Mustika Ibu

film Indonesia tahun 1976
Revisi sejak 7 September 2022 14.32 oleh Reifa nona (bicara | kontrib) (Tenplate)

Halo semua,

Perkenalkan nama saya Nona Reifa Sondjaya dari jurusan administrasi niaga prodi administrasi bisnis gugus 3 Sumatera barat. Saya adalah mahasiswi baru Politeknik Negeri Jakarta yang baru saja mengikuti kegiatan PKKP (Pengenalan Kehidupan Kampus Politeknik). Pkkp dilaksanakan secara hybrid oleh seluruh Maba pnj yang dimulai dari tanggal 31 Agustus, pada tanggal 31 Agustus saya mengikuti pkkp secara online atau dirumah, kesan saya pada hari ke 0 pkkp yaitu lumayan menyenangkan karna kita diperkenalkan tentang fasilitas dan pembelajaran seperti apa saja yang dilakukan di pnj serta Kaka panitianya.

Setelah itu saya mengikuti pkkp secara offline dimulai tanggal 1-3 September yang dilaksankan di Rindam jaya, kesan saya selama di rindam sangat seru, asik, dan menyenangkan selama di rindam kita melakukan beberapa aktifitas bersama seperti jurit malam, acara api unggun dan lain sebagainya. Banyak pembelajaran yang di dapatkan di rindam jaya , pelatihnya tegas dan baik.

Pesan saya semoga kita semua selalu diberi kemudahan disetiap urusan dan terimakasih juga untuk Kaka Kaka panitia dan pelatih yang sudah mengenalkan dan memberikan pengajaran seputar dunia kampus untuk kita Maba pnj 2022.

Harapan saya setelah menjadi mahasiswa pnj adalah bisa menjadi mahasiswa yang aktif, kreatif, dan inovatif serta bisa lulus tepat waktu dan memiliki ip tinggi Aamiin. Sukses dan jaya selalu Pnj!!!

Nona Reifa Sondjaya

nona.reifa.sondjaya.an22@mhsw.pnj.ac.id

https://www.pnj.ac.id/

Sinopsis

Film biografi tentang anak pribumi yang bernama Gono Tirtowidjojo, film ini menceritakan kisah perjuangan hidupnya dari seorang budak berlian hingga menjadi seorang pengusaha pelayaran yang sukses pada zamannya. Film ini di mulai sejak Gono kecil sampai dewasa hingga melewati zaman Belanda, zaman Jepang, zaman awal kemerdekaan hingga zaman kemerdekaan. Dikarenakan tekanan ekonomi, Gono sejak lahir di jual ke orang Tiongkok dan hidup dari satu orang tua angkat ke satu ke orang tua angkat lainnya sampai akhirnya Gono bertemu dengan ibu kandungnya di Karawang, Indonesia. Setelah dewasa, Gono berusaha untuk memperbaiki kehidupan ekonominya sampai akhirnya ia berhasil menjadi pengusaha pelayaran yang sukses pada zamannya. Pada masa perjuangan kemerdekaan Ia juga turut berjuang di Divisi Siliwangi dan ia juga aktif membantu perjuangan kemerdekaan dengan menyelundupkan senjata, pada masa perjuangan itulah ia tertangkap belanda dan disiksa minum air sabun hingga akhirnya ia menderita sakit paru-paru. Pada masa perjuangan itu pula Gono menikah dengan Tin, seorang gadis pribumi. Persoalan timbul saat Kwee, gadis Tionghoa yang dijodohkan padanya, datang ke Indonesia. Untung Tin bisa mengerti, dan akhirnya mereka hidup bahagia seatap hingga sampai Kwee meninggal dunia karena sakit.

Pemain

Penghargaan

Catatan

Film ini dicetak juga dalam Bahasa Mandarin (3 copy)