Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II

bandar udara di Indonesia

Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II (IATA: PKUICAO: WIBB) adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kota Pekanbaru dan sebelumnya bernama Bandara Simpang Tiga. Bandara ini memiliki luas 321,21 ha. Dalam rangka menyambut PON XVII pada tahun 2012, bandara ini diperluas sehingga nantinya dapat menampung pesawat yang lebih besar. Bandara ini juga menjadi home-base bagi Skuadron Udara 12 TNI AU. Nama bandara ini diambil dari nama Sultan Syarif Kasim II, seorang pahlawan Nasional Indonesia dari Riau.

Bandar Udara Internasional
Sultan Syarif Kasim II

Sultan Syarif Kasim II
International Airport

بندر اودارا اينترنسيونل سلطان شريف قاسم ٢

Lapangan Terbang Antarabangsa
Sultan Syarif Kasim II
Informasi
JenisPublik / Militer
PemilikPT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)
PengelolaPT Angkasa Pura II
MelayaniPekanbaru
LokasiPekanbaru, Riau, Indonesia
Dibuka1940
Maskapai penghubung
Maskapai utama
Ketinggian dpl31 mdpl
Koordinat0°27′39″N 101°26′40″E / 0.46083°N 101.44444°E / 0.46083; 101.44444
Situs webhttp://www.sultansyarifkasim2-airport.co.id/
Peta
PKU/WIBB di Sumatra
PKU/WIBB
PKU/WIBB
Lokasi bandara di Riau / Indonesia
PKU/WIBB di Indonesia
PKU/WIBB
PKU/WIBB
PKU/WIBB (Indonesia)
PKU/WIBB di Asia Tenggara
PKU/WIBB
PKU/WIBB
PKU/WIBB (Asia Tenggara)
PKU/WIBB di Asia
PKU/WIBB
PKU/WIBB
PKU/WIBB (Asia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
kaki m
18/36 8.530 2.600 Aspal
Statistik (2018)
Penumpang4,135,762

Sejarah

Bandar udara Sultan Syarif Kasim II (SSK. II) Pekanbaru adalah bandara peninggalan Sejarah dari zaman kemerdekaan melawan penjajah Belanda dan Jepang. Saat itu di sebut “Landasan Udara” di mana landasan tersebut masih terdiri dari tanah yang di keraskan dan di gunakan sebagai Pangkalan Militer. Awalnya Landasan pacunya adalah dari Timur menuju Barat dengan nomor runway 14 dan 32. Pada awal kemerdekaan di bangun landasan pacu baru yang terbentang dari arah utara menuju selatan dengan nomor runway 18 dan 36. Panjang landasan lebih kurang 800 meter dengan permukaan landasan berupa kerikil yang di padatkan. Pada tahun 1950 landasan pacu di perpanjang menjadi 1.500 meter, dan pada tahun 1967 landasan di mulai proses pengaspalan Runway, Taxi, dan Apron setebal 7 cm serta pertambahan panjang landasan sepanjang 500 meter.

Pada tahun 1960 Pemerintah mengoperasikan bandara ini menjadi bandara Perintis dan mengubah nama dari Landasan Udara menjadi “Pelabuhan Udara Simpang Tiga”. Nama Simpang Tiga diambil karena lokasinya berada tiga jalan persimpangan yaitu jalan menuju Kota Madya Pekanbaru, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Indragiri Hulu. Berdasarkan Rapat Kepala Kantor Perwakilan Departemen Perhubungan tanggal 23 Agustus 1985 nama Pelabuhan Udara Simpang Tiga diganti menjadi Bandar Udara Simpang Tiga terhitung tanggal 1 September 1985.

Pada 1 April 1994 Bandar Udara Simpang Tiga bergabung dengan Manejemen yang di kelolah oleh PT Angkasa Pura II (Persero). Dan di sebut dengan Kantor Cabang Bandar Udara Simpang Tiga Yang kelak berubah nama menjadi Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II yang di tetapkan melalui keputusan Presiden No.Kep.473/OM.00/1988-AP II tgl. 4 April 1998 dan di resmikan oleh Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid tgl 29 April 2000.[1]

Pada tahun 2009 lalu, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II telah dimulai peluasan Bandara Sultan Syarif Kasim II oleh pihak Angkasa Pura II yang bekerja sama dengan pemerintah provinsi Riau. Peluasan ini direncanakan akan diselesaikan pada akhir 2011 dan dibangun sebagai persiapan menghadapi Pekan Olah Raga Nasional (PON) yang akan digelar pada 2012. Peluasan ini dilakukan karena dinilai tidak lagi dapat menampung jumlah penumpang melalui menggunakan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II yang setiap tahunnya semakin meningkat.

Maskapai Penerbangan dan tujuan

Penumpang

MaskapaiTujuan
AirAsia Kuala Lumpur–Internasional
Batik Air Jakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta, Makassar
Batik Air Malaysia Melaka
Citilink Bandung, Batam, Jakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta, Medan, Yogyakarta–Internasional
Garuda Indonesia Batam, Jakarta–Soekarno–Hatta, Medan, Padang
Indonesia AirAsia Jakarta–Soekarno–Hatta
Lion Air Bandung, Batam, Jakarta–Soekarno–Hatta, Yogyakarta–Internasional
Musiman: Jeddah, Madinah
Malaysia Airlines Kuala Lumpur–Internasional
Scoot Singapura
Super Air Jet Batam, Jakarta–Soekarno–Hatta
Susi Air Dabo, Pasaman Barat, Tanjung Balai Karimun, Tembilahan
Wings Air Batam, Bengkulu, Dabo, Dumai, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Tanjung Pinang


Kargo

MaskapaiTujuan
Asia Cargo Airlines Kertajati
Asialink Airlines Batam
Cardig Air Jakarta—Soekarno—Hatta
Garuda Cargo Musiman: Hong Kong, Singapura
Republic Express Airlines Batam

Statistik

Penerbangan tersibuk keluar dari Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II berdasarkan frekuensi [butuh rujukan][2][3]
No Rute Frekuensi
(Mingguan)
Maskapai penerbangan
1 Jakarta 133 Garuda Indonesia, Lion Air, Citilink, Batik Air
2 Batam 35 Lion Air, Citilink
3 Medan 14 Lion Air, Citilink
4 Kuala Lumpur-KLIA 10 AirAsia
5 Dumai 14 Wings Air[4]
6 Singapore 3 Scoot
7 Kertajati 7 Lion Air
8 Melaka 5 Malindo Air

Kecelakaan dan insiden

Pada tanggal 28 April 1981, Douglas C-47A PK-OBK milik Airfast Indonesia jatuh pada saat melakukan pendekatan merupakan penerbangan penumpang tidak berjadwal. Sembilan dari 17 orang dalam pesawat tewas.[5] Pada tanggal 14 Januari 2002, Lion Air Penerbangan 386 jatuh di hutan riau. Pada 14 Februari 2011, penerbangan Lion Air 392 keluar landasan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Tidak ada korban jiwa atau cedera.[6][7] Pesawat itu mencoba mendarat tiga kali namun gagal.[8] Pada 15 Februari 2011 pesawat Lion Air yang lain keluar landasan.

Mengenai dua insiden diatas, kemenhub telah melarang semua pesawat Boeing 737-900 ER mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II ketika landasan pacu yang basah. Lion air akan menaati larangan tersebut dan akan menggantinya dengan pesawat Boeing 737-400 yang lebih kecil.[9]

Pada tanggal 17 Juli 2012 pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 174, tergelincir keluar landasan.[10]

Galeri

Referensi

Lihat pula

Pranala luar