Nezar Patria

Aktivis dan penyair Indonesia
Revisi sejak 5 November 2022 02.55 oleh Bot5958 (bicara | kontrib) (Perbarui referensi situs berita Indonesia)

Nezar Patria (lahir 5 Oktober 1970) adalah seorang wartawan, aktivis, dan juga penyair yang merupakan salah satu dari tiga belas korban penculikan aktivis pada masa Orde Baru.[1] Kini Nezar berperan sebagai Direktur Kelembagaan PT. Pos Indonesia (Persero).[2]

Nezar Patria
Direktur Kelembagaan Pos Indonesia
Mulai menjabat
23 September 2020
PresidenJoko Widodo
Informasi pribadi
Lahir(1970-10-05)5 Oktober 1970
Indonesia Sigli, Aceh
KebangsaanIndonesia Indonesia
AlmamaterUniversitas Gadjah Mada
Universitas London
ProfesiJurnalis
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ia memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tahun 1997 dan Magister Sejarah Hubungan Internasional dari London School of Economics (LSE), Universitas London, Inggris.

Nezar adalah putra dari tokoh pers senior Aceh yang juga Pemimpin Umum harian Serambi Indonesia, Sjamsul Kahar.[3]

Akhir 1998, ia memutuskan beralih dari jalur aktivisme untuk menjadi seorang jurnalis. Dia bekerja menjadi wartawan di Tempo tahun 1999-2008. Karirnya di media berlanjut dengan peran sebagai pendiri portal berita online Viva.co.id (2008-2014) sebelum menjadi wakil pemimpin redaksi di CNN Indonesia Digital (2014-2015). Nezar menduduki jabatan sebagai Pemimpin Redaksi The Jakarta Post tahun 2015-2020.[4][5]

Karier Jurnalistik

Nezar memulai karier jurnalistik sebagai wartawan di Majalah Berita Mingguan Tempo (1999-2008), dan lalu sebagai salah satu pendiri portal VIVA.co.id (2008-2014), dan redaktur pelaksana di media itu. Pada 2014-2016, dia menjadi wakil pemimpin redaksi CNN Indonesia (Digital).

Karya jurnalistik investigasinya pernah memenangkan Tolerance Prize dari International Federation of Journalist (IFJ) bekerjasama dengan European Council di Manila pada 2004.[6]

Nezar ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Anggota Dewan Pers untuk periode Maret 2016-Juni 2019.[7] Itu adalah penugasan kedua, setelah sebelumnya dia menjadi Anggota Dewan Pers dari unsur wartawan, dan menjabat sebagai Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri, periode 2013-2016. Nezar berpengalaman lama memimpin organisasi wartawan, dan dia pernah terpilih sebagai Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2008-2011.[8] Kini dia juga aktif sebagai Anggota Dewan Etik di Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI),[9] sebuah organisasi industri media digital terbesar di Indonesia.

Nezar tercatat sebagai Pemimpin Redaksi The Jakarta Post pada tahun 2020 sebelum meninggalkan dunia jurnalistik setelah ditunjuk menjadi Direktur Kelembagaan di PT Pos Indonesia.[10] Dia secara resmi meninggalkan The Jakarta Post pada 1 Oktober, 2020, atau lima tahun setelah pertama kali bergabung pada tahun 2015 sebagai Direktur Konten di The Jakarta Post Digital, sebelum akhirnya menjadi Pemimpin Redaksi keenam koran tersebut pada Februari 1, 2018.

Aktivisme, Riset, dan Kegiatan Literasi

Selain aktif di organisasi jurnalis, Nezar juga kerap terlibat dalam berbagai riset politik. Dia akrab dengan tema politik sejak masa mahasiswa, terutama karena terlibat aktif dalam gerakan mahasiswa pro demokrasi di awal 1990an hingga reformasi 1998.[11] Di masa itu dia tercatat sebagai Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), sebuah organisasi mahasiswa yang sempat masuk dalam daftar hitam rezim Orde Baru.[12] Kisah penculikan Nezar diterbitkan dalam sebuah artikel di majalah Tempo berjudul "Di Kuil Penyiksaan Orde Baru"[13] dan kemudian menjadi salah satu inspirasi novel berjudul Laut Bercerita oleh rekannya, penulis Leila Chudori.[14]

Di dunia riset dia kini tercatat selaku Dewan Redaksi di Jurnal Prisma,[15][16] sebuah jurnal nirlaba yang diterbitkan oleh LP3ES. Dia juga pernah menjadi periset paruh waktu di International Crisis Group (ICG) Asia Tenggara (2004-2012).

