Abu Amru al-Bashri
Abu 'Amru bin al-'Ala bin 'Ammar bin al-'Uryan bin Abdullah bin al-Hushain al-Mazini at-Tamimi (bahasa Arab: أبو عمرو بن العلاء بن عمار بن العريان بن عبد الله بن الحصين المازني التميمي البصري), atau lebih dikenal sebagai Abu Amru al-Bashri (Lahir pada tahun 68/70 H, wafat pada tahun 154 H) adalah seorang ulama dibidang Qira'at al-Qur'an yang juga merupakan salah satu Imam Qira'at Tujuh. Terdapat perbedaan pendapat dalam penyebutan nama, kunyah dan nasabnya.[1]
Abu 'Amru al-Bashri | |
---|---|
Nisbah | al-Mazini, at-Tamimi, al-Bashri |
Etnis | Arab |
Firkah | Sunni |
Minat utama | Qira'at al-Qur'an, Hadis |
Silsilah
suntingAbu Amru bin al-'Ala bin 'Ammar bin al-'Uryan bin Abdullah bin al-Hushain bin al-Harits bin Jalham bin Hujr bin Khuza'i bin Mazin bin Malik bin Amru bin Tamim bin Murr bin Udd bin Amru bin Ilyas bin Mudhar al-Mazini al-Amrawi at-Tamimi.[2][3]
Perkataan ulama tentangnya
sunting- Ibnu Khallikan berkata: Ia adalah orang yang paling pandai (pada zamannya) dibidang al-Qur'an, bahasa Arab dan sya'ir, dan dalam ilmu nahwu ia berada pada tingkatan keempat dari Ali bin Abi Thalib.[1]
- diriwayatkan dari Ibnu Khallikan dalam kitab Wafayat al-A'yan, dari Al-Ashma'i muridnya berkata: Abu 'Amru bin al-'Ala berkata: Aku telah mengetahui dalam ilmu nahwu apa yang belum diketahui oleh al-A'masy, meskipun dituliskan kepadanya tetap tidak bisa menyelesaikannya
- Al-Ashma'i berkata: Aku telah bertanya kepada Abu 'Amru seribu permasalahan, dan ia menjawabnya dengan seribu hujjah
- As-Suyuthi dalam kitab Bughyatu al-Wu'at: Adz-Dzahabi berkata: Riwayat hadisnya sedikit, ia jujur dan dapat dijadikan sebagai hujjah dalam ilmu qira'at.
Guru-gurunya
sunting- Di Makkah, Abu Amru belajar Al-Qur'an kepada: Sa'id bin Jubair, Mujahid bin Jabir, Ikrimah Maula Ibnu Abbas, Atha bin Abi Rabah, Abdullah bin Katsir, dan diriwayatkan ia juga belajar kepada Abul Aliyah Rufai' bin Mihran Ar-Riyahi.[4]
- Di Madinah, ia belajar kepada: Yazid bin Al-Qa'qa', Yahya bin Ma'mar, Syaibah bin Nasah, Yazid bin Ruwan.[5]
- Di Bashrah, ia belajar kepada: Al-Hasan al-Bashri, Nashr bin Ashim al-Laitsi, Abdullah bin Abi Ishaq al-Bashri, dan Al-Walid bin Basyar al-Bashri.[6]
- Di Kufah, ia belajar kepada: Ashim bin Bahdalah.[4]
Murid-muridnya
suntingBanyak murid yang belajar akhlak darinya dan karena itulah Abu Amru mendapat julukan Abu al-Ulama' (bapak para ulama), antara lain: Yunus bin Habib, Yahya bin al-Mubarak, Abdullah bin al-Mubarak, Al-Ashma'i, Isa bin Umar ats-Tsaqafi, Harun bin Musa, Abu Zaid al-Anshari, Syuja' bin Abi Nashr, Al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi, Khalaf al-Ahmar, Al-Akhfasy al-Akbar, Abu Ubaidah Ma'mar bin al-Mutsanna, Mu'adz bin Mu'adz, Abdul Warits bin Sa'id al-Anbari dan lain-lain.[7]
Referensi
sunting- ^ a b "Abu 'Amru bin al-'Ala". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-14. Diakses tanggal 2014-07-07.
- ^ Ibnu Khallikan - Wafayat al-A'yan, jilid 3 hlm 466.
- ^ Ibnu Hazm al-Andalusi - Jamharah Ansab Al-Arab hlm 212.
- ^ a b Ibnul Jazari - Ghayat an-Nihayah, jilid 1 hlm 289.
- ^ الذهبي -معرفة القراء الكبار على الطبقات والأعصار،المجلد الأول ص 79
- ^ السيوطي - بغية الوعاة في طبقات النحويين، المجلد الثاني ص 42.
- ^ Adz-Dzahabi - Thabaqat al-Qura', jilid 1 hlm 184.