Rumah tanpa Jendela

film Indonesia tahun 2011
Revisi sejak 4 Desember 2022 03.12 oleh SarahJH07 (bicara | kontrib) (SarahJH07 memindahkan halaman Rumah Tanpa Jendela ke Rumah tanpa Jendela: penulisan "tanpa" seharusnya huruf kecil.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Rumah tanpa Jendela adalah film musikal Indonesia 2011 yang diangkat dari cerita pendek karya Asma Nadia berjudul Jendela Rara. Film ini disutradarai oleh Aditya Gumay dan diproduseri oleh Kak Seto serta dibintangi oleh Emir Mahira dan Dwi Tasya.

Rumah tanpa Jendela
Poster film
SutradaraAditya Gumay
Produser
Ditulis oleh
  • Aditya Gumay
  • Adenin Adlan
Pemeran
Penata musikAditya Gumay
Perusahaan
produksi
PT Smaradhana Pro
Sanggar Ananda
DistributorMNC Media (melalui Vision+ Originals)
Tanggal rilis
24 Februari 2011
Durasi100 menit
NegaraIndonesia
Penghargaan
Festival Film Indonesia 2011

Film ini dirilis di bioskop pada 24 Februari 2011.

Berkat kemampuan aktingnya di film ini, Emir Mahira yang kala itu berusia 14 tahun berhasil mendapatkan Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik di Festival Film Indonesia 2011. Hal ini mengulang kemenangan Albert Fakdawer yang berhasil memenangkan kategori yang sama di usia 13 tahun.

Sinopsis

sunting

Rara (Dwi Tasya) gadis kecil berusia 8 tahun, sangat ingin punya jendela di rumahnya yang kecil berdinding tripleks bekas di sebuah perkampungan kumuh tempat para pemulung tinggal di Menteng Pulo, Jakarta.

Si Mbok (Inggrid Widjanarko), neneknya Rara yang sakit-sakitan dan ayahnya, Raga (Raffi Ahmad) yang berjualan ikan hias dan tukang sol sepatu, tidak cukup punya uang untuk membuat atau membeli bahkan hanya selembar daun jendela dan kusennya saja. Rara juga punya Bude, yaitu Bude Asih.(Yuni Shara)

Bersama teman-temannya sesama anak pemulung, sebelum ngamen atau ngojek payung jika hari sedang hujan, Rara sekolah di tempat sederhana khusus untuk anak jalanan. Bu Alya (Varissa Camelia) satu-satunya pengajar sukarelawan disitu yang membimbing dan membina anak-anak pemulung tersebut.

Di tempat lain, di perumahan mewah kota Jakarta – adalah Aldo (Emir Mahira) anak lelaki berusia 11 tahun yang sedikit terbelakang, merindukan seorang teman di tengah keluarganya yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ia anak bungsu dari pengusaha sukses, Pak Syahri (Aswin Fabanyo) dan Nyonya Ratna (Alicia Djohar). Kehadiran Nek Aisyah (Aty Cancer Zein) – Ibu Pak Syahri menjadi penghiburan untuk Aldo. Nek Aisyah sangat menyayanginya.

Suatu hari, Aldo berkenalan dengan Rara yang saat itu tengah mengojek payung dan terserempet mobil Aldo. Sejak itu mereka menjadi akrab. Perkampungan kumuh tempat Rara tinggal terjadi kebakaran, sementara di rumah Aldo semua panik karena Aldo pergi dari rumah, kecewa dengan sikap kakaknya yang terang-terangan mengatakan merasa malu memiliki adik seperti dirinya.

Apa yang terjadi dengan hidup Rara selanjutnya ? Bagaimana persahabatannya dengan Aldo? Apakah Rara dapat mewujudkan mimpi memiliki jendela di rumahnya? Bagaimana juga dengan nasib Simbok dan Bude Asih?

Berbagai peristiwa yang mengejutkan dan menyentuh bergulir bersama kisah persahabatan Rara dan Aldo.[1]

Pemeran

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Laman Rumah Tanpa Jendela Diarsipkan 2013-01-04 di Wayback Machine., diakses pada 24 Desember 2010

Pranala luar

sunting