persepakbolaan nasional. Kiprah perdana klub ini mengikuti kompetisi pada era Galatama 1988-1989. Ketika itu, kompetisi sepakbola secara nasional ada dua kutub besar. Yakni, Galatama yang diikuti klub-klub semi-profesional dan perserikatan yang diikuti klub yang didanai dan dikelola Pemda.

Ketika kali pertama masuk Galatama, sebenarnya di Gresik ada klub perserikatan yang bertengger di Divisi Utama Perserikatan, yakni Persegres Gresik. bahkan sebagian pemain PS Petrokimia Putra angkatan pertama adalah alumni Persegres Gresik. Ketika itu, antusiasme warga Gresik lebih condong ke Persegres Gresik daripada ke PS Petrokimia Putra. Beberapa pemain angkatan pertama PS Petrokimia Putra yang alumni Persegres Gresik, antara lain Sasono Handito (kiper), Ferril Raymond Hattu, Rubianto, Reno Latupeirissa, Karyanto, Abdul Muis, Masrukan, Lutfi, Hasan Maghrobi, Derry Krisyanto, dan lain-lain. Mereka dibawah pelatih Bertje Matulapelwa dengan asisten pelatih Hendrik Montolalu dan Slamet Haryono. Hendrik merupakan mantan kiper Niac Mitra Surabaya.

 
skuad PS Petrokimia Putra Gresik musim 1994-95

Saat Liga Indonesia pertama digelar pada 1994-95, PS Petrokimia Putra oleh banyak kalangan diberi gelar Juara Tanpa Mahkota. Sebab, di partai Final Ligina 1994-95 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, PS Petrokimia Putra yang saat itu di bawah besutan pelatih Andi Muhammad Teguh dengan asisten pelatih Ferril Raymond Hattu dan Bambang Purwanto kalah dari Persib Bandung dengan skor 0-1. Padahal, dalam pertandingan tersebut, PS Petrokimia Putra memasukkan gol lebih dulu melalui kaki Jacksen F. Tiago. Namun, dianulir wasit tanpa alasan jelas.

Kiprah PS Petrokimia Putra saat itu memang luar biasa. PS Petrokimia Putra ketika itu mendatangkan tiga pemain asing, yakni Derryl Sinnerine asal Trinidad and Tobago. Posisinya sebagai kiper. Lalu Carlos De Mello di posisi playmaker dan Jacksen F. Tiago sebagai striker. Selain Jacksen dan Carlos, PS Petrokimia Putra melahirkan banyak bintang baru, seperti Widodo Cahyono Putro, Eri Irianto, dan Suwandi H. S. Ketiganya kemudian jadi langganan masuk pelatnas PSSI.

Melalui perjalanan panjang, PS Petrokimia Putra berhasil menjadi jawara Divisi Utama Liga Indonesia 2002.

Klub kota kecil yang tengah diapit kota besar seperti Surabaya dengan klub raksasanya Persebaya Surabaya, Malang dengan kebanggaannya Arema Malang, Kediri dengan sejarah panjangnya Persik Kediri menjadi Kampiun kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia Divisi Utama Liga Indonesia 2002.

Prestasi tersebut mendobrak hegemoni klub-klub kota besar di deretan utama persepakbolaan nasional. Yang biasanya gelar Jawara direbut tim-tim dari kota-kota besar dan secara tradisional memiliki kiprah dan prestasi sepakbola yang melegenda. PS Petrokimia Putra telah melewati klub-klub raksasa sekelas klub Ibukota seperti Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, PSMS Medan, Persib Bandung, Persipura Jayapura kala itu.

Berbeda dengan Liga Indonesia 1994-95 yang menghasilkan kekecewaan mendalam bagi PS Petrokimia Putra, pada Divisi Utama Liga Indonesia 2002, PS Petrokimia Putra dinaungi oleh Dewi Fortuna. Setelah di penyisihan menjadi kampiun Wilayah Timur.

Skuad yang ditukangi Sergei Dubrovin ini sempat berada di ujung tanduk dalam babak delapan besar Grup K yang digelar di kandang sendiri. Menang 3-0 dari Arema Malang pada pertandingan pembuka, PS Petrokimia Putra ditaklukkan oleh Persipura Jayapura 0-1. Dalam laga penentuan PS Petrokimia Putra kembali takluk dari Persita 0-1, sehingga mereka tinggal berharap Persipura Jayapura dapat dikalahkan oleh Arema dengan skor tipis. Harapan mereka terkabul, gol Khusnul Yuli ke gawang Persipura Jayapura membawa PS Petrokimia Putra melaju ke semifinal menghadapi PS Semen Padang.

Dalam babak semifinal Divisi Utama Liga Indonesia 2002 ini PS Petrokimia Putra dengan PS Semen Padang bermain imbang 1-1 yang mengharuskan sampai pada babak adu pinalti, di babak ini PS Petrokimia Putra memenangkan tiket Final dengan skor 2-3.

Laga Final Divisi Utama Liga Indonesia 2002, PS Petrokimia Putra berhasil mengalahkan Persita Tangerang dengan skor 1-2 dan memenangkan trofi kompetisi sepakbola kasta tertinggi di Indonesia Divisi Utama Liga Indonesia 2002.

Selepas dari euforia Ligina musim 2002, PS Petrokimia Putra melaju ke kompetisi Internasional yakni ASEAN Club Championship 2003, yang merupakan kompetisi negara-negara Asia Tenggara edisi pertama, pada musim ini PS Petrokimia Putra cukup sukses bertarung melawan klub-klub terbaik perwakilan dari berbagai negara Asia Tenggara dan berhasil menempatkan menjadi Juara 3 setelah mengalahkan Jawara Liga Singapura 2002 yakni Singapore Armed Forces dengan skor 3-2.

