Ranjau darat di Ukraina
Ranjau darat di Ukraina adalah salah satu masalah
Penggunaan ranjau darat di Ukraina mendapat kecaman dari presiden Perjanjian Pelarangan Ranjau dan perwakilan kongres AS seperti Senator Patrick Leahy. Bahkan turut membuat organisasi seperti Kampanye Internasional untuk Melarang Ranjau Darat, peraih Nobel Perdamaian 1997, juga mengutuk penggunaan ranjau darat di Ukraina. Berikutnya, Ukraina menandatangani Traktat Pelarangan Ranjau pada 24 Februari 1999 dan menjadi negara pihak pada 1 Juni 2006.
Diperkirakan sekitar 62.000 mil2 di Ukraina terkontaminasi ranjau darat dan senjata lain yang belum meledak dan mencakup 10% dari lahan pertanian Ukraina, sehingga tidak memungkinkan untuk bertani dengan aman. Beberapa pihak saat ini sedang melakukan upaya penjinakan dan pembersihan ranjau darat yang sudah tertanam dan yang belum meledak. Pemerintah Ukraina memperkirakan sebanyak 5 juta lebih orang tinggal di daerah beresiko tersebut dan masih dibutuhkan sekitar 2 ribu orang untuk membersihkannya. [1]
Selama invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022, Palang Merah Internasional mengatakan bahwa salah satu rute evakuasi yang diusulkan oleh Rusia dipenuhi dengan ranjau darat. Menurut Human Rights Watch, pada Juni 2022, "Rusia adalah satu-satunya pihak dalam konflik yang diketahui telah menggunakan ranjau anti-personil yang dilarang, sedangkan Rusia dan Ukraina telah menggunakan ranjau anti-kendaraan." [2]
Pemerintah Amerika Serikat pun membantu menyediakan dana sebesar $ 89 juta untuk membantu membersihkan ranjau darat yang berada di sekitara Kyiv. Dana ini akan digunakan untuk membiayai tim penjinak ranjau dan membantu melatih serta melengkapi pasukan Ukraina yang bertugas memindahkan ranjau. [3]
Sejarah
Saat ini belum ditemukan informasi yang kredibel terkait pemerintah Ukraina yang menggunakan ranjau anti-personil dan melanggar Perjanjian Pelarangan Ranjau sejak 2014 hingga 2022.[4]
Tercacat bahwa selama 2014 hingga 2015, pasukan yang didukung Rusia di Ukraina timur menggunakan ranjau darat di Donetsk dan Luhansk dan lanjut di tahun-tahun berikutnya dan penggunaan ranjau anti-personil, ranjau anti-kendaraan, dan jebakan yang diaktifkan oleh korban.[5]
Ukraina menandatangani Traktat Pelarangan Ranjau pada 24 Februari 1999 dan menjadi negara pihak pada 1 Juni 2006.
Korban
Sejak April 2014, sebanyak lebih dari 1.000 warga sipil telah terbunuh atau terluka oleh ranjau dan sisa-sisa bahan peledak perang. Hal ini diperparah oleh aktivitas penanaman ranjau darat terus menerus yang menjadikan selama tiga tahun berturut-turut, Ukraina adalah negara dengan jumlah insiden ranjau anti-kendaraan tertinggi secara global. Ranjau darat terus menyebabkan kematian dan melukai pada anak-anak dan orang dewasa,[4]
Konsekuensi sosial
Efek sosial ekonomi
Upaya penjinakan
Pada 2018, sebanyak lebih dari 40 persen korban sipil yang disebabkan oleh ranjau darat dan bahaya ledakan di Ukraina timur. Menurut Koordinator Residen dan Kemanusiaan PBB, bahwa masih banyak ranjau darat di kedua sisi garis kontak, yang akhirnya menutup akses aman warga sipil ke lahan pertanian, rumah sakit, sekolah, dan tempat lainnya. Hal ini menjadikan Ukraina Timur sebagai daerah paling terkontaminasi ranjau darat di dunia. [4]
Parlemen Ukraina pada Desember 2018, mengadopsi Undang-undang Tindakan Ranjau, yang menentukan kebijakan dasar hukum, prinsip dan komponen utama kegiatan penghapusan ranjau di Ukraina timur. Terkait penggunaan ranjau darat dan jenis lainnya di wilayah Donetsk dan Luhansk, Angkatan bersenjata dan Dinas Keamanan Ukraina rutin menyita ranjau anti-personil termasuk juga ranjau arah MON-50, ranjau arah MON-90, ranjau ledak PMN-1 dan PMN-2, ranjau fragmentasi pembatas OZM-72, dan ranjau POM-2.[5]
