Pollotarianisme
Pollotarianisme merupakan praktik pola makan semi vegetarian yang memasukkan menu unggas sebagai satu-satunya sumber daging ke dalam menu makan hariannya. Mereka yang menekuni pola makan ini masih bisa mendapatkan asupan daging yang berasal dari ayam, bebek, hingga kalkun dalam jumlah sedang sebagai pengganti daging merah seperti sapi, kambing, dan domba.[1] Selain unggas, pola makan ini sebagian besar berkisar pada konsumsi makanan nabati, seperti sayuran, buah-buahan, serealia utuh, buah geluk atau kacang pohon, biji-bijian, dan lemak sehat. Mereka juga mengonsumsi telur tetapi tidak selalu mengonsumsi produk turunan dari susu.[2]
Pollotarianisme | |
---|---|
Deskripsi | |
Pola makan yang menjadikan unggas sebagai satu-satunya sumber daging | |
Pilihan Pola Makan Terkait | |
Pola makan terkait | |
Sumber makanan
Beberapa bahan makanan yang memungkinkan untuk dikonsumsi pada pola makan pollotarian di antaranya adalah serealia utuh dan produknya (kinoa, haver, milet, farro), buah-buahan (apel, anggur, pisang, beri, pir), Sayuran (brokoli, bayam, cucurbita, kentang ), kacang-kacangan (miju-miju, kacang arab black bean, kacang jogo ), kacang pohon, nut butter, dan biji-bijian (biji labu, mentega almond, kacang kenari), unggas (daging ayam, kalkun, bebek), makanan berprotein nabati (tahu, pea protein, seitan ), lemak sehat (alpukat, minyak zaitun, kelapa, minyak kelapa), dan produk non-dairy (sari kacang almond, yoghurt kelapa, santan).[3]
Kata pollo dalam pollotarian merupakan akar kata dari bahasa Spanyol dan Italia yang memiliki arti ayam ternak (chicken). Untuk beberapa alasan, Pollotarian merupakan pola makan bagi orang-orang yang ingin memulai langkah kecil menuju vegetarian, atau karena peduli akan dampak kesehatan dan lingkungan dari mengonsumsi daging merah.[4] Sebuah studi menunjukkan bahwa produksi daging sapi mengeluarkan sekitar 500% lebih banyak gas rumah kaca, membutuhkan 2800% lebih banyak lahan dan 1100% lebih banyak air daripada hewan ternak lainnya.[2]
Manfaat
Saat ini tidak banyak penelitian yang dilakukan mengenai pola makan pollotarian secara khusus, teteapi potensi manfaat kesehatannya sebagian besar didasarkan pada pengurangan konsumsi daging merah dan daging olahan. Pollotarianisme juga memberikan manfaat yang serupa dengan yang ditawarkan oleh pola makan vegetarian karena juga menekankan pada makanan nabati.[3] Sumber makanan ini juga seringnya tinggi serat dan rendah lemak jenuh sehingga dapat melindungi dari diabetes tipe 2. Satu studi kepada lebih dari 60.000 orang dewasa menemukan bahwa semi-vegetarian 1,5% lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki diabetes tipe 2, dibandingkan dengan non-vegetarian.[5]
Beberapa penelitian juga telah mengaitkan bahwa tingginya asupan daging merah terutama daging olahan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.[6] Sebaliknya, studi berbasis populasi menghubungkan asupan unggas dengan penurunan risiko penyakit jantung. Hubungan ini disebabkan oleh peningkatan asupan unggas yang mengakibatkan penurunan asupan daging merah.[7][8] Selain risiko penyakit jantung, asupan daging merah yang tinggi terutama daging olahan, berkaitan dengan peningkatan risiko jenis kanker tertentu termasuk kanker kolorektal.[9]
Manfaat lainnya adalah, mereka yang mengikuti pola makan vegetarian cenderung memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih rendah daripada non-vegetarian, begitu juga pada pola makan nabati, seperti pola makan pollotarian, telah ditemukan untuk membantu penurunan berat badan.[10]
Referensi
- ^ "Diet Pollotarian: Protokol, Manfaat, dan Efek Samping". Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan - DokterSehat (dalam bahasa Inggris). 2019-08-09. Diakses tanggal 2022-10-22.
- ^ a b Vecchiarelli, Samantha (2021-06-13). "Check Out These Exciting New Products from Our Place -" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-22.
- ^ a b "What Is a Pollotarian Diet? Benefits, Food Lists, and More". Healthline (dalam bahasa Inggris). 2019-08-05. Diakses tanggal 2022-10-22.
- ^ Erickson, Agnes (2021-02-12). "The Truth About The Pollotarian Diet". Health Digest (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-10-22.
- ^ Tonstad, Serena; Butler, Terry; Yan, Ru; Fraser, Gary E. (2009-05). "Type of vegetarian diet, body weight, and prevalence of type 2 diabetes". Diabetes Care. 32 (5): 791–796. doi:10.2337/dc08-1886. ISSN 1935-5548. PMC 2671114 . PMID 19351712.
- ^ Bernstein, Adam M.; Sun, Qi; Hu, Frank B.; Stampfer, Meir J.; Manson, JoAnn E.; Willett, Walter C. (2010-08-31). "Major Dietary Protein Sources and the Risk of Coronary Heart Disease in Women". Circulation. 122 (9): 5. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.109.915165. ISSN 0009-7322. PMC 2946797 . PMID 20713902.
- ^ Takata, Yumie; Shu, Xiao-Ou; Gao, Yu-Tang; Li, Honglan; Zhang, Xianglan; Gao, Jing; Cai, Hui; Yang, Gong; Xiang, Yong-Bing (2013-02-22). "Red Meat and Poultry Intakes and Risk of Total and Cause-Specific Mortality: Results from Cohort Studies of Chinese Adults in Shanghai". PLoS ONE. 8 (2): e56963. doi:10.1371/journal.pone.0056963. ISSN 1932-6203. PMC 3579947 . PMID 23451121.
- ^ Park, Kyong; Son, Jakyung; Jang, Jiyoung; Kang, Ryungwoo; Chung, Hye-Kyung; Lee, Kyong Won; Lee, Seung-Min; Lim, Hyunjung; Shin, Min-Jeong (2017-05-15). "Unprocessed Meat Consumption and Incident Cardiovascular Diseases in Korean Adults: The Korean Genome and Epidemiology Study (KoGES)". Nutrients. 9 (5): 498. doi:10.3390/nu9050498. ISSN 2072-6643. PMC 5452228 . PMID 28505126.
- ^ Aykan, Nuri Faruk (2015-12-28). "Red Meat and Colorectal Cancer". Oncology Reviews. 9 (1): 288. doi:10.4081/oncol.2015.288. ISSN 1970-5565. PMC 4698595 . PMID 26779313.
- ^ Turner-McGrievy, Gabrielle; Mandes, Trisha; Crimarco, Anthony (2017-5). "A plant-based diet for overweight and obesity prevention and treatment". Journal of Geriatric Cardiology : JGC. 14 (5): 369–374. doi:10.11909/j.issn.1671-5411.2017.05.002. ISSN 1671-5411. PMC 5466943 . PMID 28630616.