Batalyon Infanteri Raider 515/Ugra Tapa Yudha (sebelumnya bernama Batalyon Infanteri 515/Ugra Tapa Yudha) adalah Batalyon Infanteri yang berada di bawah komando Brigif Raider 9/Dharaka Yudha, Divisi Infanteri 2/Kostrad. Sebelumnya, batalyon ini merupakan satuan organik Kodam VIII/Brawijaya, sebelum akhirnya berdasarkan surat perintah Pangdam VIII/Brawijaya Nomor: Sprin/416/III/1978 Batalyon Infanteri 515 diubah statusnya menjadi satuan Kostrad. Tak kurang 138 prajurit gugur di berbagai medan tugas sejak tahun 1945 sampai sekarang.

Batalyon Infanteri Raider 515/Ugra Tapa Yudha
Lambang Yonif Raider 515/Ugra Tapa Yudha
Dibentuk12 Desember 1949
NegaraIndonesia Indonesia
CabangInfanteri Raider
Tipe unitSatuan Tempur
PeranPasukan Pemukul Reaksi Cepat Lintas Medan
Bagian dariBrigif Raider 9/Dharaka Yudha
MarkasBanyuwangi, Jawa Timur
JulukanYonif R 515/UTY
MotoCepat Senyap Tepat
BaretHijau Lumut
MaskotMacan Kumbang
Ulang tahun12 Desember

Markas Batalyon saat ini berkedudukan di Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur.

Pembentukan Raider

Latihan raider Batalyon Infanteri 515/9/2 Kostrad secara resmi dibuka oleh Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad Mayjen TNI Bambang Haryanto, S.Sos., M.M Pada 8 Agustus 2015 di lapangan Sidodadi, Kabupaten Malang.[1] Dan Pada tanggal 30 Oktober 2015, seluruh prajurit Yonif 515/Ugra Tapa Yudha telah menyelesaikan latihan Raider di Pantai Tamban, Malang selama 3 bulan, sehingga "Yonif 515/Ugra Tapa Yudha" berhak menyandang nama "Yonif Raider 515/Ugra Tapa Yudha".[2]

Sejarah

Cikal bakal Batalyon ini telah ada sejak zaman kemerdekaan. Diawali dengan terbentuknya Badan Keamanan Rakyat di wilayah Probolinggo, yang anggotanya terdiri atas: PETA, Keigun, Pemuda Pelajar dan Pemuda Pejuang di bawah pimpinan Letkol Soedarsono pada 29 Agustus 1945. Pada Tanggal 5 Oktober 1945 BKR yang berkedudukan di Probolinggo berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Selanjutnya TKR yang berkedudukan di Probolinggo berganti nama menjadi Yon 4/TKR Resimen II Divisi 8 kekuatan 4 Kompi, dipimpin oleh Komandan Batalyon Mayor H. Katamsi, sedangkan Letkol Soedarsono menjadi Komandan Resimen II. Beberapa waktu kemudian, Komandan Batalyon 4 Mayor H. Katamsi diganti oleh Mayor Sunaryo.

Tanggal 10 Oktober 1946 Batalyon 4 diubah namanya menjadi Batalyon 138/Macan Kumbang Divisi 8, dengan Komandan Batalyon Kapten Abdul Syarif. Dalam rangka mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Batalyon 138/Macan Kumbang mengirimkan Pasukan ke Front Trawas, Prigen, Surabaya, Wonocolo, Pagerwojo dan Prangsang Tombak untuk merebut kembali Kota Surabaya yang telah diduduki Belanda. Selain itu Yon 138/Macan Kumbang selalu mengadakan taktik-taktik gerilya untuk mempertahankan kota Probolinggo secara mati matian dari serangan Belanda. Walaupun putra-putra Yon 138/Macan Kumbang, telah mengadakan perlawanan secara gigih dan mati-matian tetapi kota Probolinggo tidak dapat di pertahankan, dan jatuh ketangan Belanda pada tanggal 12 Juli 1947. Setelah Kota Probolinggo jatuh ke tangan Belanda Yon 138/Macan Kumbang meninggalkan kota tersebut dengan tujuan untuk melanjutkan perjuangan dengan menggunakan taktik-taktik gerilya didaerah: Pelas, Sukopuro, Gending, Kraksaan, Paiton dan Wonoasih sebagai basis gerakan.

Semboyan 138/Macan Kumbang pada waktu itu adalah "Rawe Rawe Rantas Malang Malang Putung" dan "Patah Tumbuh Hilang Berganti" yang artinya serangan–serangan Yon 138/Macan Kumbang silih berganti datangnya, sehingga pasukan Belanda menjadi kacau balao, tetapi sebaliknya tidak sedikit putra-putra Yon 138/Macan Kumbang yang gugur sebagai kusuma bangsa demi mempertahankan keutuhan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, kemudian dimakamkan di Probolinggo (sekarang menjadi TMP Probolinggo).6. Akibat Perjanjian Renville, Februari 1948 Gerilya-Gerilya TNI menghancurkan Kota Probolinggo, sehingga Yon 138/ Macan Kumbang dengan kebesaran jiwanya meninggalkan Kota Probolinggo menuju Ampel Gading, Petung Ombo dan Malang dengan kekuatan Personel 1 Kompi di bawah Pimpinan Kapten Abdul Syarif.