Amerika Serikat mengumumkan akan membantu melatih warga Ukraina untuk operasi ranjau selama tahun-tahun ke depan dengan dana $89 juta. Operasi memberishkan ranjau ini diharapkan bisa dilakukan dengan cepat agar 10 juta warga Ukraina mengungsi dapat kembali ke rumah untuk memulai hidup mereka kembali. [6]
East Europe Foundation bekerjasama dengan pemerintah Ukraina untuk membuat program kesadaran publik bagi warga sipil untuk mengetahui cara menemukan senjata yang tidak meledak dan merancang aplikasi yang dapat melaporkan bahan peledak ke Layanan Darurat Negara Ukraina untuk kemudian dapat diambil tindakan. Setiap harinya sejak Februari, badan tersebut membuang kurang lebih 2.000 bahan peledak dan menghancurkan 200.000 persenjataan. HALO Trust memperkirakan akan memakan waktu tiga tahun dan biaya sebanyak $100 juta untuk menghilangkan ranjau di tiga wilayah di utara Kyiv saja.[6]
Selama invasi Rusia
Selama invasi di Ukraina tahun 2022, pasukan Rusia menggunakan ranjau darat yang menyebabkan korban sipil dan mengganggu produksi pangan. [2] Pasukan Rusia menggunakan tujuh jenis ranjau anti-personil di empat wilayah Ukraina: Donetsk, Kharkiv, Kyiv, dan Sumy. Hal ini adalah hal yang tidak umum di mana sebuah negara yang bukan pihak dalam Perjanjian Pelarangan Ranjau 1997 menggunakan senjata tersebut di wilayah salah satu pihak dalam perjanjian tersebut.
Rusia tidak bergabung dalam traktat tersebut, tetapi terikat oleh larangan dan pembatasan terhadap ranjau, jebakan, dan perangkat lain yang tertuang dalam Amandemen Protokol II Konvensi PBB tentang Senjata Konvensional (CCW), serta Protokol I Konvensi Jenewa dan hukum humaniter internasional. [5]
Rusia tercatat menggunakan tujuh jenis ranjau anti-personil dan enam jenis ranjau anti-kendaraan yang digunakan hingga Juni 2022 dalam perang di Ukraina. Sebagian besar ranjau darat yang ditanam dengan tangan, diidentifikasi berasal dari Soviet. Ranjau tersebut memiliki tanda produksi tahun 1970-an dan 1980-an, dan telah ditimbun oleh Ukraina dan Rusia. Sedangkan ranjau yang dikirim dari jarak jauh dan lebih modern, menunjukkan produksi tahun 2021.[5]
Adapun tipe ranjau yang digunakan Rusia selama invasi di Ukraina adalah sebagai berikut:[5]
Kategori | Desain | Asal | Tipe | Inisiasi | Digunakan di 2014-2015 |
---|---|---|---|---|---|
Anti-personil | MON-50 | USSR/Russia | Fragmentasi | Tripwire/command | Ya |
MON-100 | USSR/Russia | Fragmentasi | Tripwire/command | Ya | |
OZM-72 | USSR/Russia | Fragmentasi | Tripwire/command | Ya | |
PMN-4 | Russia | Ledakan | Tekanan | Ya | |
POM-2/ POM-2R | USSR/Russia | Fragmentasi | Tripwire/self-destruct | ||
POM-3 | Russia | Fragmentasi | Getaran | ||
Anti-kendaraan | PTKM-1R | Russia | Shaped-charge | Top-attack | |
PTM-1/PTM-1G | USSR/Russia | Ledakan | Tekanan/self-destruct | Ya | |
PTM-4M | Russia | Shaped-charge | Pengaruh magnetik | ||
TM-62M | USSR/Russia | Ledakan | Tekanan | Ya | |
TM-62P3 | USSR/Russia | Ledakan | Tekanan |
HALO Trust USA, sebuah organisasi yang menangani penjinakan ranjau di Ukraina sejak 2014, menyatakan bahwa sisa-sisa ledakan dari perang Rusia akan tetap ada selama beberapa dekade ke depannya.
Lihat juga
Tautan luar
Referensi
- ^ "Risky work of demining reclaimed ground in Ukraine is underway, but there's a long, dangerous path ahead". www.cbsnews.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ a b "Ukraine: Russian Landmine Use Endangers Civilians". Human Rights Watch. 15 June 2022.
- ^ Seligman, Lara. "U.S. announces $89 million to help Ukraine clear land mines". POLITICO (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ a b c "Eastern Ukraine one of the areas most contaminated by landmines in the world". OCHA (dalam bahasa Inggris). 2019-04-04. Diakses tanggal 2022-12-02.
- ^ a b c d e "Background Briefing on Landmine Use in Ukraine". Human Rights Watch (dalam bahasa Inggris). 2022-06-15. Diakses tanggal 2022-12-02.
- ^ a b Klain, Doug. "Russia Is Seeding Ukraine's Soil With Land Mines". Foreign Policy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-02.