Agus Supriatna
Marsekal TNI (Purn.) Agus Supriatna (lahir 28 Januari 1959) adalah Purnawirawan perwira tinggi TNI dan Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara ke-20.[1] Agus pernah menjabat sebagai Pangkoopsau II, Wairjen Mabes TNI, dan Kepala Staf Umum TNI berdasarkan Surat Perintah Panglima TNI Nomor Sprin 3398/XII/2014 tanggal 30 Desember 2014.[2][3][4][5]
Agus Supriatna | |
---|---|
Kepala Staf TNI Angkatan Udara ke-20 | |
Masa jabatan 2 Januari 2015 – 18 Januari 2017 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil | Bagus Puruhito (2015) Hadiyan S.(2015-17) |
Panglima TNI | Moeldoko (2015) Gatot Nurmantyo (2015-17) |
Kepala Staf Umum TNI | |
Masa jabatan 31 Desember 2014 – 2 Januari 2015 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 28 Januari 1959 Bandung, Jawa Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Ny. Bryan Timur Rachmawati |
Hubungan | Antariksa Bayu Prakoso (menantu) |
Anak | 1. Annisa Rizqika Fuadillah 2. Chairunissa Ismiridha Fuadillah 3. Muhammad Ridho Alfiansyah |
Orang tua | Sumantri Martaatmaja (Ayah) Tjitjih Mulyasih (Ibu) |
Almamater | Akademi Angkatan Udara (1983) |
Pekerjaan | Tentara |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Udara |
Masa dinas | 1983–2017 |
Pangkat | Marsekal TNI |
Satuan | Korps Penerbang (Tempur) |
Sunting kotak info • L • B |
Sebelum menjadi KSAU, ia adalah perwira tinggi bintang dua TNI AU atau Marsekal Muda yang menjabat Wakil Inspektorat Jenderal TNI. Ia naik pangkat menjadi Marsekal Madya pada 31 Desember 2014 dengan jabatan Kepala Staf Umum TNI untuk memenuhi syarat calon KSAU, yaitu perwira tinggi bintang tiga. Setelah menjabat Kepala Staf Umum TNI selama 2 hari, pada tanggal 2 Januari 2015 ia dilantik menjadi KASAU ke-20 oleh Presiden RI, Joko Widodo di Istana Negara.[6] Pengangkatan KSAU baru ini berdasarkan Keputusan Presiden No. 01/TNI/2015, yang ditetapkan tanggal 2 Januari 2015, dan dibacakan oleh Sekretaris Militer Kepresidenan.[7]
Masa muda dan pendidikan
Agus adalah anak kelima dari sepuluh orang bersaudara pasangan Sumantri Martaatmadja dengan Tjitjih Mulyasih, dimana Sumantri adalah prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dengan pangkat Sersan Mayor (TNI) yang saat ia dilahirkan sedang menempuh pendidikan calon perwira di Bandung, Jawa Barat. Kakeknya, Dharma Martaadmadja, berasal dari Cirebon seorang "mantri suntik" (petugas penyuluh kesehatan yang memiliki lisensi untuk menyuntikkan obat guna menyembuhkan orang sakit) kala penjajahan Belanda. Sedangkan kakek buyutnya adalah seorang kuwu atau lurah yang berdinas di wilayah kekuasaan Keraton Cirebon.
