Stasiun Medan

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Medan (MDN) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di perbatasan antara Kelurahan Kesawan (Medan Barat) dan Gang Buntu (Medan Timur). Stasiun yang terletak pada ketinggian +22 meter di atas permukaan laut ini merupakan stasiun kereta api utama PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatra Utara dan Aceh; setiap harinya melayani ribuan penumpang ke berbagai wilayah di Sumatra Utara.

Stasiun Medan
S Kereta Api Indonesia Kereta Api Indonesia#Kereta api bandara
A01

Berkas:Stasiun Medan dan Lokomotif.jpeg
Stasiun Medan, terlihat Lokomotif BB 203, dan Lokomotif BB 302
Lokasi
Koordinat3°35′27.16″N 98°40′47.07″E / 3.5908778°N 98.6797417°E / 3.5908778; 98.6797417
Ketinggian+22 m
Operator
Letak
km 0+000 lintas Medan–...:
Jumlah peron4 (dua peron sisi (stasiun utama dan stasiun ARS) dan dua peron pulau yang sama-sama tinggi)
Jumlah jalur7
  • Jalur 1: sepur lurus arah Binjai
  • Jalur 2: sepur lurus arah Pulu Brayan–Belawan
  • Sepur lurus arah Tebing Tinggi, berakhir di sepur badug di timur jalur 2
LayananSribilah Utama, Putri Deli, Siantar Ekspres, Sri Lelawangsa, dan ARS Bandara Kualanamu
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Fasilitas sepedaYa
Akses difabelYa
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka1886
Dibangun kembali2013
Perusahaan awalDeli Spoorweg Maatschappij
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Sri Lelawangsa".
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Parkir sepeda Jalur difabel Ruang menyusui Galeri ATM Layanan pelanggan Pos kesehatan Pertokoan/area komersial Area merokok Musala Toilet VIP Lift Eskalator Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Mesin tiket Cetak tiket mandiri Wastafel Isi baterai Tempat naik/turun Restoran Terminal barang 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Letaknya sangat strategis di pusat kota Medan, tepatnya di depan Lapangan Merdeka dan dekat dengan bangunan-bangunan bersejarah lainnya seperti Kantor Pos Besar Medan, Balai Kota (sekarang Hotel Grand Aston), Hotel Dharma Deli, Bank Indonesia, dan Gedung London Sumatra.

Stasiun ini mempunyai city check-in untuk calon penumpang di Bandar Udara Internasional Kualanamu. Layanan ini juga adalah yang pertama di seluruh Indonesia. Pada tanggal 8 Mei 2007, stasiun ini mendapat Penghargaan Prima Utama dari Kemenhub untuk pelayanan unit transportasi publik.[4]

Sejarah

Stasiun Medan diresmikan pembukaannya pada 25 Juli 1886 oleh Deli Spoorweg Maatschappij. Kala itu terdapat jalur yang menghubungkan Stasiun Medan dan Stasiun Labuhan sepanjang 16,7 kilometer.[5] Jalur tersebut menghubungkan pusat Kota Medan ke arah Pelabuhan Belawan. Jalur rel dilanjutkan dari Stasiun Labuhan hingga Stasiun Belawan yang diresmikan pada 16 Februari 1888 Dan sempat melayani rute Medan-Aceh (Atjeh Stoomtram Staatspoorwegen).

[6][7]

Arsitektur Stasiun Medan telah mengalami perombakan total dari bentuk aslinya. Hingga kini stasiun ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Renovasi besar terakhir dilakukan pada tahun 2013 dengan dibangunnya gedung baru untuk kereta api bandara (sebagai City Railway Station) serta perombakan desain gedung eksisting untuk layanan kereta regional. Hal yang tersisa dari kompleks bangunan stasiun lama adalah adanya menara jam di bagian muka stasiun, keberadaan depo lokomotif yang masih berarsitektur Belanda, bagian atap peron yang menaungi jalur 2 dan 3, serta jembatan gantung ("Titi Gantung") di ujung sebelah selatan stasiun. Stasiun ini juga memiliki jalur layang (arah Pulu Brayan dan Bandar Khalipah) yang pembangunannya dimulai pada tahun 2016.[8]

