Karangduwur, Ayah, Kebumen

desa di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Revisi sejak 1 September 2022 13.37 oleh Heri ken (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Karangduwur adalah merupakan sebuah Desa di Kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Karangduwur memiliki lokasi objek wisata yang bisa dijadikan alternatif untuk liburan yaitu pantai Menganti, sawangan adventure dan tanjung karangbata. Selain itu juga ada gua sarang burung atau walet. Karangduwur di ibartkan lembah di kelilingi bukit bukit pegunungan dan mempunyai beberapa perbatasan desa seperti Srati, Argopeni, dan Kalipoh. Dan masing masing desa itu di pisahkan oleh sebuah bukit yaitu bukit Gunung Gadung yg berada di tengah2 desa. bukit ini dibagi kedalam wilayah empat desa yang berbatasan, sebelah barat masuk wilayah desa Argopeni, sebelah Utara masuk wilayah desa Kalipoh sebelah timur masuk ke dalam desa Srati dan sebelah selatan masuk desa Karangduwur. letaknya yang berada di daerah pegunungan karst Gombong selatan menawarkan keindahan alam pegunungan dipadukan dengan birunya laut samudera Indonesia di selatan menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian besar wisatawan.

Karangduwur
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenKebumen
KecamatanAyah
Kode pos
54473
Kode Kemendagri33.05.01.2002 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk4,8 ribu jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°45′22″S 109°24′32″E / 7.75611°S 109.40889°E / -7.75611; 109.40889

Sejarah

a. Tahap I

Desa Karangduwur konon merupakan desa tua dimana silsilah desa untuk masyarakat yang ada kini tidak ada yang mengetahuinya. Konon Desa Karangduwur disinggahi oleh 2 orang Syeh yaitu Syeh Maulana Maghribi yang kemudian dikenal dengan nama Sri Menganti yang tinggalnya disebelah selatan Desa dan yang seorang lagi bernama Syeh Pengarengan yang tinggal disebelah utara Desa Karangduwur.

b. Tahap II

Desa Karangduwur pernah disinggahi 4 Pangeran atau prajurit bersaudara dari Kerajaan Yogyakarta, konon yang 3 prajurit tinggal Desa Karangduwur dan yang 1 prajurit pindah ke Betawi ( Jakarta ). Sedangkan ketiga prajurit itu bernama: 1. Mangkuratmaja Mangkuratmaja dan istrinya bernama Mbah Sagem tinggal disebuah lembah yang kemudian diberi nama Karangduwur yang terletak di dusun Sasak. Tempat ini sekarang terkenal dengan Panembahan Salam. 2. Mangkuratman Mangkuratman ini merupakan adik dari Mangkuratmaja dan tinggal di Daerah Mbulu Kuning yang kini terkenal dengan Panembahan Mbulu Kuning 3. Mangkuratnegara Mangkuratnegara mempunyai seorang istri bernama Mangkurat Kuning dengan seorang emban ( tukang momong ) bernama Semar Amang Rogo. Mereka tinggal di pedukuhan Cempaka wilayah dusun Sasak, kini terkenal dengan Panembahan Cempaka Kuning. Dari ketiga generasi itu konon Desa Karangduwur terbentuk, maka konon setelah mengalami beberapa genarasi maka terbentuklah Pemerintah Desa Karangduwur di wilayah Dusun Sasak.

Pembangunan

1.2 Sejarah Pembangunan Desa Karangduwur Konon Pemerintah Desa Karangduwur sudah mengalami 9 kali Kepala Desa, di antara ke 9 Kepala Desa itu adalah: a. Kepala Desa pada Zaman Penjajahan Belanda 1. Pada masa Kepala Desa Soma Leksana Pada Pemerintah ini Desa Karangduwur masih terletak Pemerintah Desa di Dusun Sasak 2. Pada Masa Kepala Desa Madrani 3. Pada Masa Kepala Desa Madreja Pada masa ini pemerintahan masih zaman penjajahan Belanda. Pada masa ini telah didirikan Sekolah Rakyat ( SR ) tahun 1938 dan Pembangunan Jalan Desa yang kini menjadi Jalan Pemda Tingkat II, yaitu Jalan Cilacap – Karangbolong. 4. Pada Masa Kepala Desa Karyawintana Pada masa ini pemerintahan zaman penjajahan Belanda. Pembangunan yang dilakukan pada zaman Kades ini perbaikan sarana dan prasarana baik itu mengenai Sekolah Rakyat dan Pembangunan Jalan Desa yang kini menjadi Jalan Pemda Tingkat II, yaitu jalan Cilacap – Karangbolong. b. Kepala Desa pada Zaman Pendudukan Jepang – Sekarang 1. Pada Zaman Kepala Desa Kaspari 1942 – 1945 Pada masa Kepala Desa ini tergolong jabatan Kepala Desa paling pendek sebab konon Kades Kaspari terserang penyakit dan meninggal. 2. Pada Masa Kepala Desa Kartowirejo 1945 – 1986 Pada masa Kepala Desa ini tergolong jabatan Kepala Desa paling lama setelah Zaman Pendudukan Jepang, pasalnya masa pemerintahan selama 41 tahun. Pemerintah Desa dengan Kepala Desa Kartowerejo mengalami pembangunan yang cukaup banyak, antara lain: - Penggantian Nama Sekolah Rakyat menjadi Sekolah Dasar - Pembangunan Gedung Sekolah Dasar N I - Pembangunan MI Karangduwur - Pendirian Kantor Balai Desa - Pembangunan SDN II - Pendirian Pasar Desa 3. Pada Zaman Kepala Desa Lasikun 1986 – 1994 Zaman Kades Lasikun ini dilakukan pembangunan, antara lain: - Pembangunan Jalan Desa - Pendirian Gedung Puskesmas - Pendirian Taman Kanak – Kanak Kartini - Pendirian Kelompok Tani - Pembuatan Jalan Ke Pantai Menganti 4. Pada Zaman Kepala Desa Hadi Santoso 1994 – 2002 Pada masa pemerintahan ini pembangunan yang dilakukannya: - Pengaspalan Jalan Desa Lingkungan RW I + 0,5 Km - Pengerasan Jalan Desa - Pembentukan Badan Perwakilan Desa - Rehab Pasar Desa menjadi Aula Desa - Perluasan Kantor Balai Desa 5. Zaman Kepala Desa Lasikun 2002 Pemerintahan Kades Lasikun sudah 2 tahap dan tahan yang ke 2 ini baru berjalan 3 tahun dan pembangunan yang sudah dilakukan adalah: - Rehab Aula Desa - Pengecoran Jalan Desa - Rehab Balai Desa - Pendirian Taman Kanak – Kanak Pelangi 6. Zaman Kepala Desa Basir Pada masa ini di buka obyek wisata pantai menganti yang terkenal sampai ke luar kota, juga di buka wisata pantai sawanagan adventure di sebelah barat pantai menganti. Di masa pak Basir juga pemdes membeli tanah salah satu warga yang sekarang di pakai untuk lapangan dan juga puskesdes/pustu.setelah purna tugas sebagai kades bapak basir mencalonkan diri dalam pemilihan DPRD Kebumen 7. Zaman Bapak Sutono 2018 - sekarang

( Sumber RPJMDes Desa Karangduwur )