Hari Jadi

Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melanggar Perjanjian Renville, sehingga 21 Desember 1948, dengan kekuatan yang ada Yon 138/Macan Kumbang di bawah pimpinan Kapten Abdul Syarif segera bergerak kembali dari daerah hijrahnya untuk menyusup ke kota Probolinggo guna mengadakan serangan balasan. Namun Yon 138/Macan Kumbang dinyatakan bubar. Setelah Perundingan KMB, atas perintah Komandan Brigade 4 Divisi 1 semua tenaga bersenjata yang berada di Probolinggo disusun menjadi 1 batalyon dengan kekuatan 4 Kompi. Pada tanggal 12 Desember 1949 batalyon tersebut diresmikan menjadi Batalyon 105/Macan Kumbang dengan Komandan Batalyon Infanteri Kapten Abdul Syarif.

Penyerahan kedaulatan terjadi pada tanggal 27 Desember 1949, bersama dengan itu Batalyon 105/Macan Kumbang diubah namanya menjadi Batalyon 134, dan akhirnya menjadi Batalyon Infanteri 515/Ugratapa Yudha. Hari ulang tahun Batalyon berpedoman pada akhir jadinya Yon 105, yaitu pada tanggal 12 Desember 1949. Adapun Sesanti/Tunggul Batalyon "Ugra Tapa Yudha", yang melambangkan waspada dalam pertempuran dan berani dalam kebenaran.

Markas Batalyon

Markas Batalyon saat ini berkedudukan di Tanggul, Jember, Jawa Timur. setelah sebelumnya berpindah pindah. Pada awal terbentuk tahun 1949 sampai dengan 1952 berkedudukan di Lawang, Malang, tahun 1952 sampai dengan 1953 di Rambipuji, Jember, tahun 1953 sampai dengan 1959 di Lumajang, tahun 1959 sampai dengan 1974 di Tanggul, Jember, tahun 1974 sampai dengan 1978 di Lumajang, dan mulai tahun 1978 kembali di Tanggul, Jember, Jawa Timur sampai sekarang. Menurut rencana mako Yonif Raider 515/Kostrad akan dipindah di Kabupaten Banyuwangi tepatnya berada di Desa. Pakistaji, Kec. Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur.[3][4]

Tugas & Operasi

  • Tahun 1951 sampai dengan 1952 penumpasan RMS di Maluku.
  • Tahun 1953 sampai dengan 1954 penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
  • Tahun 1955 sampai dengan 1956 penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
  • Tahun 1957 sampai dengan 1958 penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
  • Tahun 1958 sampai dengan 1959 penumpasan Permesta di Sulawesi Utara.
  • Tahun 1960 sampai dengan 1961 penumpasan Permesta di Sulawesi Utara.
  • Tahun 1962 sampai dengan 1963 operasi mandala Irian Jaya.
  • Tahun 1964 sampai dengan 1965 operasi kilat DI/TII di Sulawesi Selatan.
  • Tahun 1965 penumpasan G 30 S/PKI di jawa Timur.
  • Tahun 1968 sampai dengan 1969 operasi sadar/Papera di Sorong Irian Jaya.
  • Tahun 1972 sampai dengan 1973 penumpasan PGRS Parako di Kalimantan Barat.
  • Tahun 1976 sampai dengan 1977 penugasan Kotindo di Timur Tengah.
  • Tahun 1982 sampai dengan 1983 penugasan di Timor-Timur.
  • Tahun 1985 sampai dengan 1988 penugasan rotasi 3 tahun di Timor- Timur.
  • Tahun 1990 sampai dengan 1991 penugasan di Timor-Timur.
  • Tahun 1992 penugasan PBB di Kamboja BP Yonif Linud 503 dalam Garuda XII-A.
  • Tahun 1993 penugasan PBB ke Kamboja BP Yonif 411 dalam Garuda XII – C.
  • Tahun 1993 sampai dengan 1994 penugasan di Timor-Timur.
  • Tahun 1996 sampai dengan 1998 penugasan ke Irian Jaya.
  • Tahun 1998 PAM kerusuhan massa di Banyuwangi, Surabaya dan Bondowoso.
  • Tahun 1998 sampai dengan 1999 penugasan di Timor-Timur.
  • Tahun 1998 sampai dengan 1999 penugasan di Irian Jaya.
  • Tahun 1999 pengamanan daerah rawan Ambon.
  • Tahun 1999 pengamanan Pemilu di Sulawesi Tengah.
  • Tahun 1999 sampai dengan 2000 BP tugas Yonif 509 dalam rangka operasi sadar rencong II dan III di Aceh.
  • Tahun 1999 pengamanan daerah rawan di Bali.
  • Tahun 1999 BP Yonif 509 dalam rangka Latma Safkar Indopura.
  • Tahun 2000 BP Yonif 514 penugasan ke Atambua.
  • Tahun 2000 sampai dengan 2001 penugasan Rajawali di Irian Jaya.
  • Tanggal 6 Mei 2002 sampai dengan 20 Mei 2003 melaksanakan PAM Objek Vital di Timika-Irian Jaya.
  • Tahun 2003 sampai dengan 2004 penugasan Babinsa tempur ke Rahwan Aceh.
  • Tanggal 12 Juni 2004 sampai dengan 20 September 2005 melaksanakan penugasan ke Rahwan Aceh.
  • Tanggal 25 Juli 2007 sampai dengan 20 Juli 2008 melaksanakan penugasan ke Rahwan Maluku/Maluku Utara.
  • Tanggal 18 Juli 2016, menjadi hari bersejarah bagi Batalyon 515, karena Tim Alfa 29 dalam Satgas Operasi Tinombala berhasil menewaskan Santoso, buron teroris yang paling dicari saat itu di pegunungan Poso Pesisir, Sulawesi Tengah.
  • Tanggal 29 Agustus 2017, penugasan pengamanan daerah rawan Maluku.[5]

