Museum Bengkulu

museum di Indonesia
Revisi sejak 26 September 2022 21.44 oleh AABot (bicara | kontrib) (~ref)

Museum Bengkulu atau Museum Negeri Bengkulu merupakan tempat penyimpanan koleksi benda-benda bersejarah dan adat budaya masing-masing suku yang terdapat di Bengkulu.[1][2] Diantaranya adalah koleksi pakaian pengantin dan pakaian adat, alat-alat rumah tangga, senjata tradisional, bentuk-bentuk rumah adat, tulisan huruf Ka ga nga dan peninggalan-peninggalan masa prasejarah mulai dari masa peradaban batu sampai perunggu.[1][2] Selain itu, ada peninggalan kerajinan kain tenun yang terdiri dari kain tenun masyarakat Enggano dan aneka jenis motif kain besurek.[1][2]

Museum Bengkulu
Berkas:Museum bengkulu.jpg
Tampak samping Museum Bengkulu
Peta
Didirikan3 Mei 1980
LokasiJalan Pembangunan nomor 8, Padang Harapan Bengkulu

Sejarah

Museum Bengkulu mulai dibangun pada tahun 1978.[3] Namun, museum yang diresmikan oleh Drs. GBPH Poeger baru difungsikan pada tanggal 3 Mei 1980.[3] Pada awalnya, Museum Bengkulu berlokasi di Benteng Marlborough.[3] Akan tetapi, pada 3 Januari 1983 museum ini menempati gedung baru di Jalan Pembangunan nomor 8 Padang Harapan.[3]

Koleksi

Museum ini memiliki 126 koleksi naskah kuno yang hingga kini tidak diketahui identitas penulisnya.[1][4] Saat ini, sepuluh di antaranya sudah berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia.[1][4] Koleksi naskah kuno yang berisi pantun, sejarah dan wejangan ini berumur puluhan bahkan ratusan tahun.[1][4] Selain naskah kuno, museum yang berdiri di atas lahan seluas 9.974 m2 ini juga memiliki koleksi kain tradisional.[1][4] Salah satunya adalah Kain Besurek, yakni kain yang terbuat dari bahan katun (teknik pembuatannya seperti kain batik).[1][4] Kain Besurek memiliki motif seperti huruf kaligrafi Arab.[1][4] Namun, motif-motif ini tidak menjalin kata sehingga tidak dapat dibaca.[1][4] Salah satu koleksi yang menarik dari museum ini adalah keberadaan mesin cetak Drukkey Populair dengan merek Golden Press.[1][4] Mesin cetak buatan Amerika Serikat ini dibuat pada tahun 1930.[1][4] Drukkey Populair inilah yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencetak uang merah.[1][4] Uang merah merupakan sejenis Oeang Republik Indonesia (ORI) yang difungsikan sebagai alat tukar menukar yang sah, khusus di wilayah Bengkulu.[1][4]

Museum Bengkulu memiliki 6000 koleksi yang diperoleh dari berbagai daerah baik di Bengkulu maupun di luar Bengkulu.[5] Koleksi tersebut dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:[4]

  • Koleksi biologi: koleksi terkait disiplin ilmu biologi
  • Koleksi etnografi: benda-benda budaya atau perangkat sehari-hari yang digunakan pada masa lampau atau digunakan sampai sekarang.
  • Koleksi arkeologi: kumpulan benda peninggalan purbakala atau masa prasejarah yang biasanya ditemukan dengan proses penggalian (ekskavasi)
  • Koleksi historis: koleksi benda yang berhubungan atau pernah digunakan dalam peristiwa sejarah terkait suatu organisasi masyarakat dan tokoh sejarah
  • Koleksi numismatika atau heraldika: Numismatika adalah koleksi mata uang atau alat tukar yang sah yang pernah berlaku. Heraldika adalah koleksi berupa tanda jasa, lambang atau tanda pangkat resmi, termasuk cap dan stempel
  • Koleksi filologi: benda yang merupakan bagian dari disiplin ilmu geologi atau geografi yang meliputi batuan, mineral dan bentukan alam lainnya
  • Koleksi keramologi: koleksi benda yang terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan suhu yang tinggi (keramik)
  • Koleksi seni rupa: benda bernilai seni tinggi, seperti lukisan
  • Koleksi teknologi: koleksi benda yang mewakili perkembangan teknologi dari tradisional sampai dengan modern

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n "Museum Negeri Provinsi Bengkulu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-15. Diakses tanggal 14 Mei 2014. 
  2. ^ a b c "Museum Negeri Provinsi Bengkulu". Diakses tanggal 14 Mei 2014. 
  3. ^ a b c d "Museum Bengkulu". Diakses tanggal 14 Mei 2014. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k l "Museum Negeri Bengkulu: Menelusuri Kekayaan Benda Budaya". Diakses tanggal 14 Mei 2014. 
  5. ^ "Museum miliki 6000 koleksi sejarah". Diakses tanggal 14 Mei 2014.