Bangunan dan tata letak

Stasiun Medan memiliki tiga pintu masuk/keluar, yaitu sisi Lapangan Merdeka merupakan pintu masuk/keluar untuk kereta api antarkota dan lokal. Pintu lainnya yakni sisi Lapangan Merdeka merupakan pintu masuk/keluar untuk layanan kereta bandara. Sisi ketiga, sisi Jalan Jawa/Mall Centre Point merupakan pintu keluar untuk layanan kereta bandara.

Stasiun ini awalnya memiliki sembilan jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus dari dan ke arah Binjai, sedangkan jalur 2 merupakan sepur lurus dari dan ke arah Pulu Brayan-Belawan. Ketika dibangunnya rel layang baru yang memakan jalur 6 dan 7, otomatis jumlah jalur stasiun kereta api ini berkurang menjadi tujuh. Begitu proyek rel layang baru ini selesai, jumlah jalurnya kembali menjadi sembilan dengan 2 jalur berada di atas. Selain itu, sistem persinyalan elektrik yang lama (tipe GL1) sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri.

Di samping bangunan stasiun terdapat monumen lokomotif uap bertipe 2-6-4T buatan Hartmann (kemudian bernama Sächsische Maschinenfabrik) di Chemnitz, Jerman tahun 1914. Stasiun ini memiliki depo lokomotif yang merawat lokomotif besar jenis diesel elektrik maupun hidraulis dan juga Pengawas Urusan Kereta (PUK).

Rel yang terdapat di stasiun ini membujur dari utara ke selatan. Rel yang mengarah ke selatan merupakan rel dengan arah perjalanan ke Tebing Tinggi, Kisaran, Tanjung Balai, Siantar, dan Rantau Prapat, sedangkan rel yang mengarah ke utara yang bercabang sekitar 850 m di utara stasiun merupakan arah perjalanan ke Belawan, Binjai, dan Besitang. Dari Stasiun Medan, dahulu terdapat percabangan rel ke Pancur Batu dan Batu, yang sudah nonaktif.

Layanan kereta api

Antarkota

Komuter

KAI Bandara

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Koridor/trayek Tujuan
Trans Mebidang
1 Terminal Kota Binjai- Pusat Pasar (Medan)
Trans Metro Deli[9] 1 Terminal Pinang BarisLapangan Merdeka
2 Terminal Terpadu Amplas-Lapangan Merdeka
3 Belawan-Lapangan Merdeka
4 Medan Tuntungan-Lapangan Merdeka
5 Medan TembungLapangan Merdeka

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ <asep.muhamad[at]torche.co.id>, Asep Muhamad. "TUJUH UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN TRANSPORTASI RAIH PENGHARGAAN PRIMA UTAMA". dephub.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-03-09. 
  5. ^ "Wajah Perkeretaapian Medan", Kompas, 7 Mei 2015
  6. ^ Sinar, Tengku Luckman (1996). The History of Medan in the Olden Times. Medan: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu. 
  7. ^ Anonim (1916). Yearbook of the Netherlands East Indies. Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel. hlm. 195. 
  8. ^ "Jokowi Resmikan Pengerjaan Jalur Layang Stasiun Medan-Bandar Khalipah Hari Ini" Diarsipkan 2016-09-14 di Wayback Machine., JPNN.com, 2 Maret 2016
  9. ^ "Medan | Teman Bus". Diakses tanggal 2021-11-30. 

Pranala luar

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Terminus Medan–Tebing Tinggi
via jalur atas/layang
Bandar Khalipah
Medan–Tebing Tinggi
via jalur bawah
Medan Pasar
Helvetia
menuju Besitang
Besitang–Medan Terminus
Pulu Brayan
menuju Belawan
Belawan–Medan
Terminus Medan–Batu Kampung Baru
menuju Batu