Dipawali

Festival cahaya yang berlangsung selama lima hari di India
Revisi sejak 30 Oktober 2022 05.47 oleh Mr. string of loop (bicara | kontrib) (Signifikansi Hinduisme: Perbaikan tata bahasa)

Dipawali, Diwali, Dīpāvali (Sanskerta: दीपावली, bahasa Hindi: दिवाली, bahasa Marathi: दिवाळी, bahasa Kannada: ದೀಪಾವಳಿ, Kokani: धाकली दिवाळी, bahasa Tamil: தீபாவளி, bahasa Telugu: దీపావళి, bahasa Urdu: دیوالی) adalah Salah satu perayaan Agama Hindu yang berarti "Festival Cahaya". Festival ini melambangkan kemenangan baik (Dharma) atas keburukan (Adharma), dan Lampu atau Pelita melambangkan perayaan serta harapan umat manusia. Perayaan Dipawali berpusat kepada Lampu-lampu dan Cahaya, terutama kepada sebuah lampu tradisional (Diya). Kembang api turut dipakai didalam festival tersebut.

Didalam Kalender Agama Hindu, Perayaan Dipawali terjadi pada bulan "Ashwayuja", Sedangkan Di dalam Kalender Masehi, Perayaan Dipawali terjadi pada bulan Oktober atau November. Perayaan Dipawali diawali dengan sebuah Perayaan yang bernama hari raya Navratri. Di India, Perayaan Navratri dirayakan untuk melakukan pemujaan terhadap Dewi Durga beserta aspek perwujudannya dalam mengalahkan seorang Iblis yang bernama Mahisasura. 20 hari sebelum Perayaan Dipawali, terdapat beberapa Perayaan seperti Perayaan Dussehra, Vijayadashami, Dasara, dan Dhanteras.

Festival Diwali/Dipawali Selalu dikaitkan dengan Dewi Lakshmi, Yakni, Dewi kekayaan, kemakmuran, kesuburan dan kemenangan. Bagi Penganut Agama Hindu aliran Waisnawa, Ashta Lakshmi merupakan perwujudan Adi Shakti Parashakti (Perwujudan yang paling tinggi), Perwujudan Kemenangan dan Perwujudan aspek Alam Semesta.

Dibeberapa daerah di India maupun di Indonesia, ada yang mengaitkan Adi Shakti Parashakti dengan Dewa Krishna, Dewa Wisnu, Dewi Durga, Dewi Sri, Dewa Rama dan Dewi Sita dan Dewa Dhanwantari.

Penganut Agama Hindu, Jain, dan Sikh, menganggap Perayaan tersebut merupakan sebuah Perayaan hidup. Penganut Agama tersebut menggunakan Perayaan Dipawali sebagai sarana untuk memperkuat tali persaudaraan antara keluarga dan teman. Untuk umat Jain, Hal Ini adalah salah satu festival terpenting, Karena, akan menandai dimulainya tahun yang baru.

Perayaan Dipawali

Perayaan Dipawali didalam berbagai Kalender

Perayaan Dipawali ditetapkan berdasarkan Kalender Agama Hindu (Kalender yang termasuk Iunisolar).

Menurut Kalender Gregorius, Perayaan Dipawali terjadi pada bulan Oktober atau November. Pada tahun 2005, Perayaan Dipawali dirayakan pada tanggal 1 November. Pada tahun 2006, Perayaan Dipawali dirayakan pada tanggal 21 Oktober. Pada tahun 2007, Perayaan Dipawali dirayakan pada tanggal 8 November, dan pada tahun 2022, Perayaan Dipawali dirayakan pada tanggal 12 November, lebih tepatnya pada hari Minggu.

Makna Perayaan Dipawali

Perayaan Dipawali merupakan sebuah Perayaan yang menandakan kemenangan baik (Dharma) atas keburukan (Adharma). Kata Dipawali diambil dari Bahasa Sanskerta, Yakni, Kata Dipavali yang berarti barisan cahaya yang menandakan kemenangan terang atas kegelapan.

Pada saat Perayaan Dipawali, Banyak penganut Agama Hindu mengenakan pakaian baru, Berbagi permen kepada orang orang terdekat dan menyalakan kembang api. Di sebelah bagian utara India, Umat Hindu mengawali sebuah periode finansial yang baru pada saat Perayaan Dipawali dan "Akun" kedua dibuka pada saat yang bersamaan.

  • Pada saat Perayaan Dipawali, Umat Hindu merayakan kembalinya Rama (Sang Raja Ayodhya), Serta Istrinya (Sita), dan adiknya yang merupakan seorang Laksamana ke Ayodhya dari sebuah perang di mana Rama membunuh Asura Rahwana (Ravana). Dipercaya juga bahwa penyalaan lampu melambangkan jalan cahaya yang membimbing mereka di dalam kegelapan.

