Sumpah Pemuda

peristiwa penting dalam gerakan kemerdekaan Indonesia
Revisi sejak 26 Oktober 2022 13.17 oleh 140.213.132.11 (bicara) (ggggggggdgdgggdgdgb is the only thing i i in my car so you know what you need and what i is going on and what is going to be the most expensive one in my car so you don’t have to leave me a black one so you don’t have to go back and leave it alone so you can leave the house and go back and forth and go to bed so i don’t leave it unlocked and go to play and leave the door open and go back and go in and go to play with the other car and then go to the store to go back and go back home to get a ca)

Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Gedung Museum memperingati Kongres Pemuda II
Lukisan di Jakarta pada tahun 1985 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27—28 Oktober 1928 di Batavia (kini bernama Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.

Delegasi pemuda Jawa (Jong Java)

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda.[1] Naskah orisinil diabadikan menggunakan ejaan Van Ophuijsen.

Isi dan Makna Sumpah Pemuda

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.

Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Bunyi ketiga keputusan kongres dalam Ejaan Bahasa Indonesia (ejaan terbaru yang digunakan pada masa kini):

Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan. Sumpah Pemuda mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa dan membuktikan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.[2]

Rumusan Kongres

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.[3] Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref>oaksokaikaooaookakakakakk

  1. Ketua: Soegondo Djojopoespito
  2. Wakil Ketua: R. M. Joko Marsaid
  3. Sekretaris: Mohammad Yamin (menulis rumusan kongres pemuda kedua)
  4. Bendahara: Amir Sjarifoeddin
  5. Pembantu I: Johan Mohammad Cai
  6. Pembantu II: R. Katja Soengkana
  7. Pembantu III: Rumondor Cornelis Lefrand Senduk
  8. Pembantu IV: Johannes Leimena
  9. Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud

Peserta

Peringatan

Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, yaitu hari nasional bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

Catatan kaki

  1. ^ "Museum Sumpah Pemuda". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-06-25. Diakses tanggal 2009-09-27. 
  2. ^ Adam, Asvi Warman (2010). Menguak misteri sejarah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-504-8. OCLC 663099220. 
  3. ^ Sugondo Djojopusito: Ke Arah Kongres Pemuda II, Media Muda Tahun I No. 6 & 7, halaman 9-11.
  4. ^ Adryamarthanino, Verelladevanka (2021-08-03). "Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-05-23. 

Pranala luar

Lihat pula