Ibunya, adalah wanita kelahiran Kampung Duri, Tambora, Jakarta Barat. Ayah dari Ibunya berprofesi sebagai arsitektur pada zaman penjajahan Belanda yang berasal dari Pandeglang, Banten, Ia merupakan keturunan marga Tubagus, salah satu marga kalangan ningrat di Banten.[8]
Sebagai anak kelima, ia adalah anak laki-laki yang ditunggu setelah 3 kakaknya berjenis kelamin perempuan. Sebenarnya anak pertama juga laki-laki, bernama Dendi Suherman, tetapi sejak kecil, karena Ibu Tjitjih sakit keras, maka ia diasuh oleh kakek dan neneknya. Dan ketika sembuh, Dendi tetap dalam asuhan mereka. Anak kedua Ibu Tjitjih bernama Eti Rohati, perempuan, anak ketiganya, Titien Rohayati, juga perempuan, begitu juga anak keempat bernama Heni Rustini. Agus dilahirkan di Rumah Sakit Angkatan Darat Sariningsih, Kota Bandung, Jawa Barat. Dan pada saat kelahirannya kakeknya sudah menyebutnya sebagai "Gatotkaca" dengan senangnya sehingga diadakan syukuran tujuh hari tujuh malam. Ketika ia kecil, sering dipanggil dengan nama kesayangan "Topik" yang berarti restu dari Alloh, sebagai rasa syukur karena mendapatkan anak lak-laki lagi. Adiknya adalah seorang wanita bernama Dewi Rusmani. Dan anak ketujuh hingga kesepuluh semuanya laki-laki dengan nama, Deden Sulian, Budi Safaat, Cecep Subekti dan Mulana Saptaji. Dari sepuluh anak tersebut, selain Agus, Cecep Subekti juga seorang pilot, pilot pesawat komersial[9]
Tahun 1962, ketika Agus berusia 3 tahun, ayahnya dipindah tugaskan ke Depo Pendidikan Infanteri XI (DODIK IF XI), Ambon, Maluku, sehingga mereka pindah kesana mempergunakan kapal milik tentara. Di tengah Laut Banda dan sudah dekat pulau Maluku, kapal terbakar dan semuanya menyelamatkan diri dengan sekoci, tetapi dalam proses penyelamatan tersebut, Agus tertinggal di kapal dan hampir saja terjun ke laut untuk mengejar sekoci, namun berhasil diselamatkan oleh Pak Purba, tentara bawahan Sumantri sehingga ia selamat dari maut karena Agus belum bisa berenang.[10]
Pendidikan umum
Agus menempuh tingkat kanak-kanak di Ambon dan Sekolah Dasar (SD) di SD Kuda Mati, Ambon hingga kelas 3. Dan pindah ke SD Negeri Cibabat 1 Cimahi, Jawa Barat hingga lulus pada tahun 1971. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Cimindi, Cimahi, Jawa Barat yang diselesaikannya pada tahun 1974. Pendidikannya kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Cimahi, di Cimahi, Jawa Barat, lalu pindah ke SMA PGRI 1 John Mayali, Kota Cirebon, tetapi tak berapa lama pindah lagi ke SMA Negeri 1 Bandung. Namun karena anak-anak sekolah itu berantem dengan anak-anak STM, akhirnya ia pindah lagi ke SMA Negeri 1 Pandeglang yang akhirnya diselesaikannya pada tahun 1977.[11]
Karier
Agus “Dingo” Supriatna mengawali kariernya di militer sejak tahun 1983, saat lulus dari Akademi Angkatan Udara. Selepas mengikuti Sekolah Penerbang TNI AU jurusan tempur ia mulai meniti karier sebagai penerbang pesawat tempur A-4 Skyhawk Skadron 11 yang berpangkalan di Lanud Iswahjudi, Madiun. Ia mulai karier sebagai Kasi Opslat Skadud 11 Lanud Iswahjudi (1987), setelah menjalani pendidikan Instruktur Penerbang ia konversi ke pesawat F-5 Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi dan selanjutnya