Rangkaian Festival

Hari pertama dalam Festival Dipawali yang disebut Vasu Daras diperuntukkan bagi hewan sapi yang dipandang suci oleh kaum Hindu. Pada peringatan Vasu Daras, Raja Pithu dipercaya membebaskan rakyatnya dari bencana kelaparan dengan menangkap "bumi". Dalam mitologi agama Hindu, sapi merupakan simbol dari bumi, yang susunya membawa kehidupan dan kesuburan tanah. Hari kedua disebut sebagai Dhan Teras yang memperingati munculnya Dewa Dhanvantari dari samudera. Hari kedua ini dianggap sebagai hari paling baik bagi umat Hindu untuk membeli barang berharga seperti emas dan perak karena dipercaya akan membawa keberuntungan sepanjang tahun.

Hari ketiga yang disebut Naraka Chaturdashi merupakan peringatan Dewa Krisna membunuh raksasa Narakasura yang melambangkan kemenangan kebaikan terhadap kejahatan. Peristiwa ini merupakan puncak dari Dipawali yang diisi dengan pembuatan Rangoli (bentuk kesenian tradisional India berupa dekorasi dari beras dan tepung yang diwarnai dengan rempah). Selain itu, saat perayaan Naraka Chaturdashi, umat Hindu akan melakukan upacara pemujaan Dewa Krisna dan anak-anak bermain kembang api.

Hari keempat disebut sebagai Laksmi Puja yang diisi dengan pemujaan terhadap Dewi Laksmi (pembawa kesejahteraan) dan Dewa Ganesha (pembawa keberuntungan). Di daerah India utara, hari keempat menjadi puncak dari Festival Dipawali. Hari kelima atau Bali Pratipada adalah peringatan kemenangan Dewa Krisna yang menyelamatkan rakyat dan sapi dari bencana banjir dengan cara mengangkat Bukit Govadhana. Hari keenam atau Yama Dwitiya diperingat untuk mengenang kunjungan Yama (dewa kematian) ke adiknya Yami yang diisi dengan makan bersama dan Yama memberikan hadiah kepada adiknya. Oleh karena itu, pada hari keenam ini, umat Hindu memiliki tradisi mengunjungi saudara perempuan dan memberikan hadiah.

Dipawali di Indonesia

Di Indonesia, Dipawali dirayakan oleh keturunan India dan umat Hindu di seluruh Indonesia. Festival ini terutama dirayakan di Sumatra Utara dan Bali. Kuil-kuil Hindu seperti di Kuil Dewi Shri Mariamman di Medan, Kuil Durga Amman di Semarang dan Pura Ida Betari Durga di Bali. Saat perayaan Diwali selalu ramai baik dari umat dan para pendatang lainnya.

Tanggal Perayaan Dipawali

  • 1980: 7 November
  • 1981: 27 Oktober
  • 1982: 15 November
  • 1983: 4 November
  • 1984: 24 Oktober
  • 1985: 12 November
  • 1986: 2 November
  • 1987: 22 Oktober
  • 1988: 9 November
  • 1989: 29 Oktober
  • 1990: 18 Oktober
  • 1991: 5 November
  • 1992: 25 Oktober
  • 1993: 13 November
  • 1994: 3 November
  • 1995: 24 Oktober
  • 1996: 11 November
  • 1997: 31 Oktober
  • 1998: 20 Oktober
  • 1999: 8 November
  • 2000: 27 Oktober
  • 2001: 15 November
  • 2002: 4 November
  • 2003: 25 Oktober
  • 2004: 12 November
  • 2005: 2 November
  • 2006: 22 Oktober
  • 2007: 9 November
  • 2008: 28 Oktober
  • 2009: 18 Oktober
  • 2010: 6 November
  • 2011: 26 Oktober
  • 2012: 13 November
  • 2013: 3 November
  • 2014: 23 Oktober
  • 2015: 11 November
  • 2016: 30 Oktober
  • 2017: 19 Oktober
  • 2018: 7 November
  • 2019: 27 Oktober
  • 2020: 14 November
  • 2021: 4 November
  • 2022: 24 Oktober
  • 2023: 12 November
  • 2024: 1 November
  • 2025: 26 Oktober
  • 2026: 8 November
  • 2027: 29 Oktober
  • 2028: 17 Oktober
  • 2029: 5 November
  • 2030: 26 Oktober
  • 2031: 14 November
  • 2032: 31 Oktober

Pranala luar