Namun sayangnya euforia tersebut tak berlangsung lama, pada Divisi Utama Liga Indonesia 2003 justru berakhir tragis bagi PS Petrokimia Putra, dengan menempati posisi ke 18 sang Jawara Ligina musim 2002 harus terdegradasi pada Divisi II pada musim selanjutnya.

era baru Gresik United

Pada fase Divisi II musim 2004, PS Petrokimia Putra tak begitu menonjol dalam melakoni kompetisi, hanya bermain ala kadarnya seperti tak mempunyai gairah dan semangat juang dalam setiap laga sampai kompetisi selesai.

hingga pada akhir kompetisi Divisi II musim 2005 tepatnya bulan November 2005, secara mengejutkan pihak pengelola PS Petrokimia Putra memberikan sinyal Ultimatum pada masyarakat pecinta sepakbola Gresik dengan ketidakikutsertaan pada musim selanjutnya dengan alasan tidak adanya dana untuk melanjutkan keberlangsungan PS Petrokimia Putra dalam persepakbolaan Indonesia, hal ini sontak membuat Ultras Gresik cemas akan kehilangan sepakbola Gresik karena nyaris hilang, maka beraksilah Ultras Gresik dengan aksi turun jalan penyampaian aspirasi ke Kantor DPRD Gresik dan juga ke Kantor Utama Graha Petrokimia agar segera menyelamatkan persepakbolaan Gresik dari kematian.

Setelah proses yang cukup lama, pada 2 Desember 2005 terjadilah kesepakatan antara pihak pendana PS Petrokimia Putra yaitu PT. Petrokimia Gresik dengan Pemda setempat dengan menyatukan PS Petrokimia Putra dengan klub eks Perserikatan Persegres Gresik dan lahirlah wajah baru perwakilan sepakbola Gresik yaitu Gresik United FC, yang hingga saat ini berkompetisi di persepakbolaan Indonesia.

Prestasi[2]

Prestasi Lainnya:

Rekor musim ke musim

Musim Liga Piala Indonesia Kompetisi Asia Topskor
Komp. Main M S K GM GK Poin Pos Nama Gol
2011-12 ISL 34 11 5 18 36 69 38 15   Gaston Castano 15
2013 ISL 34 12 9 13 41 45 45 9   Shohei Matsunaga 9
2014 ISL 20 4 9 7 20 32 21 9 (b)   Reza Mustofa,  Otavio Dutra,  Pedro Velázquez 4
2015 ISL
2016 ISC A 34 8 7 19 29 17   Patrick da Silva 4
2017 Liga 1 34 2 4 28 26 104 10 18 - -
2018 Liga 2 22 7 5 10 23 40 26 10 - -
2019 Liga 3 pra-Nasional 8 2 2 4 6 12 8 4 64 besar - -
2020 Liga 3
2021 Liga 3 Jawa Timur 4 3 1 0 13 2 9 2



Juara Peringkat kedua Promosi Degradasi

Skuat

Tim Utama

Berikut daftar pemain Gresik United di Liga 1 Gojek Traveloka

Per 25 March 2017.[3]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
13 FW   IDN Rafli Mursalim
2 MF   IDN Ade Suhendra
5 DF   IDN Andre Putra Wibowo
6 DF   IDN Obet Yulius
7 MF   IDN David Faristian
9 FW   IDN Yusuf Effendi
10 MF   IDN Loudry Setiawan
11 MF   IDN Agus Indra (Captain)
15 DF   IDN Husni Mubarok
19 DF   IDN Syahrul Mustofa
21 MF   IDN Jusmadi
22 MF   JPN Yusuke Kato
23 FW   IDN Arsyad Yusgiantoro (Vice Captain)
24 MF   IDN Ahmad Sembiring
35 MF   IDN Romy Agustiawan
No. Pos. Negara Pemain
37 GK   IDN Wahyu Surya
43 MF   IDN Danny Alvianes
45 GK   IDN Aji Saka
66 FW   IDN Gufroni Al Maruf
75 DF   IDN Roni Rosadi
77 MF   IDN Rahel Radiansyah
83 MF   IDN April Hadi
88 GK   IDN Satria Tama
89 GK   IDN Choirun Nasirin
90 MF   IDN Yulius Mauloko
91 FW   IDN Arga Permana
95 FW   IDN Komarodin

Supporter

Pada tanggal 5 November 1999 ditetapkan sebagai hari lahir Ultras Gresik yang diambil dari negara Italia yang bermakna Supporter militan ini diawali dengan pawai besar besaran di dalam kota dan memberikan dukungan pertama ke Jember pada laga Piala Gubenur I dan dan sempat memberikan nilai positif dalam berkreasi di Senayan Bung Karno Jakarta sehingga mengantarkan Gresik terharum namanya dengan menjadi Juara liga indonesia yakni PS. Petrokimia Putra.[2]

Referensi

  1. ^ Persegres pilih pakai nama Gresik United. Jawapos.com. 10 Oktober 2019. Diakses tanggal 12/10/2019
  2. ^ a b c Sejarah Klub Gresik United, Diakses 1 Januari 2014.
  3. ^ "Daftar Pemain Gresik United GO-JEK Traveloka Liga 1". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-07. Diakses tanggal 7 September 2017. 

Pranala luar