Bahasa Melayu Bacan

bagian dari rumpun bahasa Austronesia
Revisi sejak 2 September 2022 15.59 oleh Ivâa01 (bicara | kontrib)

Bahasa Melayu Bacan[3] atau bahasa Bacan[4] adalah suatu dialek bahasa Melayu yang dituturkan di pulau Bacan, kabupaten Halmahera Selatan, provinsi Maluku Utara, Indonesia.

Bahasa Melayu Bacan
BPS: 0662 6
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
Penutur
Lihat sumber templat}}
Kode bahasa
ISO 639-3btj
Glottologbaca1243[1]
IETFbtj
BPS (2010)0662 6
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC8b Nearly Extinct
Bahasa Melayu Bacan dikategorikan sebagai C8b Nearly Extinct menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini dikatakan sudah hampir punah
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 0°37′33.4056″S 127°28′39.6984″E / 0.625946000°S 127.477694000°E / -0.625946000; 127.477694000 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Bacan dituturkan sebagai bahasa ibu oleh warga setempat di beberapa desa: Indomut, Awanggo, Amasing, Labuha, Mandawong. Menurut buku Atlas of Languages of Intercultural Communication in the Pacific, Asia, and the America, bahasa ini sempat menyebar sebagai lingua franca (bahasa perantara) di Kepulauan Bacan, bersama dengan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Ternate (Maluku Utara).[5] Namun, menurut publikasi Penelitian Bahasa di Maluku, bahasa Bacan biasanya digunakan oleh orang Bacan asli saja.[4]

Bahasa ini berkembang secara terpisah dari variasi bahasa Melayu yang paling dekat secara geografis, yaitu bahasa Ambon dan bahasa Melayu Ternate. Dulunya ada yang mengira bahwa bahasa Bacan berkerabat dengan bahasa Sula atau bahasa-bahasa di pulau Sulawesi.[6] Ciri-cirinya banyak yang bersifat arkais dan unik di antara dialek bahasa Melayu.[6][7] Disebabkan isolasi geografisnya yang cukup lama, bisa dikatakan bahwa bahasa Bacan sudah lepas dari pangkuan bahasa Melayu.[8] Bahasa Bacan tidak dapat dimengerti oleh penutur bahasa Melayu Ternate,[9] dan sepertinya malah berkerabat dengan bahasa Melayu Brunei.[5]

Berbeda dengan variasi bahasa Melayu Timur lainnya, bahasa ini tidak lazim digunakan oleh kelompok etnis lain. Ciri itu membedakannya dengan bahasa Melayu Ternate dan bahasa Melayu Ambon. Tambahan pula, ciri-ciri bahasa Bacan tidak seperti bahasa dagang atau bahasa campuran. Tampaknya, nenek moyang orang Bacan bermigrasi dari pulau Kalimantan ratusan tahun yang lalu. Kerumitan morfologinya menunjukkan bahwa bahasa tersebut diwariskan sebagai bahasa ibu dari generasi ke generasi.[4] Namun, bahasa Bacan banyak mengalami perubahan akibat pengaruh bahasa-bahasa lain.[10]

Publikasi Ethnologue (edisi 22) dan Language Policy in Superdiverse Indonesia mencatat bahwa bahasa Bacan digunakan oleh enam orang saja. Namun, Ethnologue (edisi 16) sempat melaporkan bahwa penuturnya berjumlah 2500 orang. Menurut data publikasi Penelitian Bahasa di Maluku (2018), bahasa ini dituturkan oleh sekitar 5% dari populasi pulau Bacan (populasinya sekitar 90.000 jiwa, termasuk pendatang dari daerah lain). Menurut publikasi tersebut, kepulauan Bacan sendiri banyak dihuni oleh pendatang dari Galela, Tobelo, Makian atau bahkan pulau Sulawesi. Berdasarkan informasi terbaru, Bahasa Bacan sudah mulai punah dan sudah tidak banyak digunakan untuk komunikasi sehari-sehari. Walaupun jumlah warga yang mengaku diri orang Bacan meningkat, hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu menuturkan bahasa ini (biasanya orang dewasa saja).[8]

Dulunya Bahasa Bacan tidak terlalu dilestarikan dalam rujukan ilmu bahasa, dan data kebahasaan yang dikumpulkan biasanya menyangkut kosakata saja.[5] James T. Collins, seorang ahli bahasa asal Amerika, terlibat dalam upaya dokumentasi dan pelestarian yang lama dan cermat, hingga diterbitkannya kamus bahasa Bacan pertama pada tahun 2022.[11][12]

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Melayu Bacan". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Melayu Bacan". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  3. ^ Harimurti Kridalaksana (1991). Masa lampau bahasa Indonesia: sebuah bunga rampai. Penerbit Kanisius. hlm. 32. ISBN 978-979-413-476-4. 
  4. ^ a b c Collins, James T. (2018). Penelitian Bahasa di Maluku (PDF). Ambon: Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 14–18. ISBN 978-602-52601-2-4. OCLC 1099540304. Diakses tanggal 2022-07-27. 
  5. ^ a b c Stephen A. Wurm; Peter Mühlhäusler; Darrell T. Tryon (2011). Atlas of Languages of Intercultural Communication in the Pacific, Asia, and the Americas: Vol I: Maps. Vol II: Texts (dalam bahasa Inggris). Walter de Gruyter. hlm. 682–683. ISBN 978-3-11-081972-4. Diakses tanggal 2022-07-27. 
  6. ^ a b Don van Minde (1997). Malayu Ambong: Phonology, Morphology, Syntax (dalam bahasa Inggris). Research School CNWS. hlm. 14. ISBN 978-90-73782-94-5. Diakses tanggal 2021-07-31. 
  7. ^ Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology (PDF). Pacific Linguistics 119 (dalam bahasa Inggris). Canberra: Department of Linguistics, Research School of Pacific Studies, The Australian National University. hlm. 5. doi:10.15144/pl-c119. ISBN 978-0-85883-408-8. OCLC 26845189. Diakses tanggal 2022-07-31. 
  8. ^ a b "Kuliah Umum Kamus Bacan", YouTube, 2021-09-23, diakses tanggal 2022-08-16 
  9. ^ H. Steinhauer (1991). "Malay in east Indonesia: the case of Larantuka (Flores)" (PDF). Dalam H. Steinhauer. Papers in Austronesian linguistics (PDF) (dalam bahasa Inggris). Canberra: Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University. hlm. 177–195. ISBN 0858834022. OCLC 646958819. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  10. ^ Hidayah, Zulyani (2015). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia (edisi ke-2). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 43. ISBN 978-979-461-929-2. OCLC 913647590. Diakses tanggal 2022-07-31. 
  11. ^ "Launching Kamus Bahasa Bacan-English", YouTube, 2022-08-12, diakses tanggal 2022-09-02 
  12. ^ James T. Collins (2022), Bacan - English dictionary (dalam bahasa Inggris), Sleman, Yogyakarta: Deepublish, ISBN 978-623-02-4828-3, diakses tanggal 2022-09-02 

Daftar pustaka

  • M. Paul Lewis (2009). "Malay, Bacanese". Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-16). Dallas, Texas: SIL International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-15. Diakses tanggal 2022-07-31. 
  • David M. Eberhard, Gary F. Simons, Charles D. Fennig (2019). "Malay, Bacanese". Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-22). Dallas, Texas: SIL International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-06. Diakses tanggal 2020-12-04. 
  • Subhan Zein (2020). Language Policy in Superdiverse Indonesia (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-0-429-67107-4. Diakses tanggal 2021-07-29.