Sanksi internasional selama invasi Ukraina oleh Rusia

Sanksi internasional selama invasi Rusia ke Ukraina 2022 adalah tindakan atau hukuman yang diberikan oleh negara-negara di dunia kepada Rusia karena peristiwa invasi rusia ke Ukraina 2022. Sanksi-sanksi internasional ini diberikan dalam rangka upaya menghentikan Rusia yang sedang menjalankan operasi militernya ke Ukraina.[1] Tindakan Rusia ini diprediksi akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global ke arah yang negatif. Banyaknya sanksi yang diberikan kepada Rusia berdampak cukup besar di negara ini, salah satunya resesi.[2] Suku bunga bank di Rusia mengalami kenaikan drastis demi mengurangi inflasi yang kemudian berpengaruh terhadap kehidupan warga negaranya.[2][3]

Sanksi yang diberikan

Amerika Serikat

Amerika Serikat mengeluarkan beberapa kebijakan-kebijakan baru yang merupakan bentuk dari sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina. Sanksi dari negara ini dibuat dengan tujuan memberikan dampak jangka panjang yang maksimal kepada Rusia dan meminimalisir dampak yang tidak diinginkan di Amerika Serikat dan sekutunya.[4] Presiden Joe Biden pada 24 Februari 2022 mengumumkan berbagai batasan-batasan yang bertujuan untuk memutus akses Rusia kepada produk asing seperti komputer, semikonduktor, sensor, dan laser, serta peralatan telekomunikasi.[4] Layanan operator seluler milik Rusia, Rostelecom dibatasi pemakaiannya di Amerika Serikat agar pasar negaranya tidak memberikan pendapatan kepada Rusia dari layanan tersebut.[1]

Kemudian, Amerika Serikat juga membekukan aset dua bank Rusia, Vnesheconombank (VEB) dan Promsvyazbank (PSB) dan membatasi anak perusahaannya yang jumlahnya mencapai 90 cabang di seluruh dunia.[1][5] Kedua lembaga keuangan itu mempunyai miliaran dollar AS sebagai aset mereka sehingga disebut dapat menopang ekonomi dan kekuatan militer di Rusia.[5] Amerika Serikat juga bekerja sama dengan sekutunya untuk melakukan pemblokiran akses kepada beberapa bank Rusia ke SWIFT agar menutup Rusia sistem keuangan global.[4] Pada 5 Maret 2022 akses pemerintah Rusia ke tabungan mereka di bank Amerika Serikat diblokir sehingga mereka akan sulit memenuhi kewajiban keuangannya kepada pemegang saham atau obligasi di Barat.[6]

Selain itu, diumumkan juga pada kebijakan tersebut bahwa Amerika Serikat juga membatasi ekspor teknologi canggih ke Rusia.[1] Bukan hanya teknologi dari Amerika Serikat, tetapi juga produk-produk yang dibuat di luar Amerika Serikat dengan menggunakan perangkat lunak, mesin, dan blueprints milih Amerika Serikat dilarang diekspor ke Rusia. Hal ini akan sangat mempengaruhi pasokan produk dari berbagai industri seperti pesawat terbang, avionik, telekomunikasi, maritim, komputer, dan mikroelektronika.[4]

Britania Raya

Sebelum pengeboman oleh Rusia ke Ukraina, Liz Truss yang merupakan Perdana Menteri Inggris telah memberikan peringatan bahwa Inggris akan memberikan Rusia sanksi berupa pemberhentian jual beli surat utang negara Rusia di London.[5] Setelah peristiwa pengeboman terjadi, Inggris membekukan aset beberapa bank paling besar di Rusia dan memblokir akses perusahaan-perusahaan milik Rusia untuk menjalankan bisnisnya di Inggris.[1] 10 November 2022 diketahui bahwa total aset milik Rusia yang dibekukan baik kepada individu, lembaga, dan oligarki mencapai 18 miliar GBP (Rp 321 triliun).[7]

Inggris melarang Rusia Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia untuk terbang di wilayan udara negaranya sehingga berlaku juga larangan untuk mendarat di bandara manapun di Inggris. Selain maskapai penerbangan nasional, jet-jet pribadi di Rusia juga mendapatkan larangan yang sama.[1] Kemudian negara ini juga melarang beberapa warga negara Rusia melakukan perjalanan masuk ke Inggris.[7]

Pada 29 Maret 2022, Menteri Luar Negeri Inggris bagian transportasi, Grant Shapps memberi informasi bahwa Badan Kejahatan Nasional Britania Raya menyita kapal pesiar milik Rusia, PHI yang sedang berlabuh dan akan berangkat di Canary Wharf. Tidak lama setelah badan kejahatan nasional mengidentifikasi pemilik kapal tersebut yang merupakan pengusaha Rusia, Grant Shapps memerintahkan penahanan dan dengan segera badan kejahatan nasional mengeluarkan surat penahanan.[8]

Banyaknya sanksi yang diberikan Inggris kepada Rusia, negara tersebut kemudian memberikan larangan kepada beberapa warga negara Inggris, terutama jurnalis, politisi dan pengusaha Inggris untuk masuk ke negaranya.[9]

Akses wilayah udara

Berikut daftar negara-negara yang menutup wilayah udara mereka dan melarang seluruh maskapai penerbangan Rusia dan jet pribadi Rusia melintasi wilayah udaranya per 29 Maret 2022:[10][11]

