Sungai Ok Tedi
Ok Tedi adalah sebuah sungai di pulau Papua (New Guinea). Tambang Ok Tedi terletak di hulu sungai, yang bersumber di Pegunungan Star. Hampir keseluruhan sungai ini mengalir melintasi Distrik Fly Utara di Provinsi Barat Papua Nugini, tetapi sungai ini menyeberangi perbatasan internasional dengan Indonesia sepanjang kurang dari satu kilometer. Pemukiman terbesar di Provinsi Barat, Tabubil terletak di dekat tepiannya.
Ok Tedi | |
---|---|
Lokasi | |
Country | Papua Nugini, Indonesia |
Region | Provinsi Barat |
Ciri-ciri fisik | |
Hulu sungai | |
- lokasi | Pegunungan Star, Papua Nugini |
- koordinat | 5°5′24″S 141°13′5″E / 5.09000°S 141.21806°E |
- elevasi | 1.619 m (5.312 ft) |
Muara sungai | |
- lokasi | Sungai Fly, Papua Nugini |
- koordinat | 6°10′5″S 141°7′8.5″E / 6.16806°S 141.119028°E |
- elevasi | 22 m (72 ft) |
Daerah Aliran Sungai | |
Anak sungai | |
- kiri | Ok Menga, Ok Ma |
Deskripsi
Dikenal sebagai "Ok Tedi" oleh orang Yonggom yang tinggal di tepian barat, diganti namanya menjadi Sungai Alice oleh penjelajah Italia Luigi d'Albertis.[1] Ok merupakan kata untuk "air" atau "sungai" dalam rumpun bahasa Ok. Merupakan anak sungai yang mengalir ke Sungai Fly. Anak sungai Ok Tedi sendiri termasuk sungai Birim.
Jalan Raya Kiunga-Tabubil berjalan sejajar dengan sungai itu pada sebagian besar alirannya, sampai di selatan Ningerum mana jalan raya itu berbelok ke tenggara menuju Kiunga, sebuah kota pelabuhan di Sungai Fly.
Sungai ini mengalir sangat cepat dan memiliki kapasitas yang sangat besar. Terletak di tepian pasir, yang memungkinkan sungai ini mengubah arah dengan cepat tanpa peringatan. Kondisi pasir di dasar sungai dan hujan yang sangat tinggi dari daerah resapannya membuatnya salah satu yang paling cepat mengalir di antara sungai-sungai di dunia. Deru dari sungai dapat didengar beberapa kilometer jauhnya melalui hutan lebat dalam distrik itu.
Kemurnian sungai itu dihancurkan oleh bencana lingkungan Ok Tedi, suatu lubang raksasa penambangan tembaga/emas yang membuang limbah langsung ke sungai. Sampai baru-baru ini dilakukan penyitaan oleh pemerintahan Papua Nugini, tambang tersebut dimiliki oleh BHP Billiton, suatu perusahaan pertambangan, logam dan minyak multinasional Anglo-Australia yang berkantor pusat di Melbourne, Australia. Merupakan perusahaan pertambangan terbesar di dunia diukur dari pendapatan tahun 2013.
Lihat pula
Referensi
- ^ Peter D. Dwyer, Monica Minnegal and Chris Warrillow The forgotten expedition - 1885: The Strickland River, Papua New Guinea Journal of the Royal Australian Historical Society 101(1):7-24 · June 2015