Satgas Tinombala – Tim Alfa 29

Tim Alfa 29 Yonif Raider 515/Ugra Tapa Yudha berhasil menembak mati Santoso, Kepala Kelompok Santoso di wilayah Pegunungan Poso Pesisir, Sulawesi Tengah pada tanggal 19 Juli 2016.[6] Tim Alfa 29 terdiri dari sembilan prajurit Kostrad.

Komandan Yonif Raider 515 Ugra Tapa Yudha Dari Masa Ke Masa

  1. Letkol Inf Soedarsono (1945 s.d. 1945)
  2. Mayor Inf H. Katamsi (1945 s.d. 1946)
  3. Mayor Inf Soenarjo (1946 s.d. 1946)
  4. Kapten Inf Abdul Syarif (1946 s.d. 1957)
  5. Kapten Inf M. Pudji Rahardjo (1957 s.d. 1958)
  6. Kapten Inf R. Moch. Djamal (1958 s.d. 1960)
  7. Mayor Inf Yusuf (1960 s.d. 1961)
  8. Mayor Inf Dana Dharsa (1961 s.d. 1962)
  9. Mayor Inf Moch. Yasin (1962 s.d. 1963)
  10. Mayor Inf Suwandi (1963 s.d. 1964)
  11. Kapten Inf Parikesit (1964 s.d. 1965)
  12. Mayor Inf Harsono Ismail (1965 s.d. 1967)
  13. Mayor Inf G. Soeroto (1967 s.d. 1968)
  14. Mayor Inf Moch. Asrori (1968 s.d. 1971)
  15. Letkol Inf R. A. S. Wahyu (1971 s.d. 1974)
  16. Mayor Inf Y. Soekarno (1974 s.d. 1975)
  17. Mayor Inf Soetomo D. M (1975 s.d. 1977)
  18. Mayor Inf S. Sukarno (1977 s.d. 1979)
  19. Kapten Inf Yakim Basuki (1979 s.d. 1980)
  20. Letkol Inf Poernomo (1980 s.d. 1982)
  21. Letkol Inf Yakin Basuki (1982 s.d. 1984)
  22. Letkol Inf Albiyadi (1984 s.d. 1986)
  23. Letkol Inf Muh. Said (1986 s.d. 1988)
  24. Mayor Inf Wiji Purwanto (1988 s.d. 1989)
  25. Letkol Inf Aryono M.D (1989 s.d. 1993)
  26. Letkol Inf Sarining Setyo Utomo (1993 s.d. 1994)
  27. Mayor Inf Moko Purwono (1994 s.d. 1995)
  28. Letkol Inf Azmyn Yusri Nasution (1995 s.d. 1996)⭐⭐⭐
  29. Letkol Inf Bambang Sugiharto (1996 s.d. 1998)⭐
  30. Letkol Inf Edy Nasution, S.Ip (1998 s.d. 2000)⭐
  31. Letkol Inf Syaiful Ilyas (2000 s.d. 2001)⭐
  32. Letkol Inf Herimi Suro Sugiarto (2001 s.d. 2003)⭐
  33. Letkol Inf Hendrianus (2003 s.d. 2005)
  34. Letkol Inf Lukmansyah (2005 s.d. 2007)⭐
  35. Letkol Inf Erwin Rustiawan (2007 s.d. 2009)
  36. Kolonel Inf I Wayan Sandi Susila, S.E., M.Si. (2009 s.d. 2011)
  37. Brigjen TNI Parwito (2011 s.d. 2012)⭐
  38. Kolonel Inf Anhar Permana, S.E. (2012 s.d. 2013)
  39. Kolonel Inf Nanang Thomas Taufan Wibisono, S.A.P. (2013 s.d. 2015)
  40. Letkol Inf Arynovian Hany Sampurno (2015 s.d. 2016)
  41. Letkol Inf Syafruddin (2016 s.d. 2018)
  42. Letkol Inf Toni Oki Priyono (2018 s.d 2020)
  43. Letkol Inf Jon Patar Hasudungan Banjarnahor, S.Ip. (2020 s.d 2022)
  44. Letkol Inf Aditya Wira Respati (2022 s.d Sekarang)

Referensi

Pranala luar