Tempat berlindung dari sanksi

Orang-orang penting di Rusia, banyak melarikan diri ke luar negeri untuk menyelamatkan diri mereka dari sanksi internasional. Mereka melarikan diri ke negara-negara yang umumnya netral dalam perang Rusia-Ukraina, seperti Uni Emirat Arab. Oligarki Rusia kebanyakan datang ke Dubai menggunakan jet pribadi dan kapal pesiar mereka untuk mengamankan harta benda mereka yang jika tidak diamankan, kemungkinan akan dibekukan oleh negara Barat.[27] Pembelian properti di Dubai oleh orang Rusia melonjak 67% dalam tiga bulan pertama tahun 2022.[28] Pengusaha-pengusaha di UEA mempekerjakan agen-agen berbahasa Rusia karena banyaknya permintaan yang masuk dari orang Rusia.[28]

Arab Saudi dan UEA sempat dianggap mendukung Rusia dan memberikan supply minyak ke negara tersebut karena pada Maret 2022 menolak telepon dari Amerika Serikat untuk mendiskusikan sanksi minyak ke Rusia.[29] Negara-negara Timur Tengah ini tidak merasa perlu mengecam tindakan Rusia karena tidak menguntungkan pihak mereka yang sedang bekerja sama dengan Rusia, sehingga justru akan semakin buruk dampaknya.[30]

Pada Juli 2022, UEA melakukan konsultasi intensif dengan Amerika Serikat mengenai sanksi yang targetnya merupakan individu-individu Rusia. Pada konsultasi tersebut, diketahui bahwa UEA tidak mau menyamaratakan seluruh orang Rusia karena bagi mereka, ada banyak individu yang masuk ke UEA hanya untuk berlindung dan dari perang yang tengah terjadi. Hal tersebut membuat negara Barat merasa UEA berpihak kepada Rusia dan tidak dapat dipertahankan. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mendapat laporan bahwa banyak individu Rusia yang memiliki hubungan dengan Putin mengamankan asetnya di UEA.[31][32]

Selain UEA, oligarki dan miliarder Rusia yang ingin menghindari sanksi juga memilih Maladewa sebagai tempat perlindungan. Setidaknya sembilan superyacht milik miliarder Rusia ada di sana pada pada awal Maret 2022.[32] Elit Rusia banyak melakukan penjualan aset mereka di Maladewa.[33]

Referensi

  1. ^ a b c d e f Media, Kompas Cyber (2022-03-05). "Daftar Sanksi yang Dijatuhkan kepada Rusia atas Invasi Ukraina, Apa Saja? Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  2. ^ a b detikFinance, Tim. "Rusia yang Kini Resesi Imbas Sanksi Internasional". detikjabar. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  3. ^ "Warga Rusia Mulai Rasakan Sanksi Internasional Pasca Putin Lancarkan Invasi ke Ukraina". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  4. ^ a b c d Swanson, Ana (2022-02-24). "U.S. announces sweeping restrictions on technological exports to Russia." The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  5. ^ a b c Indonesia, C. N. N. "Deret Negara Tampar Rusia dengan Sanksi Gara-gara Invasi Ukraina". internasional. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  6. ^ "AS, Inggris dan Uni Eropa Umumkan Sanksi Baru Terhadap Rusia – DW – 06.04.2022". dw.com. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  7. ^ a b Sekarwati, Suci (2022-11-10). "Inggris Total Bekukan Rp 300 Triliun Aset Rusia". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-04. 
  8. ^ "£38 million superyacht Phi detained in Canary Wharf - National Crime Agency". web.archive.org. 2022-03-29. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  9. ^ Liputan6.com (2022-08-02). "Terus Dijatuhi Sanksi, Rusia Larang Masuk 39 Warga Inggris". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-12-04. 
  10. ^ "Unfriendly skies". Reuters. Diakses tanggal 6 March 2022. 
  11. ^ "North Macedonia, Kosovo, Albania join sanctions on Russia, Montenegro announces them". Europeanwesternbalkans.com. 28 February 2022. Diakses tanggal 24 March 2022. 
  12. ^ "Anguilla". 
  13. ^ "Aruba". 
  14. ^ "Bermuda". 
  15. ^ "Bonaire". 
  16. ^ "British Virgin Islands". 
  17. ^ "Cayman Islands". 
  18. ^ "Faroe Islands". 
  19. ^ "Gibraltar". 
  20. ^ "A0102/22". Metar-Taf.com. 
  21. ^ "Montserrat". 
  22. ^ "Saba". 
  23. ^ "St. Helena". 
  24. ^ "Sint Eustatius". 
  25. ^ "Sint Maarten". 
  26. ^ "Turks and Caicos Islands". 
  27. ^ Vlamis, Kelsey. "Russian oligarchs are escaping sanctions by taking their private jets and yachts to places like Dubai and the Maldives". Business Insider (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-06. 
  28. ^ a b "Wealthy Russians flee to Dubai to avoid sanctions". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2022-05-04. Diakses tanggal 2022-12-06. 
  29. ^ Sorongan, Tommy Patrio. "Saudi-UEA Tolak Telepon AS Soal Sanksi Minyak Rusia, Ada Apa?". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-06. 
  30. ^ Indonesia, C. N. N. "Rusia Invasi Ukraina, Kenapa Negara-negara Arab Masih Membisu? - Halaman 3". internasional. Diakses tanggal 2022-12-06. 
  31. ^ Irish, John (2022-07-15). "UAE defends stance on Russian individuals, talking to U.S." Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-06. 
  32. ^ a b Sorongan, Tommy Patrio. "Kisruh AS Vs Arab Saudi Kian Panas, Rusia Bisa 'Diuntungkan'". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-12-06. 
  33. ^ Vlamis, Kelsey. "Russian oligarchs are escaping sanctions by taking their private jets and yachts to places like Dubai and the Maldives". Business Insider (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-06.