bergabung menjadi penerbang pesawat F-16 Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi. Papok Instruktur Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi (1992), Danflightops D Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi (1994), Kadisops Skadud 3 Wing 3 Lanud Iswahjudi (1996) selanjutnya Danskadik 102 Wingdikterbang Lanud Adisumarmo (1998). Sebagai penerbang tempur ia berpengalaman mengikuti berbagai macam operasi tempur dan latihan di seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga. Kariernya terus menanjak sebagai Pabandya Opsudstrat Paban II/ Ops Sopsau (2000), Kabadan Uji Koopsau I (2001), Athan RI KBRI Singapura (2003), Paban Utama B-3 Dit “B” Bais TNI (2006), Danlanud Hasanudin (2010), Kaskoopsau I Jakarta (2011), Panglima Koopsau II Jakarta (2012), Wairjen TNI (2014), Kasum TNI (2014) hingga menjadi KASAU seperti sekarang.[12]
Tim Aerobatik Elang Biru
Tim Aerobatik Elang Biru saat itu benar-benar mengundang decak kagum seluruh penonton yang ada baik yang melihat langsung maupun yang melihat lewat televisi. Sebuah majalah ibu kota menggambarkan, “kegesitan manuvernya, gelegar suaranya, mengundang siapa saja menoleh ke atas. Ribuan pasang mata, seperti terbetot takjub menyaksikan liak-liuknya. Itulah akrobatik udara Tim Aerobatik Elang Biru milik TNI Angkatan Udara” Demikian gambaran dahsyatnya penampilan tim kebanggaan TNI Angkatan Udara ini seperti tertulis di buku Elang Biru oleh Eny DA Purwanto. Pada penampilan tersebut, selain Agus “Dingo” Supriatna (Marsekal TNI) dan Muhammad “Wild Geese” Syaugi (Marsekal Muda TNI) tim tim Elang Biru lainnya adalah Letkol Pnb Rodi “Cobra” Suprasodjo (leader/Marsekal Muda TNI), Mayor Pnb Bambang “Puffin” Samoedro (Marsekal Muda TNI), Kapten Pnb Tatang “Phyton” Harlyansyah (Marsekal Pertama TNI) serta Kapten Pnb Anang “Morgan” Nurhadi Susilo (Marsekal Pertama TNI). Sebagai lead solo, “Dingo” tidak saja melakukan manuver “cross over break” tetapi beberapa manuver lain yang tidak kalah mendebarkan di antaranya “calypso” dan “inverted to inverted”. “Calypso” adalah formasi dua pesawat terbang dengan leader inverted (terbalik), dalam hal ini dilakukan dengan Mayor Pnb M Syaugi sebagai opposing solo. Penuturan “Dingo” sebagaimana Siang itu, ribuan pasang mata terhenyak dan menahan napas sejenak, melihat dua pesawat F-16 terbang silang dengan kecepatan 425 knots atau 765 kilometer/jam seolah kehilangan keseimbangan dan hendak saling bertabrakan. Cross over break, manuver yang membuat jantung berdebar-debar itu dimainkan oleh Mayor Pnb Agus “Dingo” Supriatna dan Mayor Pnb Muhammad “Wild Geese” Syaugi ketika Tim Aerobatik Elang Biru memeriahkan peringatan Hari Emas (50 tahun) ABRI/TNI, 5 Oktober 1995, di Jakarta.
Tugas militer
- Officer Exchance di Jepang (1994)
- Advance Weapon Instructor Course F-16 di Amerika Serikat (1995)
- Anggota tim Aerobatik F-16 TNI AU "Elang Biru" (1996)
- Safety Seminar di Swiss (2004)
- Observer latihan Red Flag di Alaska, Amerika Serikat (2011)
- Ketua Delegasi Percepatan pengiriman pesawat Sukhoi SU/30 tahap ke-3 terakhir (2012 / 2013)
- Wasrik Athan RI di Amerika Serikat, Brazil, Penmil PTR New York Amerika Serikat (Mei 2014).
