Stasiun Purwakarta

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Purwakarta (PWK) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Nagritengah, Purwakarta, Purwakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +84 meter ini merupakan stasiun yang berada di dalam Daerah Operasi 2 Bandung. Stasiun ini berjarak 500 meter di utara Situ Buleud dan kompleks kantor lama residen Purwakarta.

Stasiun Purwakarta
Kereta Api Indonesia
LW10 B01C01

Stasiun Purwakarta tampak depan, Februari 2021
Lokasi
Koordinat6°33′20″S 107°26′55″E / 6.55556°S 107.44861°E / -6.55556; 107.44861
Ketinggian+84 m
Operator
Letak
km 103+070 lintas JakartaJatinegara
Cikampek–Purwakarta–Padalarang[1]
Jumlah peron3
Jumlah jalur6
  • jalur 1: sepur lurus jalur ganda arah Bandung
  • jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Jakarta serta jalur tunggal dari dan ke Bandung
LayananArgo Parahyangan Tambahan (layanan terbatas arah Bandung di KA 44A), Harina, Ciremai, Pangandaran, Baturraden Ekspres, Serayu, Cikuray, Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta, Garut Cibatuan, dan Lokal Bandung Raya (dari Cicalengka)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka27 Desember 1902
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Lokal Cibatu".
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik tipe Alstom Solid State Interlocking
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Purwakarta
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20100622.02.000822
Tanggal SK2010
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Petak jalur yang menuju ke arah Stasiun Ciganea masih berupa jalur tunggal, sedangkan petak jalur yang menuju Stasiun Cibungur sudah berupa jalur ganda.

Ke arah utara stasiun ini, sebelum Stasiun Cibungur, terdapat Halte Sadang yang sudah tidak aktif sejak diberlakukan Gapeka 2015.

Sejarah

 
Sekelompok prajurit TNI di Stasiun Purwakarta, 10 Februari 1948.

Jalur kereta api CikampekPurwakarta diresmikan pada 27 Desember 1902 dan sampai di Padalarang pada tanggal 2 Mei 1906. Dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS), jalur-jalur tersebut dibangun untuk memangkas waktu tempuh perjalanan kereta api rute JakartaBandung. SS sangat mengandalkan jalur ini untuk kereta-kereta api ekspres mereka. Bila dibandingkan dengan melewati jalur lintas Cianjur, SS membangun jalur ini untuk pengguna jasa yang ingin cepat sampai di Bandung.[3]

Kereta api yang dijalankan di lintas tersebut diberi nama Vlugge Vier (Cepat 4), yang menggambarkan keandalan, ketangguhan, serta kecepatan kereta api ini menantang medan terjal di jalur tersebut. Stasiun ini menjadi salah satu titik pergantian lokomotif uap karena adanya peralihan medan terjal berkelok-kelok dengan medan datar, titik pergantian lokomotif lainnya pun juga ada di Stasiun Padalarang.

Dahulu, terdapat sebuah rel cabang yang menuju ke depo minyak Pertamina & juga ke bendungan Jatiluhur. Namun, rel cabang ini hanya digunakan saat dalam proses pembangunan saja. Rel cabang tersebut dikhususkan untuk membawa turbin air yang diturunkan dari kapal melalui Stasiun Tanjung Priok. Kini, hanya sedikit bekas dari rel cabang tersebut yang masih tersisa, seperti contohnya pondasi jembatan dan perlintasan sebidang.[4]

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini memiliki enam jalur, dengan jalur 1 merupakan sepur lurus jalur ganda dari arah Jakarta, & jalur 2 merupakan sepur lurus jalur ganda ke arah Jakarta maupun jalur tunggal baik dari & yang menuju ke Bandung. Jalur ganda parsial tersebut diinisiasi pada awal 2002 dan selesai tahun 2004.[5]

Hingga pertengahan era 1980-an saat kejayaan lokomotif uap meredup, Stasiun Purwakarta adalah tempat pergantian lokomotif bagi kereta api yang datang dari arah Jakarta menuju ke arah Bandung. Lokomotif lintas datar yang menarik kereta api dari Jakarta tersebut akan diganti dengan lokomotif tipe mallet yang lebih cocok untuk digunakan di daerah pegunungan.[4] Oleh karena itu, Stasiun Purwakarta didukung dengan fasilitas sebuah depo lokomotif yang cukup besar, walaupun bangunan utama stasiunnya relatif kecil. Depo lokomotif ini diperkirakan tidak beroperasi lagi setelah lokomotif-lokomotif uap mulai dipensiunkan/diakfirkan secara massal. Namun, sehubungan dengan adanya rencana pengoperasian kembali depo lokomotif ini, bangunan depo pun akhirnya kembali direnovasi secara keseluruhan.

Pekarangan emplasemen Stasiun Purwakarta pun juga menjadi tempat unspoor/ditanahkannya mantan kereta rel listrik (KRL) ekonomi non-AC yang pernah beroperasi di lintas Jabodetabek, sejak dihapuskannya KRL non-AC tanggal 25 Juli 2013.[6] KRL Rheostatik, BN-Holec, Hitachi, KRD MCW 302, bahkan K3 pun ditumpuk bersamaan di area ini.