Ia juga pernah menjadi relawan di Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

Nezar juga mencintai karya sastra, dan akrab dengan dunia buku. Bersama esais Tia Setiadi, pada 2017 dia mendirikan Penerbit Circa di Yogyakarta. Penerbit yang bermain di jalur indie itu aktif menerbitkan buku fiksi dan non-fiksi dengan tema seputar jurnalisme, sastra, dan filsafat.[17]

Riwayat Pendidikan

  • S1, Fakutas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia (1997)
  • S2, M.Sc in History of International Relations, the London School of Economics and Political Science (LSE), University of London, The United Kingdom (2007)

Riwayat Pekerjaan

  • Editor MBM TEMPO (1999-2008)
  • Editor Prisma, Jurnal Pemikiran Ekonomi dan Politik, LP3ES, Jakarta (2009-2020)
  • Co-Founder dan Redaktur Pelaksana viva.co.id (2008-2014)
  • Wakil Pemimpin Redaksi CNN Indonesia Digital (2014-2015)
  • Anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri, Dewan Pers Indonesia (2013-2019)
  • Direktur Konten PT Niskala Media Tenggara (2015-2020)
  • Pemimpin Redaksi The Jakarta Post (2015-2020)
  • Direktur Kelembagaan PT. Pos Indonesia (Persero) (2020-sekarang)

Publikasi

Selain karya jurnalistik yang diterbitkan di media nasional, Nezar juga aktif menghasilkan publikasi dalam bentuk artikel ilmiah maupun buku nonfiksi dan puisi.

Buku:

  • Di Kedai Teh Ah Mei, Penerbit Diva, Yogyakarta (2018)[18]
  • Keputusan Sulit Adnan Ganto: Tiga Dekade Menjadi Bankir di Bank Kelas Dunia, CIRCA, Yogyakarta (2017)[19][20]
  • Oposisi Maya, Penerbit Insist, Yogyakarta (2013)[21][22]
  • Premanisme Politik, (bersama FX Rudy Gunawan), Institut Studi Arus Informasi, Jakarta (2000)[23]
  • Dari Maaf ke Panik Aceh, (editor), Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Jakarta (2001)[24]
  • Negara dan Hegemoni menurut Antonio Gramsci, Pustaka Pelajar, Yogyakarta (1999)[25]

Artikel ilmiah:

  • The Rebels, the State and the People: Inclusivity in the Aceh Peace Process (bersama Agus Wandi), Berghof Foundation, IPS Paper 18, 2015[26]
  • The Television Industry in Post-Authoritarian Indonesia (bersama Agus Sudibyo), Journal of Contemporary Asia, Vol.43, No.1, January 2013, Taylor and Francis, Oxford, the United Kingdom.[27]
  • “Dari Senjata ke Kotak Suara”: Peralihan Gerakan Aceh Merdeka ke Politik Elektoral (bersama M Rizwan Haji Ali), Prisma, No. 1 Volume 28, Juni 2009.[28]
  • Indonesia: Pre-Election Anxieties in Aceh, ICG, Asia Briefing No 81, 9 September 2008.[29]
  • Islam and Nationalism in the Free Aceh Movement (1976-2005), a Master’s dissertation at Dept International History, the London School of Economics and Political Science, London, the United Kingdom, 2007.
  • Aceh’s Local Elections: The Role of the Free Aceh Movement (GAM), ICG, Asia Briefing No 57, 29 November 2006.[30]
  • Aceh: Now for the Hard Part, ICG, Asia Briefing No 48, 29 March 2006.[31]
  • Aceh: So Far, So Good, ICG, Asia Briefing No 44, 13 December 2005.[32]
  • Aceh: A New Chance for Peace, ICG, Asia Briefing No 40, 15 August 2005.[33]

Referensi

  1. ^ Wibowo, Efendi Ari (17 Mei 2014). Hasits, Muhammad, ed. "Nezar Patria, korban penculikan yang kini pilih jadi wartawan". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-02-03. 
  2. ^ "Pemred Jakarta Post Nezar Patria Jadi Direktur PT Pos". Ekonomi Bisnis. 24 September 2020. Diakses tanggal 15 November 2020. 
  3. ^ "Nezar Patria dan reformasi rasa kecewa". amp.lokadata.id. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  4. ^ Wahono, Bonardo Maulana. "Nezar Patria dan reformasi rasa kecewa". Lokadata.ID. Diakses tanggal 2020-01-18. 
  5. ^ Lestarini, Ade Hapsari (2020-02-03). "Promosi Pemda Penting untuk Tarik Investor di Aceh". Medcom.id. Diakses tanggal 2020-02-03. 
  6. ^ "Announcement of Winners: Southeast Asia IFJ Journalism for Tolerance Prize / FIP". www.ifj.org (dalam bahasa Spanyol). Diakses tanggal 2021-04-14. 
  7. ^ "Dewan Pers". dewanpers.or.id. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  8. ^ "Nezar Patria Terpilih Jadi Ketua AJI". VIVA.co.id. 2008-11-29. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  9. ^ "Ini Susunan Lengkap Pengurus AMSI Periode 2020-2023 | AMSI.OR.ID" (dalam bahasa Inggris). 2020-09-16. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  10. ^ Post, The Jakarta. "'The Jakarta Post' chief editor Nezar Patria appointed director at Pos Indonesia". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-14. 
  11. ^ "Nezar Patria dan reformasi rasa kecewa". amp.lokadata.id. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  12. ^ "Hari-hari jelang Reformasi, 20 tahun lalu, dalam gambar dan catatan". BBC News Indonesia. 2018-05-21. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  13. ^ Administrator (2008-02-04). "Di Kuil Penyiksaan Orde Baru". Tempo.co. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  14. ^ Shaidra, Aisha (13 Desember 2017). Shaidra, Aisha, ed. "Leila S. Chudori Terbitkan Novel Terbaru, Laut Bercerita". Tempo.co. Diakses tanggal 14 April 2021. 
  15. ^ "Prisma Jurnal". prismajurnal.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-06. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  16. ^ "Prisma Jurnal". www.prismajurnal.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-03. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  17. ^ "Masuk • Instagram". www.instagram.com. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  18. ^ "Divapress Online". divapress-online.com. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  19. ^ Bakri. "Buku Keputusan Sulit Adnan Ganto Diluncurkan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  20. ^ Patria, Nezar (2017). Keputusan sulit Adnan Ganto : kisah seorang anak Buloh Blang Ara tiga dekade menjadi bankir di bank kelas dunia. Rusdi Mathari, Tia Setiadi (edisi ke-Cetakan pertama). Yogyakarta. ISBN 978-602-74549-4-1. OCLC 1003642192. 
  21. ^ "Oposisi Maya – INSISTPress" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-14. 
  22. ^ Oposisi maya. Puthut E. A. (edisi ke-Cet. 1). [Yogyakarta]: Insist Press. 2010. ISBN 978-602-8384-32-2. OCLC 620661136. 
  23. ^ Gunawan, F. X. Rudi (2000). Premanisme politik. Nezar Patria (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Institut Studi Arus Informasi. ISBN 979-8933-25-7. OCLC 44426728. 
  24. ^ Ishak, Otto Syamsuddin (2000-<2008>). Dari maaf ke panik Aceh : sebuah sketsa sosiologi-politik (edisi ke-Cet. 1). [Jakarta]: YAPPIKA. ISBN 979-9381-05-3. OCLC 47225529. 
  25. ^ Patria, Nezar (1999). Antonio Gramsci : negara dan hegemoni. Andi Arief. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-9075-66-1. OCLC 850726499. 
  26. ^ Patria, Nezar (2015). "The Rebels, the State and the People" (PDF). Inclusive Political Settlements Paper. 
  27. ^ Sudibyo, Agus; Patria, Nezar (2013-05-01). "The Television Industry in Post-authoritarian Indonesia". Journal of Contemporary Asia. 43 (2): 257–275. doi:10.1080/00472336.2012.757434. ISSN 0047-2336. 
  28. ^ "Prisma Jurnal". prismajurnal.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-14. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  29. ^ "Indonesia: Pre-Election Anxieties in Aceh". Crisis Group (dalam bahasa Inggris). 2008-09-09. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  30. ^ "Aceh's Local Elections: The Role of the Free Aceh Movement (GAM)". Crisis Group (dalam bahasa Inggris). 2006-11-29. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  31. ^ "Aceh: Now for the Hard Part". Crisis Group (dalam bahasa Inggris). 2006-03-29. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  32. ^ "Aceh: So Far, So Good". Crisis Group (dalam bahasa Inggris). 2005-12-13. Diakses tanggal 2021-04-14. 
  33. ^ "Aceh: A New Chance for Peace". Crisis Group (dalam bahasa Inggris). 2005-08-15. Diakses tanggal 2021-04-14.