Mobutu Sese Seko

presiden pertama dan satu-satunya Zaire, dari tahun 1965 hingga 1997

Mobutu Sese Seko Kuku Ngbendu wa za Banga (14 Oktober 19307 September 1997), dikenal juga dengan Mobutu, atau Joseph Mobutu-Sese Seko, terlahir Joseph-Désiré Mobutu, adalah Presiden Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo) selama 32 tahun (1965 – 1997). Ia menjadi paling berkuasa setelah sebuah peristiwa kudeta.

Mobutu Sese Seko
Presiden Zaire
Masa jabatan
24 November 1965 – 17 Mei 1997
Perdana MenteriBeberapa
Informasi pribadi
Lahir14 Oktober 1930
Lisala, Republik Demokratik Kongo
(sebelumnya dikenal dengan Kongo Belgia)
Meninggal7 September 1997(1997-09-07) (umur 66)
Rabat, Maroko
KebangsaanKongo
Partai politikMouvement populaire de la Révolution
Suami/istriMarie-Antoinette Mobutu (almarhum)
Bobi Ladawa
IMDB: nm0782891 Find a Grave: 8215461 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

awal kehidupan dan menjadi presiden

Nama aslinya adalah Joseph Desire Mobutu. Nama ini kemudian ia ubah sendiri. Makna dari nama barunya adalah: sangat agung. Itu karena ia menganggap dirinya ksatria kukuh yang dikaruniai keterampilan, kecerdikan, dan sanggup memenangkan segala macam pertempuran.

Mobutu lahir di Lisala, Kongo Belgia, sebagai bagian dari suku Ngbandi.

Namun, citra namanya jauh sekali dengan perangainya semasa 30 tahun pemerintahannya. Buktinya, hanya empat tahun setelah bergabung dengan pergerakan nasionalis (1956), ia sudah berani mengkudeta pemerintahan nasionalis Patrice Lumumba, dan menyatakan diri sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Kongo.

Pada tahun 1965, Letjen Mobutu lagi-lagi mengkudeta Presiden Kasavubu. Hal ini dilakukan semata-mata karena ia tidak senang ada ketegangan antara Presiden Kasavubu dan Perdana Menteri Moise Tschombe. Mobutu lalu mendeklarasikan diri sebagai penguasa Kongo hingga lima tahun kedepan. Sejak saat itu ia menjadi orang yang paling berkuasa di Kongo hingga dipilih secara resmi pada tahun 1970.

 
Mobutu Sese Seko, 1973.

Setahun kemudian, Mobutu mengganti nama Kongo menjadi Republik Zaire. Ia lalu melancarkan kampanye anti-Eropa dan gencar mengkampanyekan budaya Afrika. Tak lama setelah itu giliran namanya yang ia ganti. Dari Joseph Desire Mobutu menjadi Mobutu Sese Seko.

Mobutu menasionalisasi semua perusahaan Eropa yang ada di negaranya. Selebihnya ia mengusir semua jenis usaha yang dibangun oleh orang-orang Eropa. Langkah seperti itu tanpa disadarinya menyebabkan ekonomi Zaire turun drastis dan terseok-seok.

Maka dari itu pada tahun 1977 ia ditekan untuk memperbolehkan perusahaan-perusahaan Eropa berbisnis kembali di Zaire. Sadar bahwa pemerintahannya nyaris lumpuh, ia kemudian meminta bantuan Belgia untuk memerangi pemberontak di Provinsi Katanga. Beruntung, Mobutu masih bisa memepertahankan posisinya. Ia terpilih lagi menjadi presiden Republik Zaire.

Sayang, kedudukan yang ia raih justru menempatkannya ke lingkaran kleptokrasi. Ia bekerja sedikit untuk negara namun mengeruk harta negara sebanyak-banyaknya. Pada tahun 1984, kekayaannya ditaksir mencapat empat miliar dollar Amerika Serikat [butuh rujukan]. Uang itu disimpan di Swiss. Mobutu juga diketahui [butuh rujukan] pernah mencarter pesawat Concorde dari Air France, baik untuk perjalanan kenegaraan, dan terutama perjalanan pribadinya serta keluarga untuk berbelanja di Paris . Ia juga memiliki armada mobil Mercedes-Benz yang digunakannya untuk mengunjungi beberapa "istananya", ketika infrastruktur negara hampir hancur, dan rakyatnya kelaparan, ditambah lagi pegawai negeri yang tidak dibayar, menyuburkan praktik korupsi [butuh rujukan]. Ia juga merupakan salah satu contoh nyata dari nepotisme, dimana ia memberikan jabatan pemerintah dan militer kepada kerabat dekatnya dan sesama suku Ngbandi. Ia juga menjadikan puteranya, Nyiwa, menjadi "putra mahkota" untuk menggantikan dia sebagai presiden, tetapi, rencana ini berantakan akibat kematian Nyiwa akibat penyakit AIDS tahun 1994.

Memasuki dekade 1990-an ekonomi Zaire tak kunjung membaik dan sejumlah perlawanan diarahkan kepadanya. Salah satu kelompok anti-Mobutu dari kalangan pemerintahan dipimpin oleh Laurent Monsengwo dan Etienne Tshisekedi.

Perlawanan ini membuat kesehatan Mobutu terganggu. Berkali-kali ia harus menjalani perawatan di Eropa. Di saat terlemah itulah kelompok Tutsi mulai menguasai wilayah timur Zaire. Kelompok Tutsi tak lain adalah oposan lama Mobutu. Perlawanan dilakukan karena Mobutu pernah memberi keleluasaan pada etnis Hutu utnuk melakukan genosida (pembunuhan massal) di Rwanda tahun 1994.

Kelompok Tutsi sendiri sempat terdesak keluar dari Zaire, tetapi bisa kembali bergerak ke negeri ini. Dari wilayah timur Zaire mereka lalu melakukan serangan ke wilayah barat melalui Kinshasa demi menggulingkan Mobutu. Serangan ini didukung Presiden Rwanda, Paul Kagame.

Tanggal 16 Mei 1997, kelompok pemberontak Tutsi dan kelompok lain anti-Mobutu berkoalisi membentuk Kelompok Pembebasan Demokrasi Kongo-Zaire. Mereka berhasil menguasai Kinshasha. Laurent-Désiré Kabila muncul sebagai presiden baru. Nama Zaire dikembalikan lagi menjadi Kongo atau Republik Demokrasi Kongo. Mobutu mengungsi ke Togo. Setelah itu tinggal di Rabat, Maroko. Pada tahun yang sama (1997) ia meninggal karena penyakit kanker prostat yang merupakan salah satu penyakit yang ia derita.

Sumber

  • Edisi Koleksi Angkasa XXIV, "Dirty War", Gramedia, Jakarta, 2005.
Jabatan politik
Didahului oleh:
Joseph Kasavubu
sebagai
Presiden Republik Kongo
Presiden Zaire
Sebelum 1964 Presiden Republik Kongo
Sebelum 1971 Presiden Republik Demokratik Kongo
1965–1997
Diteruskan oleh:
Laurent-Désiré Kabila
sebagai
Presiden Republik Demokratik Kongo