Jabatan militer
- Perwira Penerbang Skadron Udara 11 Lanud Iswahjudi Madiun (1983)
- Kasi Opslat Skadud 11 Lanud Iswahjudi (1987)
- Papok Instruktur Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi (1992)
- Danflightops D Skadron Udara 3 Lanud Iwj (1994)
- Kadisops Skadud 3 Wing 3 Lanud Iwj (1996)
- Danskadik 102 Wingdikterbang Lanud Adi Sucipto (1999)
- Pabandya Opsudstrat Paban II/ Ops Sopsau (2001)
- Kabadan Uji Koopsau I (2001)
- Dostun Gol IV Seskoau (2002)
- Sahli Kabais TNI Bidang II Pengtek Bais TNI (2002)
- Athan RI KBRI Singapura (2003)
- Paban Utama B-3 Dit “B” Bais TNI (2006)
- Danlanud Hasanudin (2010-2011)
- Kaskoopsau I Jakarta (2011-2012)
- Pangkoopsau I Jakarta (2012-2014)
- Wairjen TNI (2014)
- Kasum TNI (2014-2015)
- Kasau (2015)
Penghargaan
Tanda Jasa
- Bintang Dharma (2015)
- Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama (2016)
- Bintang Bhayangkara Utama (2016)
- Bintang Yudha Dharma Pratama
- Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama
- Bintang Yudha Dharma Nararya
- Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya
- PAF Gold Wings Badge (2015)[13]
- SL. Teladan
- SL. Dharma Dirgantara
- SL. Kesetiaan XXIV
- SL. Kesetiaan XVI
- SL. Kesetiaan VIII
- SL. GOM VII
- SL. Dharma Nusa
- SL. Santi Dharma
- SL. Seroja
- SL. Dwidya Sistha (Ul. II)
- SL. Wira Karya
- SL. Kebaktian Sosial
- Tongil Medal or 1st Class of the Order of National Security Merit (Korea Selatan) (2017)
Brevet/Wing
- Brevet Driver TNI AU
- Wing Penerbang TNI AU
- Brevet Komando Paskhas
- Brevet Pomau
- RTAF Wing (Thailand)
- RSAF Wing (Singapore)
- Brevet Parachut
- Brevet Selam TNI
Kekayaan
- 4,5 Miliar Rupiah (Perkiraan Dalam Bentuk Aset & Uang USD)
Referensi
- ^ "Presiden Jokowi lantik Marsdya Agus Supriatna sebagai KSAU". Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. sekkab.go.id. Diakses tanggal 2 Januari 2014.
- ^ "Marsma TNI Abdul Muis, jabat Pangkoopsau II". tni-au.mil.id. 26 Maret 2014. Diakses tanggal 31 Desember 2014.
- ^ "Panglima TNI Mendadak Rotasi Jabatan Kasum TNI" Diarsipkan 2014-12-31 di Wayback Machine. website indopos.co.id
- ^ "PANGLIMA TNI PIMPIN SERTIJAB KASUM TNI" Diarsipkan 2015-01-01 di Wayback Machine. website tnial.mil.id
- ^ "Marsekal Madya TNI Agus Supriatna Resmi Pimpin TNI AU" Diarsipkan 2015-01-18 di Wayback Machine. website photo.liputan6.com
- ^ Artikel:"Jokowi Lantik Agus Supriatna sebagai KSAU" di tempo.co.id
- ^ Artikel:"KSAU Baru, dalam Dua Hari Promosi Dua Kali" di republika.co.id
- ^ Setiawan, Sidik Arifianto 2016, hlm. 11.
- ^ Setiawan, Sidik Arifianto 2016, hlm. 12-13.
- ^ Setiawan, Sidik Arifianto 2016, hlm. 14.
- ^ Setiawan, Sidik Arifianto 2016, hlm. 18-19.
- ^ "Marsdya TNI Agus Supriyatna Dilantik Menjadi Kasau Ke-20" website tni-au.mil.id
- ^ KSAU dianugerahi medali dari AU Filipina
Daftar pustaka
- Setiawan, Bambang; Sidik Arifianto, Budiawan (2016). "DINGO" Menembus Limit Angkasa, Biografi KASAU Marsekal TNI Agus Supriatna. Jakarta: Kompas Media Nusantara. ISBN 978-602-412-004-7.
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Ida Bagus Putu Dunia |
Kepala Staf TNI Angkatan Udara 2 Januari 2015 – 18 Januari 2017 |
Diteruskan oleh: Hadi Tjahjanto |
Didahului oleh: Ade Supandi |
Kasum TNI 31 Desember 2014 – 2 Januari 2015 |
Diteruskan oleh: Dede Rusamsi |
Didahului oleh: Ismono Wijayanto |
Pangkoopsau II 27 Juni 2012 – 2014 |
Diteruskan oleh: Abdul Muis |