 
Tumpukan KRL di Stasiun Purwakarta, 2017.
 
Tumpukan K3 di Stasiun Purwakarta, 2017.

Pada tahun 2018, tumpukan-tumpukan KRL non-AC, KRD, serta K3 ini pun dirucat habis, & digantikan dengan bangkai-bangkai kereta yang lebih baru. Unit-unit kereta yang dibesituakan ini dijual, dikilokan, maupun dihancurkan & kemudian dihapus dari daftar sarana yang dimiliki oleh PT KAI/KCI.[7]

 
Tumpukan kereta penumpang baru di Stasiun Purwakarta.
 
Tumpukan K3 livery baru di Stasiun Purwakarta.

Terdapat juga sebuah tempat dimana bekas gerbong-gerbong barang yang sudah afkir diunspoor/ditanah, posisinya ada di sebelah kiri pojok emplasemen yang mengarah ke Stasiun Ciganea.

 
Gerbong tipe KKBR yang ditanahkan di Stasiun Purwakarta.
 
Gerbong tipe PPC yang ditanahkan di Stasiun Purwakarta.

Selain Stasiun Purwakarta, tempat perucatan unit KRL-KRL afkir lainnya ada di Stasiun Cikaum & juga di Stasiun Pasirbungur, yaitu tempat perucatan KRL Eksekutif AC milik PT KAI yang diimpor atau diproduksi sebelum tahun 2009, serta KRL milik PT KAI/KCI yang tidak diperpanjang masa pakainya.[8][9]

Kontroversi

Dengan banyaknya foto-foto tumpukan kereta afkir yang beredar di media sosial baik di Facebook, Instagram, maupun di YouTube, stasiun ini menjadi salah satu tempat yang menarik bagi kalangan fotografer maupun railfans. Namun, seringkali terjadi insiden peneguran yang dilakukan oleh petugas keamanan dalam (PKD) kepada orang-orang yang memotret tumpukan kereta afkir ini. Mereka beralasan bahwa pemotret kereta harus mengurus izin terlebih dahulu kepada hubungan masyarakat Daop (Daerah Operasi) setempat, atau juga dengan alasan bahwa ini merupakan area steril. Padahal, sebagian besar orang-orang yang ditegur karena memotret tumpukan kereta afkir tersebut adalah calon penumpang dari stasiun itu sendiri, di mana mereka memotret di dalam area yang aman (peron stasiun). Kejadian yang serupa pun juga kerap terjadi di Stasiun Tanjung Priuk.[10]

Layanan kereta api

Antarkota

Jalur Nama kereta api Kelas Tujuan akhir Keterangan
Lintas selatan Jawa Argo Parahyangan Tambahan Eksekutif Bandung Hanya jadwal pagi di akhir pekan (KA 44A)
Pangandaran Eksekutif dan ekonomi premium Jakarta Gambir



Banjar
Cikuray Ekonomi Jakarta Pasar Senen
Garut
Serayu Purwokerto Via Kiaracondong
Jakarta Pasar Senen
Lintas utara Jawa Baturraden Ekspres Eksekutif dan bisnis Purwokerto

Dihentikan sementara


Bandung
Harina Eksekutif dan ekonomi premium Surabaya Pasarturi
Bandung
Ciremai Eksekutif dan ekonomi Semarang Tawang Hanya jadwal malam
Bandung Hanya jadwal pagi

Lokal

Nama kereta api Tujuan akhir Keterangan
Lokal Bandung Raya (Cicalengka–Purwakarta) Purwakarta Hanya jadwal malam
Garut Cibatuan (Garut–Purwakarta pp) Hanya jadwal siang
Garut Perjalanan pagi dan malam
Walahar Ekspres Purwakarta
Cikarang

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ a b Tim Telaga Bakti Nusantara.; Asosiasi Perkeretaapian Indonesia. (1997-). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  5. ^ "Rel Kereta Api Ganda di Purwakarta Mulai Dibangun Maret 2002". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2003-07-22. Diakses tanggal 2020-06-02. 
  6. ^ "Jauh dari Kata Seram, Begini 7 Penampakan Kuburan Kereta di Stasiun Purwakarta". Tribun Travel. Diakses tanggal 2019-03-01. 
  7. ^ Fadhli, Faris (Juni 2014). "Djoko Lelono dan New Marcopolo: Tinggal Kenangan". Majalah KA. 95: 18–19. 
  8. ^ "Rangkaian KRL Tidak Terpakai Mulai Dibesituakan". www.re-digest.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-17. Diakses tanggal 2018-03-01. 
  9. ^ Fajrin, Muhammad Pascal (2022-01-31). "KRL Seri 8500 Rangkaian 8612F Tutup Pengiriman KRL Tidak Terpakai ke Pasirbungur". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2022-02-02. 
  10. ^ Ramdhani, G. (2019-11-13). "Spot Foto Unik dan Menarik di Stasiun Purwakarta yang Wajib Kamu Cobain". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-07-22. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Sadang
menuju Cikampek
Cikampek–Padalarang Ciganea
menuju Padalarang

6°33′10″S 107°26′47″E / 6.5527886°S 107.4463964°E / -6.5527886; 107.4463964{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman